Hasil Survei Optimisme Generasi Muda Indonesia 2023, Meningkat atau Menurun?

Hasil Survei Optimisme Generasi Muda Indonesia 2023, Meningkat atau Menurun?
info gambar utama

Kawan GNFI pasti sudah tidak asing lagi dengan survei Indeks Optimisme. Survei ini telah dilaksanakan sejak tahun 2018 oleh Good News From Indonesia (GNFI). Tahun ini, mereka bekerja sama dengan Lembaga Survei Populix, loh!

Peluncuran hasil Survei Optimisme Generasi Muda Indonesia 2023 sendiri telah dilaksanakan pada 14 November 2023 yang menghadirkan empat narasumber, yakni Rinaldi Nur Ibrahim (Founder Youth Ranger Indonesia), Ilham Saputra (Komisioner KPU Periode 2017-2022), Devie Rahmawati (Pengamat Sosial), dan Timothy Astandu (Co-Founder & CEO Populix).

Selain itu, juga terdapat Vivie Zabkie dan Kanz Zalmay sebagai moderator, serta penampilan spesial dari Lima Pandawa (Top 10 Indonesia Got Talent). Peluncuran ini dilaksanakan secara hybrid, yakni offline di kota Jakarta dan online melalui zoom meeting.

Survei Optimisme Generasi Muda Indonesia tahun 2023 ini dilaksanakan pada 10-17 Oktober 2023 yang mana melibatkan kurang lebih 1.280 responden yang berusia 17-40 tahun. Diharapkan, survei ini dapat menginspirasi upaya-upaya menghidupkan optimisme terhadap Indonesia dan menjadi rujukan dalam pengembarangan kebijakan pemerintah.

Indeks optimisme telah disusun dengan 5 dimensi utama, yang meliputi: Pendidikan dan Kebudayaan, Kebutuhan Dasar, Ekonomi dan Kesehatan, Kehidupan Sosial, Politik dan Hukum. Lalu pada tahun ini dilengkapi dengan dimensi tambahan, yaitu Lingkungan dan Pemilu yang sedang banyak menjadi perhatian umum di tahun 2023.

Indeks Optimisme Indonesia Tahun 2023 mencapai angka 7,77 dengan skala 10. Dimensi dengan indeks tertinggi diraih oleh Pendidikan dan Kebudayaan, sementara indeks terendah diraih oleh Politik dan Hukum. Indeks Optimisme Tahun 2023 menurut Profil Demografi, yakni menurut jenis kelamin, perempuan cenderung lebih optimis pada aspek Pendidikan dan kebudayaan, serta kehidupan sosial.

Menurut usia, Gen Z terlihat lebih optimis pada aspek ekonomi dan kesehatan, serta pendidikan dan kebudayaan. Sedangkan Milenial lebih optimis pada aspek kebutuhan dasar. Menurut Wilayah, publik di Wilayah Sulawesi, Maluku, Papua (Sulampapua), tingkat optimismenya lebih rendah dibandingkan wilayah lainnya, terutama pada aspek ekonomi dan Kesehatan, serta kehidupan sosial.

Jika ditelaah satu persatu, maka pertama ada dimensi 1: Kebutuhan Dasar dengan angka mencapai 8,38. Pada dimensi Kebutuhan Dasar ini, para responden cenderung lebih optimis dapat memenuhi kebutuhan sandang, papa, dan kebutuhan gizi pada pasangan serta anak, dibandingkan pemenuhan gizi seimbang pada diri sendiri.

Selanjutnya, ada dimensi 2: Ekonomi dan Kesehatan dengan angka mencapai 8,31. Pada dimensi Ekonomi dan Kesehatan ini, para responden cenderung lebih optimis bisa mendapatkan akses layanan kesehatan yang layak. Namun bagi mahasiswa dan responden yang belum kerja, memiliki tingkat optimisme yang lebih rendah untuk bisa terserap di dunia kerja.

Lalu, ada dimensi 3: Pendidikan dan Kebudayaan dengan angka mencapai 8,55. Pada dimensi Pendidikan dan Kebudayaan ini, unsur yang memiliki skor tertinggi, yakni “kuliner Indonesia bisa diterima dunia”. Sementara yang terendah ada pada unsur “mampu berkontribusi pada pengembangan IPTEK”. Meski demikian, secara skor masih di atas 8,00 poin yang mana berarti tergolong optimis.

Kemudian, ada dimensi 4: Kehidupan Sosial dengan angka mencapai 7,87. Pada dimensi Kehidupan Sosial ini, unsur yang memiliki skor tertinggi, yakni “memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang”. Sementara respoenden cenderung pesimis dengan unsur “etika bermedia sosial akan semakin baik”.

Terakhir, ada dimensi 5: Politik dan Hukum dengan angka mencapai 5,72. Pada dimensi Politik dan Hukum ini, para responden nampak pesimis yang membuat dimensi ini menjadi dimensi dengan skor indeks terendah, terutama pada unsur, “Berkurangnya korupsi di masa depan” yang hanya mencapai 5,43.

Tidak lupa di tahun 2023 terdapat Aspek Tambahan (Tematik), yakni dimensi Lingkungan dan Pemilu. Pada dimensi Lingkungan terutama yang berkaitan dengan pencegahan kerusakan lingkungan dapat dicegah di masa depan, adalah sebesar 7,23. Jika dibandingkan dengan dimensi lainnya, termasuk dalam 3 terendah.

Sedangkan pada dimensi Pemilu, meski pada aspek politik public cenderung pesimis, tetapi pada aspek Pemilu masih cukup optimis (indeks: 7,00). Unsur dengan skor tertinggi adalah “memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi”, sementara yang terendah adalah “kinerja penyelenggara Pemilu”.

Dari 5 dimensi utama dan 2 aspek dimensi tambahan, ditemukan permasalahan utama Indonesia menurut responden adalah Korupsi Kolusi Nepotisme yang kerap terjadi di berbagai sektor dari level tertinggi hingga terendah.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini