Survei Optimisme Indonesia 2023: Bagaimana Generasi Muda Memandang Masa Depan Bangsa?

Survei Optimisme Indonesia 2023: Bagaimana Generasi Muda Memandang Masa Depan Bangsa?
info gambar utama

Pada tanggal 24 November 2023, GNFI melakukan Peluncuran Survei Optimisme Generasi Muda 2023. Acara dibuka dengan sambutan Akhyari Hananto sekali Pendiri sekaligus Pimpinan Redaksi GNFI. Kemudian dilakukan acara inti, yaitu pemaparan hasil survei yang disampaikan oleh Timothy Astandu selaku co-founder serta CEO Populix.

Seperti judulnya, pelaksanaan survey ini secara khusus ditujukan untuk mengukur tingkat optimisme generasi muda terhadap masa depan indonesia. Aspek-aspek yang diukur dalam survei ini meliputi 5 hal: Pendidikan dan Kebudayaan, Kebutuhan Dasar, Ekonomi dan Kesehatan, Kehidupan Sosial, serta Politik dan Hukum.

Pada tahun 2023, survei ini dilaksanakan pada tanggal 10—17 Oktober 2023 dan berhasil mengumpulkan 1289 responden, dengan 52% responden perempuan dan 48% responden laki-laki. Kriteria partisipan pada survei ini adalah warga negara Indonesia berusia 17-40 tahun.

Sebanyak 24% (313) responden berasal dari pulau Sumatera, 3% (55) responden berasal dari pulau Kalimantan, 7% (93) berasal dari pulau Sulawesi dan Papua, 4% (44) berasal dari pulau Bali dan Nusa Tenggara, sedangkan yang paling banyak dengan 61% (784) responden berasal dari pulau Jawa.

Hasil Survei Optimisme Generasi Muda Indonesia 2023 menunjukan bahwa rata-rata indeks optimisme Indonesia sebesar 7,77 (dari skala 10), dengan rincian: dimensi Kebutuhan Dasar sebesar 8,38; dimensi Ekonomi dan Kesehatan sebesar 8,31; dimensi Pendidikan dan Kebudayaan sebesar 8,55; dimensi Kehidupan Sosial sebesar 7,87; serta dimensi Politik dan Hukum sebesar 5,72.

Sebagai perbandingan, indeks optimisme Indonesia tahun 2023 mengalami peningkatan daripada tahun sebelumnya, yaitu tahun 2022 dan 2021 yang sama-sama berada di angka 7,2.

Pada dimensi Kebutuhan Dasar, responden lebih optimis untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang pada pasangan (8,22) dan anak (8,60) daripada pada dirinya sendiri (8,14). Selain itu, responden juga lebih optimis dalam memenuhi sandang yang layak (8,68) daripada memenuhi papan yang layak (8,27).

Pada dimensi Ekonomi dan Kesehatan, responden cukup optimis terhadap akses kesehatan yang layak (8,50). Sedangkan untuk responden mahasiswa atau yang belum bekerja, mereka memiliki tingkat optimisme yang lebih rendah terhadap keterserapan tenaga di dunia kerja (8,05).

Pada dimensi Pendidikan dan Kebudayaan, responden memiliki tingkat optimisme paling tinggi bahwa kuliner Indonesia bisa diterima dunia (9,04). Sedangkan optimisme paling rendah yaitu pada bagian kesiapan mereka dalam memberikan kontribusi pada pengembangan IPTEK (8.01).

Pada dimensi Kehidupan Sosial, tingkat optimisme tertinggi terdapat pada poin “memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang” dengan angka 8,48. Sedangkan optimisme paling rendah dirasakan responden pada poin “etika bermedia sosial yang semakin baik” dengan angka 6,97.

Terakhir, pada dimensi Politik dan Hukum, responden cenderung kurang optimis pada berkurangnya korupsi di Indonesia (5,43). Selain itu, meskipun angka ini masih sangat kurang dibandingkan dimensi yang lain, indeks pada dimensi politik paling besar terjadi pada poin “penegakan hukum yang adil” dengan angka 5,88.

Selain pada kelima dimensi di atas, survei ini juga mengambil survei pada aspek tambahan yaitu Aspek Lingkungan dan Aspek Pemilu. Pada aspek Lingkungan, generasi muda memandang bahwa di masa depan, kerusakan lingkungan dapat dicegah, yaitu dengan indeks 7,23.

Sedangkan pada Aspek Pemilu, generasi muda cenderung optimis meskipun masih terdapat keraguan, yaitu dengan indeks 7.

Selain pada dimensi-dimensi di atas, survei ini juga menunjukan hasil terhadap permasalahan utama yang terjadi di Indonesia. Menurut persepsi responden, permasalahan utama di Indonesia adalah korupsi kolusi nepotisme (KKN) dengan persentase 44%. Diikuti oleh masalah ekonomi (16%), hukum (13%), kesenjangan sosial (11%), dan lain-lain.

Generasi muda memegang peran vital sebagai generasi penerus bangsa. Dengan adanya survei yang mengukur optimisme generasi Indonesia ini, harapannya dapat menjadi acuan bagi banyak pihak agar melakukan perbaikan-perbaikan ke arah yang lebih baik.

Sebab menyiapkan generasi muda yang berkualitas merupakan investasi yang harus dilakukan oleh negara demi terciptanya negara Indonesia yang maju dan sejahtera.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DK
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini