11 Makanan Khas Nusa Tenggara Timur (NTT) yang Paling Enak, Kamu Harus Coba!

11 Makanan Khas Nusa Tenggara Timur (NTT) yang Paling Enak, Kamu Harus Coba!
info gambar utama

Tak lengkap rasanya jika berwisata ke suatu tempat tanpa mencicipi makanan khas daerah tersebut. Saat berkunjung ke Provinsi Nusa Tenggara Timur, wisatawan tentu harus mengenal kuliner khas yang ada di sini.

Setiap kabupaten dan kota di provinsi ini memiliki makanan khasnya masing-masing, sehingga para wisatawan dapat menikmati berbagai jenis kuliner lokal.

Makanan khas Nusa Tenggara Timur apa saja yang bisa Kawan nikmati? Simak ulasan berikut, ya!

Daging Belacang

Daging belacang juga merupakan salah satu masakan khas Nusa Tenggara Timur. Masakan ini terbuat dari daging sapi yang direbus, digoreng, lalu ditumis. Cara membuatnya cukup mudah, pertama-tama daging sapi direbus hingga empuk. Kemudian, daging tersebut dipotong kecil-kecil dan digoreng kering. Setelah itu, daging tersebut ditumis dengan bumbu halus (bawang merah, bawang putih, gula merah, cabai merah) dan ditambah bumbu yang spesial yaitu terasi.

Arti belacang sendiri adalah terasi. Kemudian, masukkan daun bawang, kecap manis, dan air asam jawa. Terakhir, masukkan daging goreng dan masak hingga bumbu meresap.

Kuliner Pekanbaru yang Khas, Ini Rekomendasinya

Sopisambal

Masyarakat NTT, khususnya masyarakat Manggarai mempunyai minuman tradisional yang cukup terkenal yang disebut dengan sopi. Minuman sopi merupakan hasil fermentasi air nira yang diambil dari bunga pohon aren atau pohon enau. Minuman ini memiliki kandungan alkohol yang cukup tinggi dan selalu hadir dalam setiap upacara-upacara adat.

Jagung Bose

Jagung bose juga biasa disajikan dengan daging se’i. Jagung bose adalah semacam bubur jagung yang dimasak dengan kacang merah. Sebelum dimasak, bulir-bulir jagung tua direndam dalam air kapur. Sekalipun mirip bubur kasar, tetapi jagung bose ini cukup padat dan mantap sebagai pengganti nasi.

Se’i

Se’i adalah daging yang diasap, menjadi salah satu makanan khas yang unik. Awalnya, se’i dibuat dari daging rusa. Namun, karena rusa kini termasuk hewan langka, daging sapi atau babi sering digunakan sebagai alternatif.

Proses memasak se’i memakan waktu sekitar satu jam. Hasilnya adalah daging yang gurih dan empuk dengan aroma asap yang khas. Bagian luarnya sedikit garing, sementara bagian tengahnya tetap lembut.

Se’i paling lezat disajikan selagi panas. Biasanya, hidangan ini disajikan dengan nasi hangat dan tumis bunga serta daun pepaya muda. Tak lupa, sambal bawang yang pedas akan semakin menggugah selera makan.

Tumis Bunga dan Daun Pepaya

Tumis bunga dan daun pepaya adalah teman makan se’i. Tumisan dibuat dengan cara mencincang bunga dan daun pepaya muda tipis-tipis. Kemudian, bunga dan daun-daun pepaya itu ditumis dengan menggunakan sedikit minyak goreng dan bumbu, seperti garam dan bawang merah yang dipotong tipis.

Tumisan ini tidak terasa terlalu pahit. Memang ada sedikit rasa pahitnya, tetapi justru sedikit nuansa pahit itulah yang membuat nafsu makan seseorang bertambah.

Rasa pahit tumisan itu sekaligus untuk mengimbangi gurihnya potongan-potongan se’i. Selain tumis bunga dan daun pepaya, teman makan se’i adalah sayur dari jantung pisang atau tumis pare. Masyarakat NTT mengenal jenis sayuran ini dengan nama bumbu rampe.

Menyantap Gurihnya Sate Toe, Kuliner Unik Khas Pangandaran dari Kerang Totok

Sambal Lu’at

Ada lagi teman setia se’i yaitu sambal lu’at. Sambal ini dibuat dengan menghaluskan cabai rawit segar yang kecil dan pedas dengan campuran garam, bumbu jeruk nipis (beserta kulitnya), bawang putih, dan daun kemangi. Kadang-kadang juga ditambah potongan paria mentah. Jadilah, sambal yang pedas dan asam yang akan membuat wisatawan ketagihan.

Klesong

Selain nasi, pendamping yang umum untuk daging se’i adalah klesong. Klesong merupakan sejenis ketupat, sementara jagung bo’se adalah sup jagung kental berwarna kuning keputihan. Sup ini merupakan campuran antara jagung tumbuk, kacang tali (kacang merah khas Timor), dan santan kelapa.

Kerang Masak Sembako

Masakan khas Nusa Tenggara Timur lainnya adalah kerang masak semboko. Masakan ini dibuat dengan menumis kerang. Caranya kerang dicampur dengan air jeruk nipis, lalu didiamkan beberapa saat. Kemudian, bumbu halus (bawang merah, bawang putih, cabai merah, kunyit, kemiri) ditumis.

Setelah itu, ditambahkan daun kemangi, belimbing sayur, dan cabai hijau hingga harum dan layu. Terakhir, masukkan kerang ke dalam campuran tadi dan diaduk rata. Setelah kerang matang dan bumbu meresap, kerang masak sembolo siap dihidangkan.

Sambal Ikan Teri Asin

Masakan khas NTT yang tidak kalah lezatnya adalah sambal ikan teri asin. Masakan ini sangat mudah dibuat. Cukup mencampurkan teri nasi dengan bumbu-bumbu, yaitu cabai rawit, bawang merah, daun kemangi, tomat, dan jeruk nipis. Dijamin Kawan akan makan dan makan lagi.

Karmanachi

Orang Kupang memiliki masakan khas dari daging sapi yang dikenal dengan sebutan karmanachi. Cara memasaknya cukup sederhana. Daging diiris tipis lalu ditumis bersama bawang merah, bawang putih, lada, ketumbar, dan kecap manis. Rasanya sangat mirip dengan masakan Jawa yang disebut daging lapis atau krengsengan.

Karmanachi biasanya disajikan bukan dengan nasi atau jagung bose, melainkan dengan bluder, yaitu roti bolu yang agak padat khas Kupang. Jika tidak tersedia bluder, roti tawar biasa juga bisa menjadi pendamping yang pas untuk menikmati karmanachi.

Mencicipi Lezatnya Sate Ratu Jogja yang Jadi Andalan Wisata Kuliner Yogyakarta

Lawar Kupang

Makanan khas Nusa Tenggara Timur lainnya adalah lawar kupang. Lawar kupang ternyata sangat berbeda dengan lawar Bali. Berbagai sayur mentah dan daun bawang merah yang masih muda dirajang kasar bersama dengan tomat dan cilanto (daun ketumbar, di NTT disebut daun kuenter).

Lawar biasanya disajikan dengan saus asam pedas yang terbuat dari irisan cabai rawit dan perasan air jeruk nipis. Hidangan ini sering dinikmati tanpa nasi, sebagai teman sempurna untuk menemani minum tuak.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

S
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini