Novel Angkatan Balai Pustaka-Pujangga Baru Jadi Buku Bacaan Pelajar Indonesia

Novel Angkatan Balai Pustaka-Pujangga Baru Jadi Buku Bacaan Pelajar Indonesia
info gambar utama

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) resmi meluncurkan program “Sastra Masuk Kurikulum” saat menggelar peringatan Hari Buku Nasional (Harbuknas) 2024, Senin (20/5). Sejumlah novel sastra lama dari angkatan Balai Pustaka (1920—1932), Pujangga Baru (1933—1942), hingga pascareformasi (2005—sekarang) turut menjadi buku rekomendasi untuk program ini.

“Kami mendorong guru untuk memanfaatkan karya-karya sastra yang sudah dikurasi sebagai bahan ajar berbagai mata pelajaran, tidak hanya Bahasa Indonesia. Namun, guru tetap perlu mendampingi proses pembacaan yang dilakukan murid, sehingga dapat menggali nilai-nilai yang terkandung dalam suatu karya sastra,” ucap Mendikbudristek RI Nadiem Makarim saat meluncurkan program Sastra Masuk Kurikulum.

Ada 43 buku sastra yang direkomendasikan Kemendikbudristek untuk pelajar jenjang sekolah dasar dan madrasah ibtidaiah (SD/MI). Mayoritas berupa buku cerita anak, termasuk Majalah Bobo Edisi Koleksi 50 tahun; Si Cemong Coak; Pak Supi, Kakek Pengungsi; Anak-Anak Malam; Kopral Jono; Dunia Si Gambir; dan Si Dul Anak Jakarta.

Kemudian, pelajar jenjang SMP/MTs mendapat 29 rekomendasi buku sastra. Beberapa di antaranya: Laskar Pelangi, Janger Merah, Dongeng dari Kap Na’m to Fena, Tjokroaminoto: Guru Bangsa Pendiri Bangsa, dan Mengapa Luka Tidak MemaafkanPisau.

Mengenang Sosok Mohammad Yamin: Bapak Bangsa Segudang Karya Sastra

Sementara itu, ada 105 buku sastra yang direkomendasikan untuk pelajar SMA/SMK/MA/MAK. Novel-novel angkatan Balai Pustaka dan Pujangga Baru mendominasi daftar tersebut. Beberapa di antaranya: Layar Terkembang, Robohnya Surau Kami, Merahnya Merah, Malam Seribu Jahanam, Belenggu, Hikayat Kadiroen, dan buku yang pernah dilarang beredar pada zaman orde baru, Bumi Manusia.

Program Sastra Masuk Kurikulum diinisiasi oleh Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek sejak 2023 sebagai turunan dari Episode Merdeka Belajar ke-15: Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar. Program ini dilaksanakan dengan mengumpulkan sastrawan, akademisi, dan pendidik, yang memiliki perhatian khusus terhadap pemanfaatan sastra dalam pembelajaran di sekolah.

“Saat membawakan buku-buku ini di kelas, pendidik sangat disarankan untuk mendampingi peserta didik selama membaca. Jadikan program ini sebagai kesempatan untuk merasakan bersama pengalaman bersastra,” tulis Kemdikbudristek dalam Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.

Pendidik dapat menggunakan daftar rekomendasi buku sastra sebagai menu yang dapat dipilih. Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan guru dalam memilih buku, misalnya: kebutuhan kelas, kemampuan peserta didik, topik yang sedang hangat dibicarakan, minat peserta didik, dan kesiapan guru untuk membawakan buku pilihan.

Sastra Lisan Lumbung Memori Antargenerasi Masyarakat Desa Sidorejo, Lendah, Kulonprogo

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini