Self-concept pada Remaja : Ternyata Peran Orang Tua Sangat Penting!

Self-concept pada Remaja : Ternyata Peran Orang Tua Sangat Penting!
info gambar utama

Apakah kamu pernah mendengar istilah konsep diri dan apa kaitannya dengan diri kita? Mungkin istilah konsep diri masih terdengar asing di beberapa telinga. Namun, sebenarnya konsep diri adalah hal secara tidak sadar kita bicarakan tentang diri kita.

Menurut Wood (2013) Konsep diri merupakan proses multidimensi dari internalisasi dan tindakan seorang individu menurut perspektif sosial yang muncul dalam komunikasi dengan orang lain. Mudahnya, konsep diri adalah cara kita melihat diri sendiri. Konsep diri bersifat tidak statis artinya dapat terus berubah dan terus berkembang sepanjang hidup melalui proses komunikasi. Konsep diri akan terbentuk dari mulai anak-anak hingga kita beranjak dewasa.

Pada dasarnya, setiap dari kita dilahirkan tanpa memilki konsep diri dan tidak mengetahui diri sendiri secara utuh. Lalu, dari mana datangnya konsep diri itu?

Konsep diri lahir dari dua perspektif yaitu perspektif orang terdekat dan perspektif orang umum. Perspektif orang terdekat berisi orang-orang yang memiliki pengaruh besar terhadap diri kita seperti orang tua, sahabat, pasangan atau saudara. Sedangkan, perspektif orang umum merupakan pandangan masyarakat secara luas.

Mengapa kita harus memiliki konsep diri?

Baik atau buruknya sebuah konsep diri akan memengaruhi pada diri seseorang begitupun pada diri remaja. Menurut William H. Fitts (1971) konsep diri adalah kerangka acuan (frame of reference) dalam berinteraksi dengan lingkungan Konsep diri yang buruk akan berdampak pada tingkat kepercayaan diri seseorang, perasaan takut gagal, merasa bahwa dirinya bodoh dan pesimis. Itulah mengapa pembentukan konsep diri menjadi penting bagi remaja.

Seperti penjelasan diatas bahwa konsep diri lahir dari lingkungan terdekat seperti orang tua hingga lingkup pertemanan. Maka, lingkungan keluarga dan pertemanan menjadi faktor penting dalam pembentukan konsep diri, ya. Lalu, lingkungan seperti apa yang mendukung pembentukan konsep diri kita? Berikut penjelasnnya.

a. Lingkungan keluarga

Sebuah keluarga
info gambar

Hubungan kita dengan orang tua adalah hubungan pertama yang kita jalin. Orang tua menjadi faktor penting dalam pembentukan konsep diri. Menurut Hurlock, (1998) mengemukakan bahwa terdapat tiga bentuk pola asuh orang tua yang biasanya diterapkan yaitu pola asuh otoriter, pola asuh demokratis, dan pola asuh permisif. Pola asuh otoriter adalah cara mengasuh anak dengan menentukan sendiri aturan atau batasan yang mutlak dan harus ditaati oleh anak tanpa kompromi.

Kedua, pola asuh demokratis merupakan cara mengasuh anak dimana orang tua menetapkan peraturan dengan mempertimbangkan keadaan dan kebutuhan anak sehingga dapat menghargai kebebasan anak. Sedangkan, pola asuh permisif adalah pola asuh dimana orang tua membiarkan anak mencari dan menentukan sendiri apa yang diinginkannya.

Ketiga pola asuh tersebut akan berdampak pada pembentukan konsep diri remaja nantinya. Orang tua sebaiknya bijak dalam memilih pola asuh seperti apa yang akan diterapkan pada anak.

b. Lingkungan pertemanan

Pertemanan
info gambar

Tak hanya pengaruh pola asuh yang diterapkan orang tua, lingkungan pertemanan juga dapat berdampak pada pembentukan konsep diri remaja. Lingkungan pertemanan yang suportif sangat penting untuk memenuhi kebutuhan sosial.

Seberapa penting konsep diri itu ?

Konsep diri dapat berdampak pada capaian prestasi, kemampuan komunikasi dengan orang lain hingga kematangan karier pada remaja.

Ternyata salah satu faktor yang memengaruhi prestasi belajar pada remaja adalah faktor konsep diri. Konsep diri yang positif akan memotivasi remaja untuk belajar secara mandiri dan kreatif. Hal tersebut dikarenakan keberhasilan seorang pelajar bukan hanya ditentukan oleh kemampuan intelektual, tapi juga segi afektif terutama konsep diri. Adanya masalah pada pembentukan konsep diri remaja dapat menyebabkan rendahnya minat belajar.

Namun, perlu diperhatikan bahwa tidak hanya faktor konsep diri yang dapat memengaruhi capaian prestasi remaja. Banyak faktor lain yang juga berpengaruh, seperti : faktor kecerdasan, faktor bakat, faktor minat dan perhatian, faktor cara belajar dan faktor sekolah. Maka dari itu lingkungan keluarga maupun pertemanan juga menjadi faktor penting.

Aspek lain yang dipengaruhi akibat pembentukan konsep diri adalah kematangan karier. Kematangan karier merupakan sebuah paham dimana individu memiliki kemampuan dan kapasitas untuk membuat suatu pilihan karier yang stabil dan realistis, serta menyelesaikan tugas-tugas perkembangan terkait dengan karier dengan menyadari hal-hal yang dibutuhkan dalam membuat suatu keputusan karier.

Maka dari itu, seorang remaja khususnya remaja akhir menuju dewasa yang memiliki konsep diri positif dapat memaksimalkan kematangan karier menuju dunia pekerjaan yang akan dijalani oleh mereka.

Konsep diri yang positif juga dapat berpengaruh pada keefektifan komunikasi interpersonal remaja. Komunikasi interpersonal dapat diartikan sebagai komunikasi antarpribadi. Sebuah penelitian menunjukan bahwa konsep diri secara signifikan mempengaruhi keefektifan komunikasi interpersonal. Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat konsep diri, maka semakin tinggi pula tinggi pula tingkat efektivitas komunikasi interpersonal.

Itulah mengapa, konsep diri yang positif menjadi krusial untuk dimiliki remaja. Karena, dapat berpengaruh pada aktivitas akademik hingga persiapan menuju dunia kerja. Perhatikan lingkungan terdekatmu terutama ketika kamu memilih siapa yang akan menjadi temanmu.

Sumber referensi:

  • Dewi, F. N. R. (2021). Konsep Diri pada Masa Remaja Akhir dalam Kematangan Karir Siswa. KONSELING EDUKASI “Journal of Guidance and Counseling,” 5(1). https://doi.org/10.21043/konseling.v5i1.9746
  • Adiningtiyas, S. W., & Ompusunggu, M. F. (2018). HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA. KOPASTA: Jurnal Program Studi Bimbingan Konseling, 5(1). https://doi.org/10.33373/kop.v5i1.1448
  • Saputro, Y. A., & Sugiarti, R. (2021). Pengaruh Dukungan sosial teman sebaya dan Konsep Diri terhadap Penyesuaian Diri pada Siswa SMA Kelas X. PHILANTHROPY: Journal of Psychology, 5(1), 59. https://doi.org/10.26623/philanthropy.v5i1.3270
  • Hendri, H. (2019). Peran Pola Asuh Orang Tua Terhadap Pembentukan Konsep Diri Pada Anak. At-Taujih : Bimbingan Dan Konseling Islam, 2(2), 56. https://doi.org/10.22373/taujih.v2i2.6528
  • Yulikhah, S., Bukhori, B., & Murtadho, A. (2019). Self concept, self efficacy, and interpersonal communication effectiveness of student. Psikohumaniora, 4(1), 65–76. https://doi.org/10.21580/pjpp.v4i1.3196
  • Wood, Julia T. (2013). Teori dan Praktik (Komunikasi dalam Kehidupan Kita) Ed. 6. Jakarta: Salemba Humanika.
  • Hurlock, E.B. (1998). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. (terjemahan). Jakata : Erlangga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SJ
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini