Kenali Kambing Senduro, Simak Bagaimana Cara Beternaknya!

Kenali Kambing Senduro, Simak Bagaimana Cara Beternaknya!
info gambar utama

Kambing Senduro merupakan jenis kambing asli Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Kambing ini unggul sebagai kambing perah, dengan tubuh besar, keturunan berkualitas, dan produksi susu yang tinggi.

Ciri khasnya termasuk bulu putih, telinga panjang, dan ambing susu yang cocok untuk diperah. Kambing Senduro telah diakui sebagai kekayaan genetik ternak lokal Indonesia yang perlu dilestarikan dan dikembangkan.

Kambing ini merupakan hasil persilangan antara kambing etawa India dengan kambing kacang dan kambing jawarandu. Memiliki nilai strategis karena telah dikembangbiakkan secara turun temurun dan menjadi bagian dari budaya peternakan lokal.

Potensinya besar, dengan target peningkatan kambing berkualitas yang memiliki surat keterangan layak bibit (SKLB) mencapai 300 ekor.

Baca Juga: Mengenal Kambing Saanen, Kambing Asal Swiss Penghasil Susu Terbaik

Kelompok ternak "Etawa Senduro" di Desa Kandangtepus, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, menggunakan susu Kambing Senduro sebagai sumber pendapatan.

Namun, beberapa anggota tidak melakukan pemerahan karena lemahnya pasar susu kambing dan kurangnya pengetahuan tentang perawatan Kambing Senduro untuk perah.

Keunggulan Kambing Senduro

  1. Rasa Susu: Susu Kambing Senduro memiliki rasa yang lebih gurih dibandingkan dengan susu dari jenis kambing lain, seperti kambing Peranakan Etawa (Kaligesing).
  2. Kemudahan Pemeliharaan: Kambing Senduro mudah dipelihara dan diperah karena tubuhnya besar, menghasilkan keturunan unggul, dan produksi susu yang maksimal.
  3. Fertilitas Tinggi: Kambing Senduro memiliki tingkat kesuburan yang tinggi, dengan rata-rata umur beranak pertama sekitar 394 ± 58 hari dan jarak beranak (Calving Interval) 220 ± 17 hari, sehingga populasi ternak ini dapat berkembang dengan cepat dan memenuhi kebutuhan pangan manusia.
  4. Produksi Susu Maksimal: Secara alami, kambing Senduro mampu menghasilkan susu dalam jumlah yang signifikan, yaitu antara 1,7 hingga 2 liter per hari.
  5. Karakteristik Fisik: Kambing Senduro memiliki ciri khas seperti bulu putih, telinga panjang, dan ambing susu yang ideal untuk perah. Postur tubuhnya yang tinggi dan berbobot juga memberikan nilai estetika tersendiri.

Kambing Senduro sendiri memiliki keunggulan signifikan dibandingkan kambing perah lainnya, sehingga sangat potensial untuk dikembangkan dan dilestarikan sebagai sumber daya genetik ternak lokal Indonesia.

Baca Juga: Mengenal Kambing Jawa Randu, Kambing Hasil Persilangan yang jadi Ikon Kota Cilacap

Perawatan Kambing untuk Meningkatkan Produksi Susu

Perawatan kambing Senduro untuk meningkatkan produksi susu meliputi beberapa langkah:

  1. Pengawasan Kesehatan: memastikan kambing Senduro selalu dalam keadaan sehat dengan pemeriksaan rutin oleh dokter hewan. Ini penting untuk mencegah penyakit yang bisa mengurangi produksi susu.
  2. Pemberian Pakan: menyediakan pakan yang seimbang dan berkualitas tinggi. Nutrisi yang tepat dalam pakan dapat meningkatkan produksi susu, dan pakan harus disesuaikan dengan usia dan jenis kambing.
  3. Pengawasan Air: memastikan kambing Senduro selalu memiliki akses ke air bersih dan segar. Air yang berkualitas baik dapat membantu meningkatkan produksi susu.
  4. Pengawasan Tempat: memastikan tempat tinggal kambing Senduro selalu seimbang dan kering. Lingkungan yang kering dapat mencegah infeksi dan meningkatkan kesehatan kambing.
  5. Pengawasan Pemeliharaan: merawat kambing Senduro dengan baik dan rutin. Perawatan yang baik dapat meningkatkan produksi susu dan kesehatan kambing.
Baca Juga: 6 Cara Sederhana Beternak Kambing Gibas, Cukup Mudah!

Tantangan yang Harus Dihadapi

Selain itu, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh masyarakat Lumajang dalam merawat kambing-kambing ini tentunya. Di antaranya:

1. Bibit yang Tidak Berkualitas: Kualitas bibit kambing Senduro yang rendah dapat mengganggu produksi susu dan kesehatan ternak.

2. Hijauan Berkualitas: sulitnya mendapatkan hijauan berkualitas menyebabkan asupan nutrisi dari hijauan menjadi tidak mencukupi.

3. Penyakit Ternak: penyakit ternak menyebabkan kerugian ekonomi dan mengurangi produksi susu.

4. Bau Prengus: bau prengus membuat masyarakat enggan membeli susu kambing, sehingga peternak kesulitan menjual produk mereka.

5. Legalitas Izin Edar: sulitnya mengurus legalitas izin edar susu menyebabkan peternak kesulitan menjual produk mereka.

6. Anggota Kelompok yang Minim: kurangnya anggota kelompok ternak dan ketidakmampuan bekerja sama secara efektif menghambat pengembangan usaha ternak.

7. Kurangnya Pengetahuan: kekurangan pengetahuan tentang cara merawat kambing Senduro untuk diperah menyebabkan beberapa anggota tidak melakukan pemerahan susu.

Oleh karena itu, peternak kambing Senduro di Lumajang perlu berupaya meningkatkan kualitas bibit, memperoleh hijauan berkualitas, mengurangi penyakit ternak, dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat susu kambing.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Nadira Hamamah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Nadira Hamamah.

NH
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini