Ketegangan di Laut Merah: Gerakan Houthi di Yaman, Dukungan Berkelanjutan untuk Palestina

Ketegangan di Laut Merah: Gerakan Houthi di Yaman,  Dukungan Berkelanjutan untuk Palestina
info gambar utama

Di Yaman, gerakan Houthi menarik perhatian dunia dengan merebut sebuah kapal Israel di Laut Merah dan menembakkan roket ke Israel sebagai respons terhadap dukungan sejarah Yaman terhadap Palestina. Pada 19 November 2023, pasukan Ansar Allah, yang juga dikenal sebagai Houthi, merebut sebuah kapal kargo di Laut Merah yang sebagian dimiliki (partially owned) oleh warga Israel kaya. Dengan menggunakan helikopter dan perahu cepat, Houthi merebut kapal Galaxy Leader dan membawanya ke lokasi di pantai Laut Merah dekat Hodeida.

Beberapa hari sebelumnya, seorang pemimpin militer Houthi memperingatkan di Twitter/X bahwa Houthi akan menargetkan kapal yang terafiliasi dengan Israel atau bepergian ke wilayah tersebut. Namun, Houthi mengatakan bahwa kapal yang tidak terafiliasi dengan Israel tidak perlu khawatir, mereka hanya akan menargetkan kapal yang dimiliki oleh Israel atau membawa barang ke dan dari Israel.

Perusahaan pengiriman Amerika, Flexport Inc, juga mengumumkan pada hari Kamis (21 Desember) bahwa hampir 170 kapal telah dialihkan dari Selat Bab el-Mandeb di Laut Merah dan 35 kapal telah dihentikan sementara menunggu instruksi lebih lanjut dari perusahaan pengoperasian. Menurut pernyataan perusahaan yang berbasis di San Francisco tersebut, sekitar 170 kapal kontainer telah dialihkan mengelilingi benua Afrika, sementara 35 kapal lainnya telah berlabuh di Laut Merah akibat serangan tersebut.

Sejak dimulainya serangan genosida Israel terhadap Gaza pada bulan Oktober, Houthi tetap teguh dalam dukungannya terhadap rakyat Palestina, meluncurkan serangkaian roket dan pesawat tanpa awak ke Israel. Dampak militer dari serangan-serangan ini terbatas, karena proyektil dapat diintersep oleh Angkatan Laut Amerika di Laut Merah atau sistem pertahanan Israel sendiri. Namun, mereka telah berhasil membuat banyak kapal menghindari rute Laut Merah, menyebabkan peningkatan biaya yang signifikan.

Pada Jumat (22 Desember), Bloomberg melaporkan bahwa biaya pengiriman kontainer 40 kaki dari Asia ke Eropa utara naik 16% minggu lalu dan 41% pada bulan Desember, menurut Drewry World Container Index yang dirilis sehari sebelumnya. Biaya transportasi bahan bakar juga meningkat, dengan beberapa perusahaan minyak dan tanker mengatakan akan menghindari bagian selatan Laut Merah.

Sementara itu, kelompok tersebut mengumumkan pada Selasa lalu (19 Desember) bahwa mereka tidak akan menghentikan "operasi militer" mereka di Laut Merah, bahkan ketika Menteri Pertahanan Amerika Lloyd Austin mengumumkan pembentukan koalisi angkatan laut multinasional untuk melindungi pengiriman komersial di wilayah tersebut.

Pada bulan Oktober, Houthi meluncurkan roket dan pesawat tanpa awak (UAV) ke selatan Israel untuk pertama kalinya, tetapi entah gagal mencapai sasaran yang dituju sejauh 2.000 kilometer atau diintersep oleh Israel dan sekutunya.

Houthi menuntut agar Israel memperbolehkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza. Kelompok ini juga menuntut agar Israel mengakhiri konflik brutal di Gaza, yang telah menyebabkan kematian lebih dari 19.000 warga Palestina.

Siapakah Houthi?

Houthi merupakan kelompok pemberontak di Yaman yang telah mendapatkan pengakuan internasional pada tahun 2014, memicu perang saudara dan krisis kemanusiaan di negara miskin ini. Didukung oleh Iran, mereka bertempur melawan koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi yang melibatkan sekutu-sekutu Barat dan regional. Meskipun konflik mencapai kebuntuan, Arab Saudi akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam negosiasi perdamaian dengan Houthi.

Dikenal sebagai Ansar Allah, Houthi masih mengendalikan sebagian besar wilayah Yaman, termasuk ibu kota Sanaa dan sebagian wilayah barat dan utara dekat Arab Saudi. Mereka memiliki kekuatan militer yang cukup, termasuk drone dan misil, termasuk misil balistik anti-kapal yang telah berhasil diterapkan di Laut Merah.

Awal tahun ini, Arab Saudi mengembalikan hubungan diplomatiknya dengan Iran, sekutu dekat Houthi, setelah tujuh tahun renggang. Meskipun negosiasi tentang Yaman dan pemulihan hubungan dengan Iran masih berlangsung, Arab Saudi belum bergabung dengan aliansi militer yang dipimpin oleh AS, begitu pula dengan negara-negara Arab lainnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Diandra Paramitha lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Diandra Paramitha.

Terima kasih telah membaca sampai di sini