Review Buku Kosmos, Mengenal Alam Semesta Lewat Penemuan dan Fakta

Review Buku Kosmos, Mengenal Alam Semesta Lewat Penemuan dan Fakta
info gambar utama

Meskipun akses informasi sekarang sudah sangat luas dan beragam. Namun, membaca buku nampaknya masih menjadi prioritas utama bagi sebagian orang untuk belajar, khususnya mengenai ilmu pengetahuan. Membaca buku menjadi salah satu tajuk utama yang sangat ramai digaungkan dalam dunia pendidikan di Indonesia.

Seperti memilih menu favorit setiap datang ke kedai kopi, setiap individu juga punya genre favorit bacaannya. Ada yang senang membaca komik, biografi, novel fiksi, hingga sains populer. Nah, buat Kawan GNFI yang suka membaca buku sains populer, Kosmos bisa menjadi salah satu list bacaan kalian untuk mengisi waktu luang.

Sebenarnya Kosmos sendiri sudah divisualisasikan dalam serial dengan judul yang sama pada tahun 2014. Akan tetapi, banyak yang sepakat kalau membaca bukunya akan meninggalkan kesan yang jauh lebih dalam dan membekas. Kawan GNFI yang masih ragu-ragu antara mau menonton serialnya dulu atau mau membaca bukunya dulu, yuk simak ulasannya berikut ini!

Sudah Diterjemahkan Ke dalam Bahasa Indonesia

Untuk Kawan GNFI yang belum terlalu familiar dengan novel atau bacaan berbahasa Inggris, nggak perlu khawatir, sebab buku Kosmos karya astronom dari Amerika Serikat ini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Bukunya diterjemahkan oleh Ratna Setyaningsih, yang juga menjadi penerjemah untuk buku-buku bertema luar angkasa dan tata surya, lho! Kosmos diterbitkan oleh KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), PT Gramedia untuk cetakan pertama pada Desember 2016.

Pentingnya Membaca Bagi Masyarakat Indonesia

Bahasa Sains yang Mudah Dipahami

Meskipun identik dengan sifat ilmiah, nyatanya penggunaan diksi bahasa Indonesia dalan buku Kosmos tetap dapat dipahami dengan mudah. Buku dengan tebal 454 halaman ini terasa sangat ringan, lho, Kawan GNFI! Selain karena terjemahannya yang juga sangat familiar dengan kosakata dalam kehidupan kita sehari-hari, Carl Sagan yang merupakan penulis asli buku ini juga berprofesi sebagai science communicator.

Profesi sebagai science communicator membuat Carl Sagan harus mampu menyampaikan sains dengan bahasa yang mudah dan dapat dipahami oleh semua orang. Jadi, jangan heran, mengapa buku Kosmos cocok menjadi referensi bahan bacaan bagi setiap kalangan.

Menaiki Roket dengan Kecepatan Cahaya

Wah, Kawan GNFI udah pada tahu belum kalau sampai hari ini cahaya menjadi zat dengan rekor kecepatan paling besar di alam semesta, yakni mencapai 300.000 km/detik. Dengan kecepatan tersebut, kita bisa mengelilingi bumi hampir sebanyak delapan kali putaran hanya dalam waktu satu detik saja.

Membaca buku Kosmos tidak jauh berbeda dengan menaiki roket berkecepatan cahaya. Buku dengan 13 sub topik bahasan ini mengajak kita untuk berlayar dari titik awal saat alam semesta terbentuk hingga perjalanan ilmuwan saat ini untuk mengungkap apa saja yang terjadi saat galaksi-galaksi tercipta.

Tidak hanya mengarungi luasnya alam semesta, kita juga diajak berpikir bagaimana ilmuwan-ilmuwan pada zaman dahulu belajar untuk menemukan sebuah teori atau hukum fisika. Kita akan berkenalan dengan ilmuwan besar, seperti Copernicus, Newton, dan Galileo. Wah, seru banget, kan, Kawan GNFI!

Mengenal Bintang dan Kebenarannya

Nah, Kawan GNFI yang masih sering baca zodiak, pasti udah familiar sama nama-nama seperti Sagitarius, Aquarius, dan Leo, bukan?

Ternyata Setiap Zodiak Ada Nama Indonesianya

Dalam buku Kosmos kita akan dibuat tercengang, sebab zodiak yang selama ini kita kenal ternyata adalah konfigurasi (rasi) bintang. Rasi bintang adalah kelompok bintang yang terlihat seperti membentuk sebuah pola tertentu. Rasi bintang sendiri jumlahnya sangat banyak, namun orang-orang lebih familiar dengan 12 rasi bintang seperti yang ada di zodiak.

Dalam buku Kosmos kita akan mengetahui bagaimana bintang memiliki energi yang sangat besar sehingga mampu menopang kehidupan di bumi. Reaksi fusi yang berlangsung di dalam inti matahari digambarkan sangat detail. Namun, dengan bahasa yang sangat ringan.

Kosmos Membuat Kita Sadar bahwa Bumi adalah Rumah

Perjalanan menjelajahi alam semesta sebagaimana digambarkan dalam buku Kosmos adalah perjalanan tanpa batas. Kita akan mendapati temuan-temuan tentang potensi kehidupan di planet lain. Namun, setelah diteliti lebih mendalam, tidak ada satupun planet yang memenuhi klasifikasi untuk menopang kehidupan.

Dalam buku Kosmos, bumi diperlihatkan seperti titik kecil berwarna biru, yang oleh para ilmuwan dikenal sebagai the pale blue dot. Menjadi sangat kecil dan nyaris tidak terlihat di luasnya semesta, nyatanya bumi menjadi satu-satunya kehidupan yang sejauh ini pernah ditemukan. Menyadari hal tersebut, penulis dari buku ini mengajak kita untuk mencintai bumi sebagaimana kita mecintai rumah kita sendiri.

Nah, itu tadi beberapa ulasan tentang buku Kosmos. Kawan GNFI yang tertarik untuk membaca buku ini tidak perlu khawatir, kendati banyak membahas tentang hukum-hukum di alam semesta, tidak ada satupun dari buku tersebut yang meminta Kawan GNFI untuk menghitung dengan rumus fisika.

Jadi, kapan nih, Kawan GNFI mau membaca buku Kosmos?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

FS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini