Njipangan, Brandal Panji Hitam dan Putih

Artikel ini milik Jurnaba dan merupakan bentuk kerjasama dengan Good News From Indonesia.

Njipangan, Brandal Panji Hitam dan Putih
info gambar utama

Tlatah Njipangan (Blora dan Bojonegoro) dikenal sebagai “tanah apes” bagi Belanda beserta kroninya. Berikut bukti betapa horornya Tlatah Njipangan bagi kaum imperialis dan para pendukungnya. 

Penanaman mental inferior (rendah diri), baru dilakukan penjajah terhadap Nusantara pada abad 16 M. Sebelum abad 16 M, Nusantara dikenal sebagai masyarakat nan bermental superior. Sementara di wilayah Jipang, agenda penanaman inferioritas selalu mendapat perlawanan sengit di tiap zaman.

Kajipangan (Nagari Jipang, Kadipaten Jipang, Jipang Panolan, Jipang Padangan, hingga Jipang Rajekwesi) adalah suksesor Medang Kamolan. Ia sudah masyhur sebagai wilayah yang dihormati Raja Airlangga (Medang Kahuripan) dan Raja Wisnuwardhana (Singasari) sejak abad 11 M. Ini tentu penting untuk diketahui.

Tlatah Njipang merupakan bumi anti-inferioritas. Wajib diketahui, Jipang selalu menjadi daerah vasal Kemaharajaan di tiap zaman. Tapi Jipang tak pernah ditaklukan lewat jalan perang. Dalam catatan sejarah, belum ada satupun kerajaan menaklukan Jipang, kecuali lewat dongeng.

Pada zaman-zaman berikutnya, wilayah Jipang tercatat empiris sebagai tanah yang menyelamatkan banyak pejuang. Cukup banyak data menunjukan superioritas Jipang sebagai tanah penyelamat para pejuang. Sayangnya, data-data ini tertutup hegemoni dongeng abad 18 M, sehingga generasi penerus kurang mengetahui.

Baca Selengkapnya

Terima kasih telah membaca sampai di sini