Sering Dilupakan, Ternyata Ini Khasiat Lintah

Sering Dilupakan, Ternyata Ini Khasiat Lintah
info gambar utama

Etnomedisin (etnomedicine) merupakan kajian antropologi medis yang membahas mengenai sistem medis pada masyarakat tradisional, atau sering juga disebut sebagai pengobatan tradisional.

Pada praktiknya etnomedisin masih memanfaatkan tumbuhan atau hewan sebagai obat untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Macam pengobatan yang menggunakan etnomedisin dibagi menjadi dua, yaitu berbahan dasar tumbuhan disebut sebagai herbalmedicine dan berbahan dasar dari pemanfaatan binatang disebut animalmedicine.

Animalmedisin digolongkan dalam dua jenis yaitu, pertama menggunakan bagian tubuh hewan untuk pengobatan, seperti cula badak, fetus atau bayi kijang, empedu kobra, dan lainnya.

Kedua adalah memanfaatkan produksi hewan, seperti susu, madu, lintah untuk menghisap darah, sengatan lebah, dan sebagainya.

Salah satu pengobatan tradisional dengan memanfaatkan produksi hewan ialah terapi lintah. Terapi lintah telah digunakan sejak 2000 tahun lalu di Eropa dan Cina.

Terapi Lintah
info gambar

Lintah merupakan anggota dari filum annelida, yang dapat hidup di dalam air atau di darat pada daerah tropis. Ada sekitar 600 jenis lintah, tapi hanya 15 jenis lintah saja yang dapat digunakan sebagai pengobatan.

Lintah yang biasa digunakan di dunia medis merupakan famili Hirudinidae. Lintah menghisap darah, dan bekerja seperti pipet kecil mengijeksi puluhan, hingga ratusan zat kimia, dengan memasukan air liurnya ke dalam tubuh manusia.

Pada awalnya, lintah hanya digunakan sebagai pengobatan untuk penyakit jantung dan gangguan peredaran darah saja. Namun seiring perkembangan zaman, kini lintah juga dapat menjadi pengobatan untuk penyakit radang kronis, rasa nyeri, bedah plastik dan rekonstrusi, hingga pengobatan untuk penurunan fungsi tulang sendi.

Cara yang digunakan dalam pengobatan lintah diawali dengan pasien yang berada pada posisi nyaman, bergantung pada letak bagian tubuh mana mengalami masalah atau penyakit.

Kemudian bagian tubuh tersebut mulai dibersihkan menggunakan air, dan dikeringkan menggunakan lap atau kain bersih. Saat lintah mulai diaplikasikan pada bagian tubuh, lintah akan berubah posisi menjadi melengkung menandakan lintah tersebut sedang menghisap darah.

Jika pasien mengeluh karena nyeri dan gatal, lintah akan dilepaskan dengan menaburkan garam.

Terapi sedot lintah hingga saat ini dipercayai sebagai terapi yang baik untuk membuang zat toksin, darah kotor, hingga mengobati alergi. Untuk efek samping yang dirasakan setelah terapi lintah berbeda-beda pada sebagian orang.

Salah satu efek samping dari pengobatan sedot lintah adalah gatal-gatal yang disebabkan oleh pengaruh zat histamine pada air liur lintah, nyeri, infeksi, alergi, dan parahnya hingga anemia.

Terapi Sedot Lintah

Kini, terapi lintah masih diterapkan oleh sebagian masyarakat saja. Tak bisa dipungkiri, pengobatan tradisional mulai tergantikan dengan ilmu pengetahuan kedokteran yang semakin modern.

Memang ada baiknya untuk memanfaatkan sumber daya alam tumbuhan, dan hewan dengan sebijak-bijaknya. Dengan begitu, kita bisa terus mendukung dan melestarikan etnomedisin di Indonesia.*

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini