Kisah Hidup Keluarga Bartels, Penemu Elang Jawa dari Sukabumi

Kisah Hidup Keluarga Bartels, Penemu Elang Jawa dari Sukabumi
info gambar utama

Elang Jawa (Nisaetus bertelsi) merupakan spesies burung endemik Pulau Jawa yang keberadaannya mulai langka. Satwa ini pertama kali ditemukan oleh Max Eduard Gottlieb Bartels yang berkebangsaan Jerman.

Dinukil dari laman resmi Gunung Gede Pangrango, Bartels lahir pada 24 Januari 1871 dan wafat pada 7 April 1936. Dirinya adalah seorang Ornitholog yang dilahirkan di Kota Bielefeld, Jerman dari seorang ayah yang bekerja sebagai arsitek.

Bertels adalah anggota dari Deutsche Ornithologische Gesellschaft (Jerman Ornitolog Society) yang berpusat di Boon sejak tahun 1903. Pada tahun 1895, MEG Bartels yang berusia 24 tahun pindah ke Pulau Jawa.

Semua tentang Elang Jawa: Habitat, Ciri, Makanan, dan Fakta Unik

Selain menghindari Wajib Militer di Jerman, Bertels juga memiliki ketertarikan dengan kehidupan alam liar, terutama burung. Bertels kemudian bekerja di Perkebunan Teh Pangrango yang saat ini jadi Resort Pasir Datar, Sukabumi.

Bertels mempunyai kegemaran mengoleksi burung dan telurnya, harimau jawa, macan tutul, tikus, tulang banteng dan lain-lain. Koleksi itu tercatat sebagai koleksi keluarga Bertels yang saat ini ada di National Museum of Natural History (NMNH) Leiden.

“Untuk menampung koleksinya tersebut MEG Bartels membangun sebuah museum koleksi di Pasir Datar, Sukabumi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango,” yang dimuat Detik.

Dilanjutkan oleh keluarga

Pada 19 Agustus 1901, Bertels menikah dengan Angeline Cardine Henriette Maurenbrecher, seorang pelukis asal Belanda. Dari pernikahannya itu, mereka dikarunia tiga orang anak yaitu Dr Max Berteles Jir, Ernest Bertels, dan Hans Bertels.

Bertels Jir sudah menyukai berburu sejak kecil. Setelah menyelesaikan pendidikannya, dia bergabung dengan adiknya, Ernest Bartels yang bekerja di Perkebunan teh Tjibuni di Gunung Patuha Bandung, Jawa Barat.

Mengenal Elang Jawa, Burung Legendaris Penjelmaan dari Garuda

Pada tahun 1932-1937, Bertels Jr. banyak berkolaborasi dengan HUJ Sody dan melakukan ekspedisi ke Gunung Ciremai, Gunung Lawu, dan Penanjung Pangandaran juga Nusakambangan.

“Dari hasil kolaborasi dengan Sody menghasilkan dua genus Roderntia yakni Maxsomys dan Kadarsanomys. Setelah itu Dr Max Bartels juga memberi nama spesies tikus yang hanya hidup di Gunung Gede Pangrango dengan nama Rattus canus sodyi Bertels 1937 sebagai penghormatan kepada Sody setelah melakukan pendeskripsian jenis tikus ini dari koleksi milik Max Bartels Sr,” lanjutnya.

Berada di Leiden

Dalam catatannya, selain menemukan elang Jawa, keluarga Bartels juga penemu 21 spesies, baik berupa burung, kelelawar, dan tikus. Tujuh di antaranya masih dalam Red List IUCN (daftar merah spesies terancam).

Hampir seluruh koleksi keluarga Bartels saat ini telah berada NMNH Leiden. Rudi mengungkapkan khusus untuk koleksi telur dikirim ketika perang kemerdekaan pada tahun 1946, secara keseluruhan dikirim pada tahun 1948.

Koleksi keluarga Bertels tersimpan dalam beberapa ruangan khusus di 5 lantai di gedung NMNH Leiden sedangkan koleksi telur berada di gedung yang berbeda. Tetapi, banyak pihak yang mulai mengklaim koleksi dari keluarga Bertels.

Burung Endemik Terancam Punah Ini Ditemukan Bersarang di TNGGP

Saat ini kondisi rumah dan museum keluarga Bertels yang berada di lingkungan Konservasi Elang Jawa, Pasir Datar, Sukabumi jauh dari kata layak. Tetapi kondisinya memprihatinkan, bangunan museumnya nyaris roboh.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini