Citra TVRI mulai beralih. Dari stasiun TV yang ketinggalan zaman menjadi kekinian, TVRI coba menggapai lagi kejayaan. Langkah-langkah konkret pun sudah dilakukan, dengan berbagai perubahan.
Paling mencolok tentunya adalah perubahan logo. Akhir Maret 2019 lalu, logo lawas TVRI yang berhias bumerang di atasnya, diganti lebih sederhana. Huruf kapital tegak dengan lingkaran di huruf "RI", beserta warna biru-putih, membuat stasiun tv tertua di Indonesia ini terlihat kembali remaja.
TVRI seakan kembali ke masa mudanya, ketika membuat Indonesia jadi negara keempat di Asia yang punya stasiun TV. TVRI seperti meraih lagi gairahnya, kala program-program legendarisnya selalu dinanti para pemirsa layar kaca.
Dalam acara GoodTalk Offline Session: Di Balik Layar Transformasi TVRI, Rabu (9/10) lalu, Helmy Yahya dan Apni Jaya Putra membeberkan resep-resep untuk mengubah citra TVRI. Mereka bercerita panjang lebar tentang persoalan yang dihadapi, dan bagaimana mencari solusinya.
Helmy Yahya membuka presentasinya dengan fakta yang mengejutkan. Direktur Utama TVRI tersebut mengatakan, TVRI sempat menerima 3x disclaimer beruntun. Artinya, TVRI tidak bisa dipercaya dalam pengelolaan keuangan.
Hat-trick disclaimer itu menambah panjang daftar persoalan TVRI, yang anggarannya sangat minim (di bawah Rp 1 triliun) padahal punya 4.800 karyawan, dan usia SDM yang sudah uzur. Sebanyak 42 persen karyawan TVRI berusia di atas 50 tahun, 30 persen dalam rentang 41-50 tahun, dan hanya 28 persen yang umurnya 26-40 tahun.
"Karena SDM-nya tua, penontonnya juga tua-tua," ucap Helmy Yahya yang diikuti tawa peserta.
Helmy Yahya kemudian memutar otak. Setelah ditunjuk jadi Direktur Utama TVRI dua tahun lalu, adik Tantowi Yahya ini langsung memetakan kekuatan TVRI. Dengan pemetaan ini, sisa-sisa kekuatan TVRI bisa digunakan untuk mengikis persoalan yang dihadapi.
Status TVRI sebagai tv publik adalah kekuatan pertama. Dengan status ini, TVRI tidak perlu bersaing dengan tv swasta, jadi bisa menjalankan fungsi to educate, to entertain, to inform dengan tepat.
"Jadi TVRI aman untuk anak-anak. Kita juga punya program pelajaran mengaji, menggambar, dan lain-lain," ungkap Helmy.
BACA JUGA: Helmy Yahya dan Formula Anti-Aging untuk TVRI
Kemudian untuk menggaet pemirsa lebih luas, TVRI juga masuk ke dunia siaran olahraga. Ada dua olahraga yang di-cover TVRI yakni bulu tangkis dan sepak bola.
Di bulu tangkis TVRI memegang hak siar Sirkuit Nasional, World Badminton Championship, All England, dan lain-lain. Hanya Blibli Indonesia Open saja yang tidak ditayangkan TVRI. Bahkan tahun depan TVRI juga akan menayangkan Piala Thomas dan Uber.
Lalu di sepak bola, TVRI sukses membeli sebagian hak siar English Premier League (EPL) yang dibagi bersama MolaTV. Adanya tayangan EPL menemani Coppa Italia yang lebih dulu ditayangkan TVRI. Kabar baik lainnya, TVRI juga menjadi official broadcaster PON 2020.
Helmy Yahya menuturkan, untuk melakukan inovasi-inovasi itu diperlukan upaya yang tidak mudah. Harus ada keteladanan yang ditunjukkan dari pimpinan, agar para karyawan ikut tergerak untuk membangkitkan TVRI.
"Kami tingkatkan akuntablitas, tentukan standar dan SOP, dan lakukan supervisi langsung. Kami berenam sebagai pimpinan harus menunjukkan keteladanan, karena leader has to be seen," urai Helmy Yahya menerangkan.
BACA JUGA: Penetrasi TVRI di Siaran Olahraga Luar Negeri
Kemudian Apni Jaya Putra yang menjabat Direktur Program dan Berita TVRI menambahkan ada lima improvement area yang dilakukan TVRI dalam mencanangkan kebangkitan. Kelimanya adalah reformasi birokrasi, tata kelola keuangan, content dan rebranding, peningkatan penerimaan BNPB, serta modernisasi peralatan penyiaran dan pemancar.
"Rebranding bukan cuma ganti logo tapi juga cara kerja," kata Apni.
Ada satu cerita menarik dari Apni ketika menggambarkan situasi TVRI dulu. Saat itu, kamera-kamera yang dipunya TVRI sudah sangat jadul. Ada yang harus diganjal kayu, ada yang harus ditambal kertas, saking berumurnya sang kamera.
Tapi sekarang, seiring wajah TVRI yang berubah, peralatan pun semakin modern. TVRI kini memiliki kamera 4K dengan versi terbaru, dan punya studio siaran EPL yang futuristik. Fasilitas baru ini melengkapi infrastruktur TVRI sebelumnya, seperti 30 stasiun produksi, 360 pemancar analog, dan 73 pemancar digital.
Khusus untuk pemancar digital, tahun depan jumlahnya akan bertambah jadi 117 unit. Ini menjadikan jumlah pemancar digital TVRI jauh mengungguli tv swasta yang paling banyak hanya 58. Maka tak heran, siaran TVRI bisa menjangkau 160 juta penduduk Indonesia.
Selain dari segi penyiaran, TVRI juga memperhatikan aspek media sosialnya. Desain grafis dibuat lebih kekinian dengan menonjolkan lingkaran-lingkaran yang menjadi ciri khas TVRI kini, dan dibumbui warna-warna cerah.
Upaya-upaya ini pun tak butuh waktu lama untuk membuahkan hasil. Tahun lalu, program Memori Melodi diganjar penghargaan Program Musik Favorit di Panasonic Gobel Awards 2018. Pencapaian ini adalah yang pertama kalinya bagi TVRI di ajang tersebut.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News