Pahlawan Yos Sudarso, Melihat Lebih Dalam Perjuangan dan Pengorbanannya

Pahlawan Yos Sudarso, Melihat Lebih Dalam Perjuangan dan Pengorbanannya
info gambar utama

Yos Sudarso atau Yosaphat Sudarso adalah seorang perwira di angkatan Laut dan mengorbankan dirinya untuk kepentingan negara. Yos Sudarso tewas dalam Pertempuran Laut Arafura pada usia 36 tahun. Adapun jabatannya pada saat itu adalah sebagai wakil kepala staf Angkatan Laut Indonesia. Yos Sudarso menyelamatkan dua kapal republik Indonesia dengan merelakan nyawanya dalam Operasi Laut Aru.

Yos Sudarso lahir di Salatiga, 24 November 1925 dengan ayah yang pernah bekerja di bagian reserse polisi dan sudah pensiun. Dari kecil, pria tersebut sudah mau untuk menjadi seorang prajurit. Namun, orang tuanya tidak memperbolehkan anaknya untuk bekerja di bidang militer.

Oleh karena itu, Yos Sudarso mencoba menjadi seorang guru setelah diterima di Kweekschool, yaitu sebuah sekolah pendidikan guru. Sayangnya, ia gagal menyelesaikan studinya dan pada tahun itu, tahun 1942, Jepang sedang memasuki dan menguasai Indonesia.

Karena Yos Sudarso tidak dapat menjadi guru, jadi ia mau melanjutkan cita-citanya yang awal, yakni menjadi seorang prajurit.

Yos Sudarso melanjutkan pendidikannya di Sekolah Tinggi Pelayaran di Semarang dan pendidikan militer angkatan laut Jepang. Setelah lulus pada tahun 1944, dirinya ditugaskan di kapal milik Jepang bernama Goo Osamu Butai.

Pada tanggal 17 Agustus 1945, kemerdekaan Indonesia diproklamasikan dan Jepang kalah dari Sekutu. Yos Sudarso mengambil kesempatan tersebut untuk bergabung ke dalam Badan Keamanan Rakyat (BKR) di sektor kelautan (BKR Laut).

TNI Terjunkan Kapal Perang-Patroli Kirim Logistik Pemilu ke Daerah Terpencil

Pada tahun 1950, ia kembali melanjutkan pendidikannya dan lulus dari Sekolah Angkatan Laut di Surabaya. Lantas, Yos bekerja dalam operasi yang mengatasi pemberontakan di NKRI. Di sini, beliau sempat memimpin banyak Kapal KRI seperti KRI Macan Tutul, KRI Pattimura, KRI Alu, KRI Rajawali, dan KRI Gajah Mada.

Pada 15 Januari 1962, terjadi pertempuran Laut Aru antara Indonesia dengan Belanda dan kala itu Yos sedang menjabat sebagai Deputi Operasi Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) di situ.

Pertempuran yang terjadi di Laut Aru, Maluku, tersebut bertujuan untuk menjalankan Tri Komando Rakyat yang diserukan Presiden Soekarno pada tanggal 19 Desember 1961, yang mana ditujukan untuk menghilangkan Belanda di wilayah Papua Barat.

Pertempuran Laut Aru melibatkan tiga kapal perang, yaitu KRI Macan Tutul yang dipimpin dirinya sendiri, KRI Macan Kumbang, dan KRI Harimau.

Rencana pergerakan tiga kapal dalam operasi Laut Aru tercium oleh Belanda. Negara tersebut memiliki tiga kapal perang yang lebih besar dengan senjata yang lebih banyak dibandingkan KRI.

Yos Sudarso menyadari bahwa mereka memiliki perlengkapan tempur yang kurang, sehingga memerintahkan semua KRI untuk putar balik dan mundur. Kapal Belanda mengira perintah Yos Sudarso adalah sebuah manuver untuk menyerang kapal belanda.

Saat KRI sedang putar balik dan mundur, mesin KRI Macan Tutul tiba-tiba mati dan Yos sebagai komando mencari jalan keluar dari masalah tersebut. Pada akhirnya, mereka mengorbankan diri sebagai umpan agar kedua KRI lainnya dapat selamat.

Inovasi Kapal Perang PT PAL Indonesia: Penuhi Kebutuhan Matra Laut Nasional hingga Global

Oleh karena pengorbanan ini, kedua KRI lainnya terselamatkan. Adapun KRI Macan Tutul tertembak oleh Belanda dan meledak, sebelum kemudian tenggelam.

Karena kejadian ini, Yos Sudarso dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasional. Namanya pun diabadikan dalam kapal perang milik TNI-Al, yaitu KRI Yos Sudarso.

Yos Sudarso merupakan salah satu contoh pahlawan yang rela mati bagi tanah air Indonesia. Pria tersebut lebih mementingkan kepentingan negara dibandingkan dirinya sendiri.

Pengorbanan Yos Sudarso tidak boleh kita sia-siakan. Kita harus mempelajari dari pengorbanannya dengan melihat gambaran besar dari suatu kejadian dan mencari kontribusi apa yang dapat kita berikan kepada gambaran besar kejadian tersebut. Tidak hanya melihat kepada diri kita sendiri, meskipun seberapa penting diri kita.

Saya mengidolakan Yos Sudarso karena ia dapat melihat nilai lebih dari dirinya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

JS
KO
GI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini