Kota di Eropa Ini Disebut Sebagai Kota Gamelan

Kota di Eropa Ini Disebut Sebagai Kota Gamelan
info gambar utama
Gamelan merupakan produk budaya musik yang telah dikenal berasal dari Indonesia khususnya pulau Jawa. Alat musik gamelan yang telah dikenal luas kini tidak hanya diminati sebagai budaya tradisional tetapi juga telah menjadi akulturasi budaya modern. Seperti yang terjadi di kota München, Jerman yang ternyata mendapat gelar sebagai The Gamelan City of Europe.

Seperti diberitakan liputan6.com Julukan baru kota München tersebut diungkapkan oleh Duta Besar RI untuk Jerman, Arif Hava Oegroseno dalam sambutannya saat pembukaan Internatinoales Gamelan Musik Festival München, Indonesia #Bronze.Bamboo.Beats 8 Juni yang lalu di Münchner Stadtmuseum, München, Jerman. Julukan tersebut disematkan karena München melalui Münchner Stadtmuseum dianggap turut andil dalam mempromosikan gamelan di Eropa selama lebih dari 30 tahun. Selama itulah lebih dari 20 ribu orang dari berbagai belahan dunia mengenal musik gamelan yang dipamerkan museum ini.

Sementara itu perwakilan pemerintah kota München dalam sambutannya juga mengungkapkan kekagumannya pada kekayaan budaya gamelan dari Indonesia. Pihaknya bahkan menganggap sebutan München sebagai kota Gamelan Eropa menjadi apresiasi dan bentuk perhatian Republik Indonesia terhadap pengembangan dan promosi gamelan dan musik gamelan di kota tersebut.

Festival Gamelan Internasional München sendiri digelar selama 10 hari dari tanggal 8 – 17 Juni 2018 dan merupakan festival gamelan terbesar pertama yang pernah diselenggarakan di Eropa. Festival ini dihadiri oleh 300 lebih peserta dan 20 kelompok gamelan dari berbagai negara antara lain Indonesia, Amerika Serikat, Kanada, Spanyol, Belanda dan Jerman. Kelompok-kelompok gamelan tersebut juga menjadi pembicara dalam sesi bagi pengalaman dan pengetahuan dengan para peserta melalui lokakarya yang menjadi momen berbagi ilmu di festival ini.

Hal menarik dari festival tahun ini adalah adanya pertunjukan yang memadukan musik-musik tradisional gamelan dengan musik kontemporer. Perpaduan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi peserta yang baru pertama kali mengenal gamelan. Seperti yang dilakukan kelompok Kiai Fatahillah dan Slaukat yang memainkan gamelan dengan tabuhan lonceng menara (carillon) Mariahilfkirche.

Festival juga dimeriahkan dengan penampilan berbagai jenis gamelan dan aneka cit arasa aliran musik dari grup Puspa Gita Pertiwi, Gamelan Salukat, Tingklik dan India, Balawan dan Batuan Ethic Fusion, Kyai Fatahillah dan Jegog Art Project.

Jika di Eropa gamelan sudah populer, lalu bagaimana di Indonesia ya?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini