Menanggapi Perubahan Iklim Melalui Paris Agreement

Artikel ini milik zonaebt dan merupakan bentuk kerjasama dengan Good News From Indonesia.

Menanggapi Perubahan Iklim Melalui Paris Agreement
info gambar utama

Ilustrasi Perjanjian. Sumber: pixabay
info gambar

Perubahan jangka panjang dalam suhu dan pola cuaca saat ini disebabkan terutama oleh aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil (batu bara, minyak, dan gas alam), pembuangan limbah, pembangunan, dan penggunaan kendaraan/transportasi yang melepaskan sejumlah besar gas rumah kaca ke atmosfer. Gas rumah kaca yang dilepas ini menghasilkan panas dan menaikkan suhu bumi. 

Berbagai macam strategi perlu dimaksimalkan karena mengetahui perubahan iklim ini memiliki konsekuensi yang membahayakan baik lingkungan maupun makhluk hidup. Kekeringan hebat, kelangkaan air, naiknya permukaan laut, banjir, pencairan es kutub, badai dahsyat dan penurunan keanekaragaman hayati pun dikhawatirkan akan terjadi dengan dampak yang lebih parah di masa yang akan datang. Mengingat urgensi perubahan iklim harus dihadapi secara internasional, berbagai macam upaya serta siasat dilakukan. Contohnya beralih ke sumber energi terbarukan, menerapkan praktik pengelolaan limbah berkelanjutan, melakukan reboisasi dan penghijauan, bahkan kebijakan internasional pun dilahirkan untuk mengatasi masalah ini.

Ilustrasi Peta Dunia. Sumber: pixabay

Negara-negara di seluruh dunia bekerja sama untuk ‘memerangi’ perubahan iklim. Pada tahun 2015, para pemimpin dunia menyepakati tujuan baru yang ambisius dalam perang melawan perubahan iklim. Paris Agreement adalah perjanjian internasional yang dinegosiasikan di bawah konvensi kerangka kerja pbb tentang perubahan iklim (United Nations Framework Convention on Climate Change/UNFCCC). Setelah melalui proses negosiasi, persetujuan ini ditandatangani tepat pada peringatan Hari Bumi tanggal 22 April 2016 di New York, Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Terima kasih telah membaca sampai di sini