Cerita dari Mesir: Lihatlah! 7 Ribu Mahasiswa Indonesia di Al-Azhar!

Cerita dari Mesir: Lihatlah! 7 Ribu Mahasiswa Indonesia di Al-Azhar!
info gambar utama

Mesir tidak saja menjadi negara pertama di dunia yang mengakui kemerdekaan RI, tapi presidennya, Gammal Abdul Nasser, menghadiahkan gedung megah kepada presiden Soekarno yang sekarang berada di Gedung KBRI yang berlokasi di kawasan elite di Kairo.

Di halaman gedung itu ada pohon mangga yang ditanam Soekarno. Atas bantuan saudara Iqbal yang menelepon staf lokal KBRI di Mesir, kami akhirnya dapat diterima resmi dengan Atase Pendidikan Kedubes RI, namanya Bapak Dr. Usman Shihab, MA.

Beliau ini lulusan pesantren Gontor, Jawa Tmur, dan menjelaskan banyak hal tentang hubungan Indonesia degan Mesir, termasuk keberadaan gedung pemberian Presiden Nasser di atas serta soal hubungan penddidikan.

Pak Usman menjelaskan bahwa saat ini ada 7.000 mahasiswa Indonesia yang belajar di Al-Azhar University yang sebagian besar atas beasiswa dari Al-Azhar. Perguruan tinggi berumur tua ini mengalokasikan Rp 22 miliar untuk beasiswa itu.

Sebaliknya, pemerintah RI mengirim beberapa mahasiswa Mesir ke Indonesia, ke pesantren-pesantren dan mereka menulis buku kenang-kenangan pengalaman mereka di Indonesia. Ketika saya sholat di masjidnya Al-Azhar Univerrsity, terlihat banyak anak-anak muda dari Indonesia yang sedang belajar di Universitas ini.

BACA JUGA: Cerita dari Mesir: Ternyata, Indonesia Lebih Rapi dan Bersih dari Kairo

Di sebuah rumah makan, saya bertemu pemuda dari Aceh yang menjelaskan bahwa tahun ini ada sekitar 500 pemuda Aceh yang belajar di Al-Azhar. Iqbal menambahi bahwa dari Riau juga ada sekita 500-an mahasiswa disitu.

Selain di Al-Azhar, Mesir sebenarnya juga mempunyai institusi pendidikan terkenal lainnya, tapi tidak banyak mahasiswa Indonesia yang belajar di situ. Paling banyak ya di Al-Azhar.

Mesir juga dikenal memiliki tokoh dunia, misalnya ada peraih hadiah nobel, ada ketua badan atom dunia, ada pemain sepak bola dunia Mohamed Salah, dsb. Kata Pak Usman, Mesir sudah menganggap Indonesia sebagai saudara, tapi perdagangan masih belum besar, meskipun angkanya meningkat.

Pihak pengusaha atau investor Indonesia atau negara-negara lain masih ragu untuk berinvestasi di Mesir, karena keraguan terhadap sistem hukum dan keamanan di Mesir. Negara ini selalu mengeluarkan undang-undang darurat yang setiap tiga bulan diperpanjang.

BACA JUGA: Cerita dari Mesir: Di Pesawat, Ungkap Sejarah Indonesia yang Hebat

Beberapa kali terjadi bom meledak yang menyasar turis di luar Kairo dan gereja di Kairo. Kami diwanti-wanti Pak Usman agar tidak dekat-dekat tempat tertentu pasca-meninggalnya mantan Presiden Mesir, Mohammed Morsi. Terlihat juga kendaraan lapis baja di beberapa sudut kota Kairo dan tentara-tentara dengan senjata lengkap.

Tapi anehnya, Tiongkok berani menanggung risiko-risiko itu dengan berinvestasi membangun kawaasan baru yang disebut New Cairo, Kawasan ini berhektar-hektar dikuasai Tiongkok untuk membangun infrastruktur, gedung-gedung baru, perkantoran pemerintah baru, seperti yang ada di Kawasan Putrajaya Kuala Lumpur Malaysia.

“Wah Cina ini pokoknya sudah menguasai Afrika,” kata Pak Usman. Dia mengatakan Tiongkok kalau membantu tidak tanggung-tanggung misalnya membangun gedung-gedung baru di University of Suez termasuk gedung laboratorium.***

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Ahmad Cholis Hamzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Ahmad Cholis Hamzah.

Terima kasih telah membaca sampai di sini