Joko Kendil, Cerita Rakyat Dari Jawa Tengah Serta Pesan Moralnya

Joko Kendil, Cerita Rakyat Dari Jawa Tengah Serta Pesan Moralnya
info gambar utama

Jawa Tengah kaya akan cerita rakyat, dan salah satunya adalah legenda Joko Kendil yang berasal dari wilayah tersebut. Kisah ini mengisahkan seorang pemuda yang memiliki penampilan unik, menyerupai kendil karena berkat keinginan dari dewa. Cerita tentang Joko Kendil memberikan banyak motivasi dan pesan moral, selengkapnya baca artikel ini sampai habis ya

Kisah Masa Kecil Joko Kendil

Pada awalnya, Joko merupakan seorang anak kecil yang kurang beruntung dan sering berpindah-pindah tempat. Ia tidak memiliki tempat tinggal yang tetap dan mengandalkan belas kasihan orang di sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan makanannya. Karena belum mampu mencari nafkah sendiri, ia mengandalkan pertolongan orang lain. Fisiknya yang kecil seperti kendil, yakni sebuah periuk kecil yang umumnya digunakan untuk memasak dan menyimpan makanan, membuat orang-orang memberinya julukan "Joko Kendil."

Pada suatu hari, Joko Kendil, yang selalu menjalani kehidupan berkeliling, menghampiri rumah Mbok Rondo dan mengetuk pintunya. Kala itu, Mbok Rondo tinggal seorang diri tanpa keluarga. Menyadari kondisi Joko yang masih muda dan kurang beruntung, Mbok Rondo dengan baik hati menawarkan Joko untuk tinggal bersamanya. Joko dengan gembira menerima tawaran tersebut tanpa ragu. Sebagai ungkapan terima kasih karena dianggap sebagai anak oleh Mbok Rondo, Joko dengan tulus berbakti membantu Mbok dalam pekerjaan berkebun, membersihkan rumah, dan tugas-tugas lainnya.

Keinginan Joko Kendil Menikahi Tuan Putri

Tahun demi tahun berlalu, Joko Kendil tumbuh semakin matang, namun fisiknya tetap tak berubah, seperti kendil. Suatu hari, ia menyampaikan keinginannya menikah dengan puteri raja pada ibunya. Sang ibu bingung, merasa sulit menemukan calon yang bersedia menikahi anaknya yang memiliki bentuk fisik unik ini. Meski diingatkan bahwa mereka adalah orang miskin, Joko Kendil tetap bersikeras.

Ketika akhirnya menghadap raja dengan ibunya, raja memiliki tiga puteri cantik: Dewi Kantil, Dewi Mawar, dan Dewi Melati. Meski dengan berbagai jawaban, hanya Dewi Melati yang bersedia menerima lamaran Joko Kendil dengan sepenuh hati. Raja bijaksana menyetujui permintaan ini, dan perkawinan meriah antara Dewi Melati dan Joko Kendil terlaksana.

Namun, kebahagiaan mereka terusik oleh ejekan kakak-kakak Dewi Melati. Suatu hari, saat raja mengadakan lomba ketangkasan, Joko Kendil tak dapat berpartisipasi karena sakit. Dewi Melati, ditinggalkan sendirian, harus menghadapi ejekan dari saudara-saudaranya. Namun, tiba-tiba muncul seorang kesatria tampan di arena, yang ternyata adalah Joko Kendil, yang tubuhnya berubah atas kehendak dewa.

Dewi Melati kaget dan terharu mendengar cerita suaminya, dan mereka hidup bahagia bersama. Sementara Dewi Kantil dan Dewi Mawar merasa malu dan iri atas kebahagiaan adik mereka.

Nah, dari kisah mengenai Joko Kendil ini, sebagai pembaca kita dapat menangkap pesan dan makna moral yang mendalam. Bagaimana pentingnya tidak menilai seseorang hanya berdasarkan penampilan fisiknya. Kita diajarkan bahwa penampilan luar tidak selalu mencerminkan kepribadian dan hati yang sebenarnya. Seseorang yang tampak baik belum tentu memiliki perilaku yang baik, dan sebaliknya, seseorang yang tampak buruk belum tentu memiliki sifat yang negatif.

Standar kecantikan bukanlah ukuran kebaikan atau keburukan seseorang. Hal ini mengajarkan kita untuk melihat jauh lebih dalam, melebihi sekadar penampilan fisik, dan menghargai kebaikan serta isi hati seseorang di atas segala hal.

Referensi :
https://www.gramedia.com/best-seller/joko-kendil/
https://id.theasianparent.com/dongeng-joko-kendil
https://regional.kompas.com/read/2022/06/06/214932478/legenda-joko-kendil-asal-jawa-tengah-kisah-kesatria-bertubuh-kendil?page=all

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Meita Astaningrum lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Meita Astaningrum.

MA
MS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini