Meski Tingkat Depresi Tinggi, Mengapa Masyarkat Jepang Lebih Panjang Umur?

Artikel ini milik GoodStats dan merupakan bentuk kerjasama dengan Good News From Indonesia.

Meski Tingkat Depresi Tinggi, Mengapa Masyarkat Jepang Lebih Panjang Umur?
info gambar utama

Bunuh diri menjadi persoalan serius bagi seluruh masyarakat dunia. Maka dari itu, Badan organisasi kesehatan dunia WHO pada 2003 bersama dengan International Association for Suicide Prevention (IASP) memperingati World Suicide Prevention Day atau Hari Pencegahan Bunuh Diri setiap tanggal 10 September. Sejak saat itu, bulan September juga diperingati sebagai bulan pencegahan bunuh diri.

WHO menyatakan bahwa depresi mengisi peringkat 4 sebagai penyakit mematikan di dunia, dan diprediksikan akan menjadi masalah gangguan kesehatan yang utama di dunia. Pada 2019 sekitar 800.000 orang per tahun dilaporkan meninggal akibat bunuh diri.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui siaran pers mengatakan, perilaku bunuh diri (ide, rencana, dan tindakan bunuh diri) dikaitkan dengan berbagai gangguan jiwa lainnya, seperti depresi. Masalah depresi yang dialami seseorang tentu akan mengubah berbagai hal, mulai dari gangguan pola makan, perilaku sosial, hingga jadwal tidur yang tidak teratur.

Baca Selengkapnya

Terima kasih telah membaca sampai di sini