Seberapa Optimis Generasi Muda Akan Indonesia Maju 2023?

Seberapa Optimis Generasi Muda Akan Indonesia Maju 2023?
info gambar utama

Ungkapan “Pemuda adalah generasi penerus dan garda perubahan bangsa” bukanlah isapan jempol belaka. Pemuda pemudi atau generasi muda Indonesia memegang penuh kontrol akan masa depan bangsa kita, Indonesia nantinya. Masa depan yang cerah dapat diperoleh dengan gerakan nyata serta optimisme.

Optimisme merupakan sikap atau mental yang membentuk rasa percaya diri, harapan dan ketangguhan. Kawan GNFI, pada tahun 2022 Good News From Indonesia telah mengadakan survei terhadap kurang lebih 3000 responden yang berada di kota Yogyakarta, Solo dan sekitarnya.

Hasilnya sebanyak 83% responden pesimis bahwa Indonesia dapat maju menggejar ketertinggalannya dari negara-negara lainnya. Lantas, bagaimana dengan tahun 2023 ini? Apakah generasi muda Indonesia lebih optimis atau justru sebaliknya?

Bekerja sama dengan Lembaga Survei Populix, Good News From Indonesia (GNFI) mengadakan sebuah survei yang bertema “Index Optimisme Indonesia 2023”. Survei tersebut dilakukan dari tanggal 10-17 Oktober 2023, dengan jumlah responden 1.289 orang.

Responden tersebut tersebar di seluruh penjuru Indonesia dengan Jawa sebagai pulau dengan responden paling banyak sebesar 61% atau sebanyak 784 orang responden.

Survei tersebut diikuti oleh dua generasi yaitu generasi Y dan generasi Z. Lebih rincinya, Generasi Y atau yang berusia 24-20 tahun berjumlah 58% responden, sementara Generasi Z atau yang berusia 17-24 tahun berjumlah 42% responden.

Survei tersebut mengukur lima dimensi utama dan 2 indikator tambahan. Lima dimensi utama tersebut antara lain: Pendidikan dan Kebudayaan, Kebutuhan Dasar, Ekonomi dan Kesehatan, Kehidupan Sosial, serta Politik dan Hukum. Sementara, dikarenakan tahun 2024 ini merupakan tahun politik maka terdapat indikator tambahan, yaitu Lingkungan dan Pemilu.

Berdasarkan hasil survey Indeks Optimisme generasi muda Indonesia yang paling tinggi berada pada aspek Pendidikan & Kebudayaan yaitu sebesar 8,55, sementara Politik dan Hukum menjadi posisi paling rendah yaitu sebesar 5,72. Hal ini perlu menjadi perhatian, terutama pada unsur “berkurangnya korupsi di masa depan”.

Meskipun pada aspek pemilu, generasi muda optimis dapat ikut berpartisipasi. Namun masih ada keraguan terkait kinerja penyelenggara pemilu, transparansi pemilu, dan apakah pemilu akan berlangsung secara demokratis.

Kemudian dari dimensi Dimensi Pendidikan dan Kebudayaan yang memiliki skor indeks tertinggi adalah “Kuliner” Indonesia bisa diterima di dunia sementara yang terendah adalah “mampu berkontribusi pada pengembangan IPTEK”, meski secara skor masih di atas 8,00 poin dan tergolong optimis.

Dimensi kedua Kebutuhan Dasar, generasi muda cenderung lebih optimis dapat memenuhi kebutuhan sandang, papan, dan kebutuhan gizi pada pasangan serta anak, dibandingkan pemenuhan gizi seimbang pada diri sendiri. Sementara, dari dimensi ekonomi, mahasiswa dan responden yang belum bekerja memiliki tingkat optimisme rendah untuk bisa terserap di dunia kerja. Dari dimensi kehidupan sosial, generasi muda pesimis dengan etika bermedia sosial akan semakin baik di masa depan.

“Selain itu yang perlu menjadi perhatian, generasi muda di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampapua) tingkat optimismenya lebih rendah dibandingkan wilayah lainnya, terutama pada dimensi Ekonomi & Kesehatan, dan Kehidupan Sosial,” ujar Co-Founder & CEO Populix, Dr. Timothy Arvandu.

Permasalahan utama Indonesia menurut responden adalah KKN yang kerap terjadi di berbagai sektor dari level tinggi hingga rendah. Berikutnya adalah permasalahan ekonomi, diantaranya ketidakstabilan harga pangan, rendahnya penghasilan dibandingkan laju inflasi, serta beban hutang negara yang semakin tinggi. Di posisi ketiga adalah permasalahan hukum, yaitu penegakan hukum yang dipersepsikan tidak adil dan ada keberpihakan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SF
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini