Mengenal Flora dan Fauna di Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi

Mengenal Flora dan Fauna di Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi
info gambar utama

Taman Nasional Gunung Merapi memiliki area seluas 6.607,53 ha. Luas wilayah tersebut melingkupi 4 kabupaten yang terdiri atas Sleman, Klaten, Boyolali, dan Magelang. Terdapat sebanyak 423 ribu jiwa masyarakat lokal yang menyandarkan hidupnya pada Merapi yang masuk ke dalam kawasan konservasi Taman Nasional Gunung Merapi.

Secara umum, terdapat 336 spesies satwa liar, 301 spesies tumbuhan, dan 26 spesies jamur makroskopis yang tersebar di wilayah Taman Nasional Gunung Merapi. Ragam flora dan fauna tersebut menjadi kekayaan alam yang mesti dijaga kelestariannya.

Bukan Cuma soal Wedhus Gembel, Gunung Merapi adalah Tempat Wisata nan Indah

Mengenal Flora di Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi

1. Puspa

Tanaman yang memiliki nama latin Schima wallichii ini dikenal dengan nama puspa. Puspa sendiri merupakan spesies tumbuhan khas pegunungan di Pulau Jawa yang dapat tumbuh hingga 47 meter. Pohon ini juga tergolong tahan api dan memiliki resistensi yang tinggi.

Tanaman ini kerap ditemukan di wilayah Tlogolele, Babadan, Plawangan, Turgo, Tritis, Gunung Malang, Tegalmulyo, Mriyan, dan Wonodoyo. Pohon puspa banyak ditanam di sekitar kawasan Gunung Merapi untuk merestorasi lingkungan, terutama pasca terjadinya erupsi yang terjadi pada tahun 2010.

2. Sarangan

Tanaman yang memiliki nama latin Castanopsis argentea ini dikenal juga dengan nama sarangan atau saninten. Pohon ini memiliki struktur buah yang mirip dengan rambutan. Saninten atau sarangan ini dikenal karena bijinya sebab di wilayah Eropa, biji yang dikenal dengan nama sweet chestnut atau kacang keju ini memiliki harga yang terbilang cukup tinggi.

Pohon tersebut juga tumbuh dengan subur setinggi 30 meter. Spesies khas hutan pegunungan ini kerap tumbuh di wilayah Bukit Plawangan, Turgo, Tritis, Patuk, Sembung-Cangkringan, Gedong Ijo-Kemalang, Lendong, Gunung Bibi di Cepogo, dan Jaimin serta Bendo di Desa Dukun.

3. Tesek

Tanaman yang memiliki nama latin Dodonaea viscosa ini dikenal sebagai tesek. Bagi masyarakat lokal di wilayah Merapi, tesek dijadikan sebagai sarana pendukung upacara adat. Tanaman yang dipercaya dapat menetralisir tanah ini juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar dari pembuatan jimat, kerajinan, dan gagang keris. Tesek memiliki nilai jual yang tinggi dan memiliki khasiat yang dapat mengobati ragam penyakit dalam pengobatan tradisional.

Tanaman asli Merapi ini kerap ditemui di wilayah Stabelan Tlogolele, Mriya, dan Balerante. Tesek dapat tumbuh menjulang tinggi hingga 50 meter dengan lingkar batang mencapai 60 meter.

Cerita Kampung Siluman yang Hilang karena Tertelan Erupsi Merapi

Mengenal Fauna di Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi

1. Anis Gunung

Hewan yang memiliki nama latin Turdus poliocephalus ini juga dikenal sebagai anis gunung dan anis gading. Spesies burung yang satu ini memiliki warna paruh kuning gading. Burung ini kerap ditemukan di jalur pendakian jalur Selo dan bekas jalur pendakian Kinahrejo. Anis gunung termasuk ke dalam golongan burung yang ramah manusia. Burung yang satu ini suka memakan buah, semak, serangga, roti, bahkan remahan mi instan.

2. Paruh Kodok

Hewan yang memiliki nama latin Batrachostomus javensis atau dikenal sebagai burung paruh kodok ini memiliki paruh yang lebar seperti kodok. Satwa yang termasuk ke dalam golongan satwa nokturnal ini tidak suka terbang dan lebih suka bertengger di pohon rendah yang dekat dengan tanah. Burung yang satu ini memiliki bulu berwarna abu-abu bintik atau coklat merah bata. Paruh kodok dapat ditemui di daerah Tegalmulyo Klaten, Ngargomulyo Magelang, Bukit Plawangan, dan Bukti Turgo.

3. Elang Jawa

Hewan yang memiliki nama latin Nisaetus bartelsi atau yang dikenal sebagai elang Jawa ini ditetapkan sebagai maskot dari satwa langka Indonesia pada tahun 1992. Elang Jawa termasuk ke dalam golongan hewan yang terancam punah. Hewan yang masuk ke dalam spesies endemik Jawa ini kerap ditemui di area lereng hutan pegunungan Jawa, tepatnya hingga ketinggian 3.000 mdpl dan bersarang di pepohonan tinggi.

4. Lutung Jawa

Hewan yang memiliki nama latin Trachypithecus auratus, SSP ini dikenal juga dengan nama lutung Jawa. Lutung Jawa memiliki warna hitam pekat dengan perut yang besar, bergelambir ke bawah, dan tidak memiliki kantung makanan di pipi. Hewan ini memakan bunga, buah, dan pucuk daun.

Lutung Jawa banyak menghabiskan waktu di atas pohon dan aktif di waktu siang hari. Primata yang memiliki ekor panjang ini bisa ditemui di pos pengamatan di Dengkeng Indah, Mriyan Boyolali.

5. Celepuk Reban

Hewan yang memiliki nama latin Otus lempiji ini kerap dikenal sebagai burung celepuk reban. Burung yang masuk ke dalam golongan nokturnal ini memiliki mata yang bundar. Spesies yang juga masuk ke dalam golongan burung hantu ini memiliki ukuran yang kecil. Celepuk reban gemar bertengger di pohon perdu, lubang pohon, sela pelepah kelapa, dan rumpun bambu.

Burung yang satu ini juga kerap mengeluarkan suara yang saling bersahut-sahutan dengan pasangannya dan dapat ditemukan di dekat permukiman warga serta lereng pegunungan hingga ketinggian 1.600 mdpl.

Referensi:

  • Taman Nasional Gunung Merapi. Vegetasi Gunungapi. Diakses dari https://tngmerapi.id/natura/vegetasi-gunungapi/
  • Taman Nasional Gunung Merapi. Satwa Liar. Diakses dari https://tngmerapi.id/natura/satwa-liar/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

PZ
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini