Konten Pornografi yang Mendasari Perilaku Seksual Pada Remaja

Konten Pornografi yang Mendasari Perilaku Seksual Pada Remaja
info gambar utama

Manusia memiliki tahapan dan perkembangan mulai dari kandungan atau persalinan, masa anak-anak, remaja, dewasa, hingga masa tua. Perubahan ini dapat ditandai dengan berubahnya fisik, kemampuan berpikir, motorik, emosi, sosial. Salah satunya pertumbuhan fisik yang mempengaruhi perkembangan kehidupan seksual paling menonjol dialami pada masa remaja.

Masa di mana seseorang mulai mencari identitas dirinya yang disebabkan karena perubahan-perubahan tersebut. Remaja yang kebingungan menghadapi perubahan tersebut mulailah mencoba mencari informasi atau sesuatu hal yang baru. Seringkali para remaja terperosok kedalam hal-hal negatif yang didapat dari penelusuran di media sosial, internet atau buku-bacaan, misalnya konten pornografi yang dapat diakses secara mudah.

Menurut laporan Direktorat Pengendalian Aplikasi Informatika Ditjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo (dikutip oleh Muhamad, 2023) video pornografi paling banyak berasal dari internet yaitu sejumlah 1,21 juta video yang beredar. Ditemukan juga melalui media sosial sejumlah 737,7 ribu video. Selain itu, terdapat juga dari file sharing sejumlah 2.075 video.

Sejak bulan Juli, sudah ada video pornografi yang telah diblokir yaitu sejumlah 60.791. Hal ini menunjukan bahwa penyebaran video pornografi di internet bebas diakses oleh siapapun dan susah dibatasi penyebarannya. Remaja yang masih labil susah memilah konten-konten negatif dan mudah terbawa arus.

Kenyataan itu mempengaruhi perilaku seksual yang menyimpang. Apalagi ditambah pengaruh lingkungan yang dominan dengan pornografi.

Terdapat hal lain juga dalam internet atau media sosial seperti munculnya iklan yang tidak pantas ditampilkan karena mengundang hasrat remaja yang melihatnya, serta banyaknya yang berbicara secara terang-terangan tentang video pornografi di media sosial (Daryanti & Nurmawati, 2023).

Sebuah penelitian yang dilakukan Indrijati (dikutip oleh Rohmadini et al., 2020) terhadap anak remaja yang memiliki rentan usia 12-19 tahun menunjukan bahwa tingginya penggunaan internet pada remaja mempengaruhi tingginya perilaku seksual sebelum pernikahan begitupun sebaliknya, yakni frekuensi penggunaan internet tinggi >4 jam dan frekuensi penggunaan internet rendah, yaitu 0-1 jam.

Perilaku seksual dikalangan remaja bukan hanya pornografi saja tetapi ada hal lainnya seperti anak remaja berpacaran yang mereka lakukan dengan pasangannya adalah berpegangan tangan, mencium bibir pasangan, mencium pipi, melakukan petting dan meraba pasangan untung merangsangnya (Putra et al dikutip oleh Yulianto, 2020).

Penyebab anak remaja yang bebas mengakses video pornografi atau melakukan perilaku seksual selain pornografi karena adanya dorongan dalam mengikuti perkembangan zaman, faktor teman sebaya maupun lingkungan, akses internet atau media sosial secara bebas, adanya tekanan psikologis yang dialami remaja karena keluarganya, kurangnya pengawasan dari orang tua, dan lemahnya pertahanan diri sehingga anak remaja mudah sekali terbawa suatu hal yang menyimpang (Afriliani et al., 2023).

Hal itu akan memiliki dampak negatif seperti sulit berkonsentrasi dalam kegiatan yang sedang dikerjakan, adanya perilaku seksual yang dilakukan kepada orang lain dan terbentuknya sikap negatif (Haidar & Apsari, 2020).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pornografi dan perilaku seksual lainnya banyak dialami anak remaja, bukan hanya berasal dari individu itu sendiri tetapi banyak penyebab lain yang dapat membawa remaja dalam perilaku seksual. Kemudian penggunaan internet atau media sosial dik alangan remaja harus dibatasi atau diawasi oleh orang tua, agar remaja tidak menyalahgunakan internet ataupun media sosial.

Mereka harus bijak dalam menggunakan internet atau media sosial dan bertanggung jawab atas hal yang mereka akses. Remaja juga diberikan masukan atau nasihat tentang pornografi agar tidak menjadi kecanduan.

DAFTAR PUSTAKA

  • Afriliani, C., Azzura, N. A., & Sembiring, J. R. B. (2023). Faktor penyebab dan dampak dari kecanduan pornografi di kalangan anak remaja terhadap kehidupan sosialnya. Harmony: Jurnal Pembelajaran IPS Dan PKN , 8(1), 7–14.
  • Daryanti, & Nurmawati. (2023). Persepsi remaja terhadap konten pornografi di media sosial youtube . Jurnal Mahasiswa BK An-Nur : Berbeda, Bermakna, Mulia, 9(1), 301–308.
  • Haidar, G., & Apsari, N. C. (2020). Pornografi pada kalangan remaja . Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, 7(1), 136–143.
  • Muhamad, N. (2023, September 19). Kominfo blokir 1,9 juta konten pornografi di internet RI, terbanyak dari website. Databoks. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/09/19/kominfo-blokir-19-juta-konten-pornografi-di-internet-ri-terbanyak-dari-website
  • Rohmadini, A. F., Setia, M. E. T., Khansa, N., & Yulianto, A. (2020). Perbedaan perilaku seksual pranikahPantara remaja pengguna internet tinggi dan remaja pengguna internet rendah di Tangerang Selatan. Prosiding E-Conference Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara 2020, 593–599.
  • Yulianto, A. (2020). Pengujian psikometri skala guttman untuk mengukur perilaku seksual pada remaja berpacaran. Media Ilmiah Psikologi, 18(1), 38–48.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

BY
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini