Sastra di Ruang Publik: Menjadikan Sastra Kalbar Tuan di Rumah Sendiri

Artikel ini milik Pontinesia dan merupakan bentuk kerjasama dengan Good News From Indonesia.

Sastra di Ruang Publik: Menjadikan Sastra Kalbar Tuan di Rumah Sendiri
info gambar utama

CERITA KOTA | Jika aktivitas membaca kerap jadi kegiatan personal, maka sastra di ruang publik menawarkan pengalaman berbeda. Warung kopi yang biasanya penuh hingar bingar percakapan, berubah jadi alunan cerita pendek yang diperdengarkan. Seakan mengajak berbincang, namun hanya butuh telinga.

Karya para penulis Kalbar dibacakan dengan tenang. Intonasinya menyesuaikan alur cerita. Seperti mendengar buku audio, tetapi dengan cerita yang dekat.

“Kami berupaya menghantarkan karya-karya sastra kepada khalayak luas. Khususnya karya sastra yang ada di Kalimantan Barat," ujar pegiat Sastra di Ruang Publik, Ahmad Sofian.

Sastra di Ruang Publik jadi upaya mengenalkan, mendekatkan dan memahami karya sastra. Khususnya karya-karya sastra Kalimantan Barat kepada masyarakat umum, agar makin tahu Indonesia. Roman dan puisi dibacakan bergiliran. Sembari menyebut nama si pengarang.

Warung kopi jadi salah satu ruang publik yang disasar. Ada beberapa alasan. Pertama, agar lebih banyak orang yang mendengar dan mengetahui karya sastra. Kedua, karena kehadiran ruang publik yang terbuka, egaliter dan tanpa tekanan sangat penting dalam meningkatkan kualitas kenyamanan hidup di perkotaan.

Baca Selengkapnya

Terima kasih telah membaca sampai di sini