Survei Indeks Optimisme: Menuju Indonesia Maju

Survei Indeks Optimisme: Menuju Indonesia Maju
info gambar utama

Optimisme adalah paham (keyakinan) atas segala sesuatu dari segi yang baik dan menyenangkan; sikap selalu mempunyai harapan baik dalam segala hal (KBBI VI Daring, 2016). Sejak tahun 2018, Good News from Indonesia (GNFI) telah secara rutin menyelenggarakan Survei Indeks Optimisme, bekerja sama dengan Lembaga Survei Populix pada tahun ini.

Tujuan survei ini adalah mengukur tingkat optimisme generasi muda terhadap masa depan Indonesia dalam berbagai aspek. Harapannya, hasil survei ini dapat menjadi sumber inspirasi untuk membangkitkan semangat optimisme terhadap Indonesia dan menjadi acuan dalam merumuskan kebijakan oleh pemerintah, korporasi, serta lembaga masyarakat lainnya.

Indeks optimisme dibentuk dengan menggunakan lima dimensi utama, mencakup Pendidikan dan Kebudayaan, Kebutuhan Dasar, Ekonomi dan Kesehatan, Kehidupan Sosial, Politik dan Hukum. Tahun ini, survei ini juga memperkaya dimensinya dengan menambahkan fokus pada Lingkungan dan Pemilu, sesuai dengan perhatian yang sedang tinggi di tahun 2023.

Responden tersebar di berbagai wilayah, dengan rincian sebagai berikut: Sumatra mencakup 24% dari total responden, dengan jumlah indikator survei sebanyak 313; Kalimantan menyumbang 3% dari total responden, dengan jumlah indikator survei sebanyak 55; Jawa mencakup 61% dari total responden, dengan jumlah indikator survei sebanyak 784; Sulampapua menyumbang 7% dari total responden, dengan jumlah indikator survei sebanyak 93; dan Balinusra mencakup 4% dari total responden, dengan jumlah indikator survei sebanyak 44.

Perempuan menunjukkan kecenderungan optimisme yang lebih tinggi terutama dalam hal Pendidikan & Kebudayaan, dan Kehidupan Sosial. Sementara itu, berdasarkan perbedaan usia, Generasi Z menunjukkan tingkat optimisme yang lebih tinggi dalam aspek Ekonomi & Kesehatan dan Pendidikan & Kebudayaan.

Sedangkan para milenial lebih optimis terhadap kebutuhan dasar. Di wilayah Sulawesi, Maluku, Papua (Sulampapua), tingkat optimisme cenderung lebih rendah dibandingkan dengan wilayah lainnya. Terutama, optimisme menurun pada aspek Ekonomi & Kesehatan dan Kehidupan Sosial.

Aspek Pertama: Pemenuhan Kebutuhan Dasar

Responden menunjukkan kecenderungan optimisme yang lebih tinggi terkait dengan kemampuan memenuhi kebutuhan sandang yang layak, pemenuhan tempat tinggal yang memadai, serta pemenuhan gizi seimbang untuk anak-anak dan pasangan mereka. Sebaliknya, ketika berbicara tentang pemenuhan gizi seimbang untuk diri sendiri, tingkat indeks optimisme cenderung lebih rendah.

Aspek Kedua: Ekonomi & Kesehatan

Responden menunjukkan kecenderungan optimisme yang lebih tinggi ketika mereka memiliki akses terhadap layanan kesehatan yang memadai, terlibat dalam berwirausaha, dan berhasil mendapatkan pekerjaan sesuai keinginan mereka. Namun, bagi mahasiswa atau responden yang belum memasuki dunia kerja, tingkat optimisme mereka terhadap kemampuan untuk berhasil di dunia kerja cenderung lebih rendah.

Aspek Ketiga: Pendidikan & Kebudayaan

Dimensi ini mencatat indeks tertinggi dalam hal penerimaan positif terhadap kuliner Indonesia. Sementara itu, indeks terendah terkait dengan keyakinan untuk memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

Aspek Keempat: Kehidupan Sosial

Dimensi ini mencapai indeks tertinggi dalam hal memberikan kesempatan yang setara untuk berkembang. Di sisi lain, indeks terendah terkait dengan perbaikan etika dalam penggunaan media sosial.

Aspek Kelima: Politik & Hukum

Secara umum, responden menunjukkan tingkat pessimisme yang tinggi terhadap aspek politik dan hukum, khususnya terkait dengan harapan berkurangnya tingkat korupsi di masa depan.

Indeks Optimisme tertinggi pada generasi muda Indonesia terdapat pada aspek Pendidikan & Kebudayaan, sementara Kebutuhan Dasar menduduki peringkat kedua. Generasi muda di daerah Sulawesi, Maluku, Papua (Sulampapua) menunjukkan tingkat optimisme yang lebih rendah dibandingkan dengan daerah lain, terutama dalam hal Ekonomi & Kesehatan, dan Kehidupan Sosial.

Dalam dimensi Kebutuhan Dasar, generasi muda cenderung lebih optimis dalam memenuhi kebutuhan sandang, tempat tinggal, dan pemenuhan gizi untuk pasangan dan anak, dibandingkan dengan pemenuhan gizi seimbang untuk diri sendiri.

Referensi:


  • KBBI VI Daring. (2016). Retrieved December 17, 2023, from Kemdikbud.go.id website: https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Optimisme
  • Good News From Indonesia. (2023). Peluncuran Hasil Survei Optimisme Generasi Muda 2023 [YouTube Video]. Retrieved from https://www.youtube.com/watch?v=5Eod4kTo7QQ

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DK
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini