Kembali ke Rumah, Makna Emosional di Balik Perjalanan Mudik

Kembali ke Rumah, Makna Emosional di Balik Perjalanan Mudik
info gambar utama

Halo, Kawan GNFI! Tidak terasa, ibadah puasa Ramadan ini sudah berjalan memasuki minggu kedua, ya? Gimana nih, kamu ada yang menyandang gelar "perantauan" sudah ada plan mudik belum?

Jika belum ada, buru-buru disusun ya,plan-nya! Terlebih lagi, dengar-dengar war tiket kereta sudah dimulai sejak jauh hari, lo! Bahkan, di beberapa daerah tiket kereta sudah banyak yang habis .

Namun, Kawan GNFI pernah bertanya-tanya tidak, sebenarnya mengapa mudik itu seakan-akan 'wajib' dilakukan setiap tahunnya? Benarkah untuk melepas kerinduan kepada keluarga semata? Yuk, simak artikel ini sampai akhir!

Mari kita mulai dengan definisi mudik terlebih dahulu! Mudik dapat dikatakan sebagai "budaya" kembali ke kampung halaman untuk bertemu dengan orang tua, sanak-saudara, hingga tetangga, yang dilakukan pada menjelang akhir bulan Ramadan untuk merayakan hari raya Idulfitri atau lebaran.

Nah pertanyaannya, apakah makna mudik semata-mata hanya untuk menyambung tali silaturahmi saja? Tentu tidak. Sebab, di balik budaya mudik yang kita lakukan tiap tahunnya, terdapat makna emosional yang dirasakan oleh para pemudik dan yang dikunjungi.

Kereta Api jadi Transportasi Andalan Mudik Lebaran, 475 Ribu Penumpang dari Jakarta

1. Pemurnian Jiwa

Kembali ke kampung halaman untuk bertemu lagi dengan keluarga memberi kesempatan kita untuk mendapatkan keberkahan dan ketenangan batin. Dari sini, kita dapat melakukan refleksi diri terkait semua yang sudah dilalui serta bagaimana kita melalui hari-hari tersebut.

Selain itu, momen mudik juga membuka kesempatan bagi kita mengunjungi makam anggota keluarga yang sudah mendahului kita dan mengirimkan doa terbaik untuk mereka yang telah tiada.

Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa mudik memberikan kesempatan untuk "membuka lembaran baru" kembali bagi diri sendiri. Ritual-ritual tersebutlah yang membuat kita terasa memiliki "jiwa yang baru" dan kembali murni.

Foto oleh RDNE Stock project: https://www.pexels.com/id-id/foto/mode-cinta-orang-orang-perempuan-7249348/
info gambar

2. Reuni Keluarga

Kembali ke kampung halaman, bertemu kembali dengan orang tua dan sanak-saudara yang telah lama tak berjumpa bagi sebagian orang merupakan momen yang sangat langka. Hal ini memberi kesempatan bagi kita untuk mempererat tali persaudaraan dan kekeluargaan yang barangkali semakin terasa kurang terasa karena tinggal di daerah yang berjauhan dengan kampung halaman.

Pemerintah Siapkan Rp15,3 Miliar untuk Subsidi Mudik Gratis Via Transportasi Laut

Melalui momen itu, kita bisa saling bertukar cerita, bertanya terkait bagaimana mereka menjalani kehidupan mereka di tanah rantau selama ini, hingga obrolan-obrolan ringan yang menghangatkan hati.

3. Solidaritas Sosial

Karena mudik biasanya dilakukan pada bulan suci Ramadan, maka momen mudik berarti akan menjadi kesempatan yang sangat baik untuk berbagi kebaikan dengan orang lain.

Dengan dasar keyakinan bahwa satu kebaikan yang dilakukan di bulan Ramadan dibalas dengan berlipat-lipat balasan baik lainnya, maka setiap umat muslim berlomba-lomba melakukan kebajikan. Bisa dengan berbagi makanan, uang, atau bahkan memberi tumpangan kepada orang lain yang ternyata memiliki arah tujuan sama dengan kita.

Tak hanya itu saja, berbagai kegiatan sosial yang positif lainnya pula dapat meningkatkan rasa solidaritas yang terjadi di masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, mudik merupakan budaya masyarakat Indonesia yang mengandung berbagai makna emosional yang sangat berharga dalam hal hubungan antarindividu.

Karena sekarang sudah tahu maknanya, yuk, mulai persiapkan mudiknya, mulai dari kebutuhan dasar di perjalanan hingga kebutuhan pendukung lainnya. Semoga selamat sampai tujuan dan arti berharga mudik dapat kita dirasakan. Selamat pulang kampung dan berbahagia ya, Kawan GNFI!

Puncak Mudik Rawan Macet, Lakukan Tips Ini biar Aman sampai Tujuan

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RM
KO
GI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini