Sebuah Bandara Masuk Jajaran Merek Termahal di Indonesia

Sebuah Bandara Masuk Jajaran Merek Termahal di Indonesia
info gambar utama
  • Bandara Internasional Soekarno-Hatta masuk ke jajaran 100 besar merek termahal di Indonesia.
  • Pencapaian ini adalah yang pertama kalinya untuk Bandara Soetta.
  • Soetta juga menjadi satu-satunya bandara yang masuk di daftar ini.

Dalam kajian konsultan independen asal Inggris, Brand Finance, yang bekerja sama dengan majalah SWA, terdapat sebuah bandara yang masuk jajaran merek termahal di Indonesia. Bandara tersebut adalah Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Bandara yang terletak di Tangerang ini memiliki valuasi merek (brand value) mencapai USD 72 juta. Dengan nominal itu, Bandara Soekarno-Hatta bercokol di peringkat 71 dari 100 besar Indonesia Most Valuable Brands 2019.

Dilansir dari siaran pers yang diterima GNFI, pencapaian ini adalah yang pertama kalinya bagi Bandara Soekrno-Hatta. Peringkat itu juga menjadikan Soetta sebagai satu-satunya bandara yang masuk jajaran merek termahal di Indonesia.

Metodologi yang digunakan oleh Brand Finance dalam menentukan brand value mencakup sejumlah proses yakni menghitung Brand Strength Index (BSI), Brand Royalty Rate. dan Brand Revenues, hingga akhirnya didapat Brand Value dari suatu merek.

BACA JUGA: Mari Sambut Hotel Bintang 4 di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta

Presiden Direktur PT. Angkasa Pura II (Persero), Muhammad Awaluddin, mengatakan kesuksesan Bandara Soekarno-Hatta berada di dalam jajaran merek paling mahal untuk pertama kalinya merupakan hasil dari transformasi yang tengah dijalankan perusahaan.

Caption (Sumber Gambar)
info gambar

“Ada 3 transformasi yang sedang kami lakukan, yaitu business & portfolio transformation, infrastructure & operation system transformation, dan human capital transformation. Transformasi tersebut untuk mencapai tujuan yakni menjadikan (bandara) Soekarno-Hatta sebagai the best smart connected airport in the region.”

“AP II juga melakukan pembangunan masif di (bandara) Soekarno-Hatta seperti terminal, runway, dan stasiun kereta di mana hal ini termasuk dalam hard infrastructure. Di sisi lain, kami mengimbangi pembangunan itu dengan mengembangkan soft infrastructure yakni ekosistem digital,” ujar Muhammad Awaluddin.

Perpaduan antara pengembangan hard infrastructure dan soft infrastructure mampu membuat Bandara Soekarno-Hatta mempertahankan standar tinggi dalam melayani 60-70 juta penumpang pesawat per tahun.**

BACA JUGA: Inilah Beragam Opsi Transportasi Umum di Bandara Kertajati

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini