Fenomena Perilaku Bullying Kerap Terjadi, Siapa Yang Salah?

Fenomena Perilaku Bullying Kerap Terjadi, Siapa Yang Salah?
info gambar utama

Bullying dapat terjadi di mana saja dan pada siapa saja. Di Indonesia, perilaku bullying menjadi persoalan pelik yang sering didapati di sekolah-sekolah tanpa tahu siapa pelakunya. Akibatnya, korban bullying akan mengalami berbagai efek negatif, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Lalu, mengapa fenomena bullying sulit diatasi dan mengapa pelaku tidak pernah merasa bersalah atas tindakan mereka?

Berdasarkan data yang dirilis oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), kasus bullying anak paling banyak terjadi di lingkungan sekolah, yaitu sekitar 43 persen dari total kekerasan terhadap anak selama 2021 (Dewi, 2022). Bullying dapat berupa kekerasan fisik, verbal, atau bahkan psikologis seperti pengucilan, intimidasi, atau penyebaran desas desus.

Baca Juga: Korban Bully Bisa Buat Inovasi?

Dampak Buruk Korban Bullying

Bullying di Sekolah
info gambar

Bullying membawa dampak sangat buruk bagi perkembangan psikologis korbannya. Anak-anak yang menjadi sasaran bullying kerap merasa rendah diri, cemas, depresi, hingga memiliki keinginan untuk bunuh diri. Rasa takut untuk berangkat sekolah akibat intimidasi teman juga bisa memengaruhi motivasi belajar dan prestasi akademiknya. Jika tidak ditangani dengan baik, trauma ini bahkan dapat berlanjut hingga dewasa dan mempengaruhi kualitas hidup mereka di masa mendatang.

Mengapa Terjadi Kesalahpahaman Perilaku Bullying?

Terjadinya kasus bullying disebabkan berbagai faktor yang saling terkait. Tidak ada satu pihakpun yang bisa disalahkan secara penuh. Menurut Prasetiyo (2020), faktor penyebab bullying berasal dari keluarga korban maupun pelakunya, lingkungan sekolah, teman sebaya, media dan budaya, serta krisis moral yang melanda generasi muda.

Jika melihat dari latar belakang keluarga, pelaku bullying cenderung berasal dari keluarga broken home atau memiliki orang tua yang otoriter dan kurang kasih sayang. Sementara korbannya banyak yang kurang mendapat dukungan sosial atau memiliki orang tua yang terlalu melindungi.

Sekolah yang kurang tegas menangani kasus bullying juga seringkali menambah parah situasi. Guru dan pihak sekolah acap kali menganggap bullying hanya sebagai konflik kecil dan dinamika wajar anak muda. Sementara itu, paparan konten kekerasan dari media dan pengaruh pergaulan yang negatif juga turut memupuk perilaku intimidasi ini. Krisisnya nilai humanisme di kalangan remaja juga kerap dianggap sebagai pemicu utamanya.

Bagaimana Mencegah Perilaku Bullying di Lingkungan Sekolah?

Berbagai faktor tadi menjelaskan bahwa bullying bukan masalah sederhana yang bisa disalahkan ke satu pihak. Dibutuhkan kerja sama semua elemen untuk mencegah dan menangani kasus ini. Pihak sekolah wajib menjadi garda terdepan dengan cara:

1. Memiliki peraturan dan kebijakan anti-bullying yang tegas serta ditegakkan secara konsisten

2. Menciptakan suasana kekeluargaan di sekolah agar terjalin empati dan saling menghargai di antara warga sekolah

3. Menyelenggarakan penyuluhan dan edukasi tentang bahaya bullying secara berkala

4. Menyediakan mekanisme pelaporan dan penanganan kasus yang bebas dari risiko balas dendam.

Selain itu, peran serta orang tua dan masyarakat juga penting untuk memantau aktivitas dan pergaulan anak serta melaporkan tindak kekerasan yang terjadi agar pelaku bullying mendapat efek jera dan tidak mengulanginya di kemudian hari. Dengan demikian, lingkaran intimidasi di sekolah bisa segera diputus.

Dalam pembentukan karakter serta mentalitas generasi muda kita ke depan, kasus bullying ini patut menjadi perhatian besar semua pihak agar tidak terus berulang. Jika tidak ditangani, dampak buruknya akan terus berlangsung seperti lingkaran setan, merusak generasi penerus bangsa dari dalam.

Kuncinya adalah komitmen penuh dan kerja sama antara pihak sekolah, orang tua siswa, pemerintah, dan masyarakat luas untuk menciptakan iklim pendidikan yang aman, nyaman, serta bebas dari segala intimidasi.

Sumber:

1.https://katadata.co.id/dewirizkiini/berita/62b6c48007e39/kasus-bullying-pada-anak-didominasi-di-lingkungan-sekolah

2.https://www.kompas.com/skola/read/2020/10/19/100000469/penyebab-terjadinya-bullying?page=all)

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RD
GI
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini