GO-FOOD, Raksasa Layanan Pesan-Antar Makanan di Asia Tenggara

GO-FOOD, Raksasa Layanan Pesan-Antar Makanan di Asia Tenggara
info gambar utama
  • Kesuksesan GO-FOOD di Indonesia turut membawanya jadi raksasa layanan pesan-antar makanan di Asia Tenggara.
  • Ini terlihat dari temuan-temuan dan laporan pihak ketiga mengenai GO-FOOD.
  • Data ini dijabarkan di acara Mitra Juara GOJEK 2019.

Sebuah laporan berjudul The State of Mobile 2019 dari App Annie menunjukkan GOJEK sebagai aplikasi ride-sharing yang paling banyak digunakan di Indonesia. Ini tak lepas dari beragam layanan yang ditawarkan GOJEK, termasuk salah satunya GO-FOOD.

Dalam keterangan resmi, data internal GOJEK menyebut pangsa pasar GO-FOOD di Indonesia mencapai 80%. Ini divalidasi dengan riset dari IDN Times mengenai layanan pesan-antar makanan yang paling banyak dipakai, menyatakan GO-FOOD yang paling banyak digunakan di Indonesia.

Dalam acara Mitra Juara GOJEK 2019 di Ecovention Ancol, Jakarta, Kamis (11/4) lalu, Catherine Hindra Sutjahyo selaku Chief Commercial Expansion GO-FOOD mengatakan bahwa GO-FOOD semakin kuat posisinya sebagai pemain online food delivery terbesar di Indonesia.

BACA JUGA: GOJEK Resmi Berstatus Decacorn pada Tahun Ke-10

Hal ini antara lain dikarenakan teknologi GOJEK yang membantu para merchant, terutama UMKM, dalam mengembangkan skala bisnisnya. Para UMKM yang bergabung dengan GO-FOOD rata-rata mengalami peningkatan omzet 3,5 kali lipat sejak bergabung.

Keberhasilan di Indonesia juga menuntun GO-FOOD jadi raksasa layanan pesan-antar makanan di Asia Tenggara. Per akhir tahun 2018, GO-FOOD mencatatkan jumlah pesanan sebesar 30 juta per bulan di Asia Tenggara.

Sementara, pertumbuhan jumlah order GO-FOOD mengalami peningkatan tujuh kali lipat, dari Desember 2016 ke Desember 2018.

BACA JUGA: GOJEK Operasikan Layanan Ambulans di Bandung

“Kepercayaan merchant kami sejalan dengan kepercayaan dan loyalitas konsumen pada GO-FOOD, yang telah menjadikan GO-FOOD bagian tak terlepaskan dari kehidupan sehari-hari. Hal ini tercermin dari jumlah order yang terus meningkat dari tahun ke tahun,” ujar Catherine.

Kemudian riset LD FEB UI menemukan bahwa 93% responden mitra UMKM mengalami peningkatan volume transaksi dan 55% mitra mendapatkan peningkatan klasifikasi omzet setelah bergabung dengan GO-FOOD.

Peningkatan volume dan omzet bisnis memacu mitra UMKM untuk terus mengembangkan usahanya. Hal ini ditunjukkan dari 85% responden yang menginvestasikan kembali pendapatannya ke dalam usaha mereka.**

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini