Mengenal 24 Mobil Nasional yang Sebagian Orang Jarang Tahu

Mengenal 24 Mobil Nasional yang Sebagian Orang Jarang Tahu
info gambar utama

Kawan GNFI, jika membicarakan mobil nasional, tentu saat iniorang akan fokus pada satu nama, Esemka. Padahal, jauh sebelum Esemka banyak putera-puteri bangsa yang merakit mobil untuk dijadikan mobil nasional (Mobnas).

Sebagian di antaranya sukses, namun tak sedikit yang kandas akibat ragam regulasi serta dampak krisis moneter maupun kebangkrutan pihak produsen.

Uniknya, mobil-mobil nasional yang dibuat itu menggunakan nama-nama binatang yang karib di telinga masyarakat Inodnesia. Di antaranya adalah;

  • Kijang
  • Maleo
  • Kancil
  • Marmut
  • Tawon
  • Komodo
  • Macan
  • Nuri

Pengembangan mobil nasional pun tertuang dalam Instruksi Presiden Nomor 2 tahun 1996 (Inpres No.2/1996) tentang Pembangunan Industri Mobil Nasional.

Nah, berikut kami paparkan sekira 24 mobil nasional yang pernah diproduksi di Indonesia dari beragam kategori merujuk beberapa sumber.

1. Kijang (1975)

Kategori: MPV dan Pikap

Status: Masih diproduksi massal

Kijang doyok
info gambar

Tak ada yang mengenal mobil ini. Kijang merupakan proyek mobnas pertama yang menggandeng merek Toyota asal Jepang. Mobil Kijang yang merupakan kependekan dari ''Kerjasama Indonesia-Jepang'' itu semua komponennya dirakit di Indonesia.

Mobil ini diluncurkan secara resmi pada 9 Juni 1975 dalam acara Pekan Raya jakarta (PRJ) atau lazim disebut Jakarta Fair oleh Presiden RI kedua, Soeharto, dan Gubernur DKI, Ali Sadikin.

Mobil ini telah mempunyai total penjualan sampai 1 juta unit sejak peluncurannya pada tahun 1975 yang mengandalkan mesin berkapasitas 1.200 cc--mengambil basis mesin Toyota Corolla. Soal komponen bodi dan mesinnya semuanya berasal dari Indonesia.

Kijang adalah atu-satunya mobil nasional yang bisa bertahan hingga saat ini dan telah diekspor ke mancanegara. Hal itu yang membuat beberapa jenama luar negeri beramai-ramai berinvestasi untuk bekerjasama dengan industri lokal untuk membuat mobil nasional.

2. Morina (1976)

Kategori: Pikap

Status: Sempat diproduksi namun proyek tak diteruskan (tak laku di pasaran)

Mobnas Morina
info gambar

Pada tahun 1976, ada Mobnas bernama Morina (Mobil Rakyat Indonesia) yang merupakan mobil pikap produksi oleh PT Garmak Motor yang juga dipamerkan di PRJ. Sejumlah komponennya, seperti bodi, sasis, aki, dan ban sudah dibuat dalam negeri.

Diberitakan Harian Kompas 2 Januari 1997, kelemahan Morina yang menyebankannya mati di pasaran adalah karena mesinnya tidak cocok untuk pekerjaan berat, cuaca tropis, dan cuaca panas.

Morina saat itu menggunakan suspensi per keong, sehingga cukup empuk. Sayang, layanan purna jualnya buruk, sehingga kalah bertarung dengan saingannya dan akhirnya kandas di pasaran.

3. Maleo (1993)

Kategori: Sedan

Status: Gagal diproduksi

Mobnas Maleo
info gambar

Mulai dikembangkan pada 1993, proyek Mobnas Maleo yang masuk kategori sedan dimulai ketika pemerintah harus memiliki mobil nasional yang khas.Saat itu IPTN pun ditunjuk untuk mewujudkannya.

Bekerjasama dengan Rover, Inggris, dan Millard Design Australia, mobil yang dirancang secara utuh oleh Menristek BJ Habibie--kala itu--ini sukses membuat 11 rancangan mobil hingga tahun 1997. Sayangnya, proyek ini terbengkalai saat era Soeharto tumbang.

Secara umum, Maleo bakal dilego tak lebih dari Rp30 juta, agar dapat terjangkau oleh masyarakat. Mesin mobil itu dirancang dengan kapasitas 1.200 cc 3-silinder, yang merupakan teknologi baru hasil kerja sama dengan perusahaan Australia (Orbital).

Mesin tersebut juga menggabungkan teknologi mesin 2-tak dengan sistem injeksi. Komponen Maleo direncanakan memiliki tinkat kandungan lokal dalam negeri (TKDN) di atas 80 persen, dan satu prototipenya telah dibuat dan dipamerkan.

4. MR 90 (1994)

Kategori: Sedan/wagon

Status: Sempat diproduksi namun proyek tak diteruskan

Mobnas MR 90
info gambar

MR 90 atau Mobil Rakyat era 90-an merupakan proyek nasionalisasi dan pengembangan dari varian Mazda 323 Hatchback.

Upaya itu dilakukan oleh oleh PT Indomobil sebagai importir umum merek dagang Mazda di Indonesia. Model terakhir dari upaya ini adalah Mazda Vantren yang hadir pada tahun 1994.

5. Beta 97 (1994)

Kategori: MPV

Status: Gagal diproduksi

Beta 97
info gambar

Mobil berjenis MPV ini adalah proyek yang dibuat pada tahun 1994 oleh Grup Bakrie melalui Bakrie Brothers. Bakrie ketika itu ingin menjadikan varian Beta 97 MPV sebagai mobil nasional dengan meminta bantuan rumah desain Shado asal Inggris untuk merancang desainnya.

Pada April 1995, desain Beta 97 MPV pun rampung untuk diperlihatkan ke manajemen Bakrie. Setelah itu, desain tersebut langsung dikembangkan sampai purwarupa/prototipe mobil itu tunts pada 1997.

Pihak Bakrie sejatinya sudah menyiapkan segala aspek pendukung, mulai dari perakitan hingga persiapan anggaran produksi untuk memenuhi jadwal peluncuran mobil yang direncanakan pada Desember 1997.

Sayang, krismon menenggelamkannya sebelum terbang, ditambah tumbangnya era Soeharto pada 1998.

6. Timor (1995)

Kategori: Sedan

Status: Sempat diproduksi namun proyek tak diteruskan

Mobnas Timor
info gambar

Timor adalah merek mobil yang dijual Indonesia pada pertengahan era 90-an yang merupakan kloning dari KIA Motors melalui varian Kia Sephia.

Timor yang merupakan kepanjangan ''Teknologi Industri Mobil Rakyat'' bernaung di bawah PT Timor Putra Nasional, perusahaan milik Tommy Soeharto, anak presiden ke-2 Indonesia, Soeharto.

Karena berstatus mobnas, maka Timor dibebaskan dari pajak-pajak dan bea lainnya yang biasa dikenakan pada mobil-mobil lain yang dijual di Indonesia.

Keruntuhan Timor dialami seiring rontoknya rezim Soeharto. Proyek Timor ditutup dan urung diperpanjang.

7. Bimantara (1996)

Kategori: Sedan

Status: Sempat diproduksi namun proyek tak diteruskan

Mobnas Bimantara
info gambar

Senada dengan Timor, Bimantara adalah proyek mobil nasional yang digalang oleh keluarga Cendana. Bila Timor disokong oleh Tommy, Bimantara dibangun oleh Bambang Trihatmojo.

Menggandeng Hyundai sebagai kongsi pemasok komponen, Bimantara pun setali tiga uang dengan Timor. Runtuh dan tak berlanjut proyeknya sejak 1998.

8. Marlip (1998)

Kategori: Micro Car

Status: Masih diproduksi namun terbatas

Mobnas Marlip
info gambar

Marlip atau Marmut LIPI adalah mobil listrik yang dikembangkan oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) dan dipasarkan PT. Marlip Indo Mandiri.

Meski masuk golongan micro car, Marlip saat ini masih digunakan sebagai mobil golf, moda rumah sakit, mobil keamanan, atau mobil layanan hotel dan resort.

Dengan kecepatan mencapai 50 km/jam dan jarak tempuh maksimal 120 km untuk sekali pengisian baterai, Marlip dibanderol sekira Rp60 juta hingga Rp80 juta.

9. Texmaco Macan dan Perkasa (1998)

Kategori: Minibus dan Truk

Status: Sempat diproduksi namun proyek tak diteruskan (bangkrut)

truk nasional Perkasa
info gambar

Macan merupakan kendaraan minibus yang mengambil basis truk ringan dengan kapasitas mesin 1.800 cc. Minibus buatan PT. Texmaco ini menggandeng jenama top Jerman, Mercedes-Benz.

Selain Macan, PT Texmaco juga mengeluarkan kategori truk berat bernama Perkasa dengan TKDN yang mencapai 90 persen.

Mesin diesel yang digunakan adalah lisensi dari Cummisn America, perseneling ZF dari Jerman, gardan dari Eston Amerika, serta bodi dari lisensi dari British Leyland (Inggris).

Hingga 2009 truk ini masih diproduksi dan juga dipesan untuk kebutuhan operasional TNI sebanyak 1.000 unit. Sayang, seiring kebangkrutan PT Texmaco, truk ini habis masa produksinya.

10. Kancil (1999)

Kategori: Micro Car

Status: Sempat diproduksi namun proyek tak diteruskan (kurang diminati pasaran)

Mobnas Kancil
info gambar

Kancil yang merupakan kependekan dari ''Kendaraan Niaga Cilik Irit Lincah'' merupakan merek dagang terdaftar dari sebuah kendaraan angkutan bermotor roda empat yang dirancang, diproduksi, dan dipasarkan oleh PT KANCIL (Karunia Abadi Niaga Citra Indah Lestari).

Mobil yang masuk ketegori micro car ini sedianya disiapkan untuk menjadi pengganti Bajaj/Bemo. Menggunakan mesin 250 cc, Kancil mampu melaju hingga 70 km/jam.

Akan tetapi karena modelnya yang kuno, Kancil kurang mendapat respons dari pengusaha angkutan kota, hingga namanya pun memudar karena tak diminati.

Belakangan, kategori serupa yang disiapkan untuk menggantikan peran Bajaj/Bemo adalah Bajaj Qute yang diproduksi di India. Modelnya kekinian dan dilengkapi pendingin (AC). Uniknya, masyarakat umum bisa membelinya dengan harga sekira Rp60-70 juta.

11. Gang Car (2003)

Kategori: Micro Car

Status: Gagal diproduksi

Mobnas Gang Car
info gambar

Gang Car adalah sebuah mobil mini berkapasitas 2 orang buatan PT Dirgantara Indonesia (DI) yang ditenagai mesin 125-200 cc.

Mobil mungil ini memang sengaja didesain demikian karena kegunaannya diharapkan dapat memasuki gang-gang sempit yang lazim ada di perkotaan.

Sayang, seiring tumbangnya PT DI pada 2003 dengan merumahkan 9.000 karyawannya, proyek Gang Car tak lagi terendus.

12. Arina (2006)

Kategori: Micro Car

Status: Masih diproduksi namun terbatas

Mobnas Arina
Mobnas Arina | Car&autonews.com

Arina adalah mobil mini karya putera-puteri Jawa Tengah yang merupakan hasil kerjasama PT. Wahana Cipta Karya Mandiri dengan stakeholder industri otomotif Jawa Tengah, yakni ASKARINDO (Asosiasi Karoseri Indonesia), klaster industri komponen dan suku cadang Jateng, BP Dikjur, Koperasi Cor Logam Batur Jaya (Ceper, Klaten).

Lain itu, kerjasama yang dibentuk juga melibatkan beberapa perguruan tinggi, antara lain Universitas Negeri Semarang (Unnes) dan Politeknik Manufaktur Ceper.

Arina merupakan mobil dengan tenaga penggerak dari mesin sepeda motor berkapasitas mesin 150 cc sampai 250 cc, yang mampu mengangkut hingga maksimal 4 orang.

Dengan lebar 1,2 meter dan panjang 3 meter, Arina akan mudah dan leluasa berkeliaran di gang-gang perkotaan dan mudah diparkir pada rumah tipe 21 sekalipun.

Arina cocok untuk keluarga kecil, ibu-ibu muda untuk mengantar anak-anaknya sekolah, untuk belanja ke minimarket, serta untuk mahasiswa.

13. Boneo (2006)

Kategori: Micro Car dan Micro Pikap

Status: Dalam tahap pengembangan

Mobnas Boneo
info gambar

Mobil nasional yang satu ini merupakan mobil buatan PT Boneo Daya Utama, dan masih dalam tahap prototipe/purwarupa.

Secara umum, modelnya ada dua yakni micro car penumpang dan micro car pikap dengan bekal mesin V-Twin berkapasitas 653 cc.

14. Tawon (2007)

Kategori: Micro Car

Status: Masih diproduksi namun terbatas

Mobnas Tawon
info gambar

Mobil Nasional AG-Tawon diproduksi oleh PT Super Gasindo Jaya yang lokasi pabriknya ada di Rangkasbitung, Banten. Mobil ini mampu melahap berbagai jenis bahan bakar mulai dari bensin dan atau bahan bakar gas CNG dan sudah memenuhi standarisasi Euro-3.

Secara umum, kapasitas mesin Mobnas Tawon sebesar 650 cc dengan 4-percepatan bertransmisi manual yang dapat dipacu hingga kecepatan 100 km/jam.

Mobil ini mulai dikembangkan sejak tahun 2007, dan diproduksi sejak tahun 2009, serta mengandung 90 persen TKDN dengan banderol Rp50 jutaan.

15. FIN Komodo (2008)

Kategori: Off-Road dan kargo

Status: Masih diproduksi untuk kebutuhan khusus

Mobnas FIN Komodo
info gambar

Mobnas yang satu ini cukup unik, kategorinya masuk pada segmen off-road yang mampu melahap segala medan. Bobotnya cukup ringan, sehingga power yang diperlukan untuk melaju relatif kecil, akibatnya konsumsi bahan bakar relatif irit.

Untuk medan hutan, biasanya jarak tempuh sepanjang 100 km dapat dilalui dalam 6-7 jam dengan konsumsi bahan bakar kurang lebih hanya 5 liter dari kapasitas tangkinya yang mampu menampung 20 liter.

Disamping untuk misi penjelajah atau survei/pengawasan, FIN Komodo yang dirancang oleh desainer pesawat CN-250 Gatotkaca, Ibnu Susilo, juga dapat digunakan untuk mengangkut beban seberat 250 kg, sehingga boleh dikatakan sebagai kendaraan kargo.

Kendaraan inipun dikatakan cukup ringan dan stabil, sebagai hasil kalkulasi formula yang biasa dipakai dalam struktur pesawat terbang yang dikenal ringan namun kuat.

Penggerak roda mobil berbanderol Rp80 juta ini menggunakan mesin berbasis CVT 250 cc 4-tak otomatis, dengan 2-perseneling (maju dan mundur).

16. GEA (2009)

Kategori: Micro Car

Status: Masih diproduksi namun terbatas

Mobnas GEA
Mobnas GEA | Car&Autonews.com

GEA adalah proyek mobil nasional hasil riset PT. INKA (Industri Kereta Api) dengan mesin Rusnas (Riset Unggulan Strategis Nasional). Micro car berkapasitas mesin 640 cc ini merupakan upaya pemerintah untuk memberikan kendaraan alternatif.

Dilego antara Rp45 juta hingga Rp50 juta, Mobnas yang satu ini mampu melaju hingga kecepatan 85 km/jam melalui pembakaran mesin yang telah menggunakan sistem injeksi.

17. Wakaba (2009)

Kategori: Off-Road dan kargo

Status: Masih diproduksi namun terbatas untuk kebutuhan khusus

Mobnas Wakaba
info gambar

Wakaba berasal dari singkatan Wahana Karya Anak Bangsa yang merupakan mobil buatan putera-puteri Jawa Barat dari Design Center Teknik Mesin Universitas Pasundan (UNPAS), Bandung.

Mobil dengan mesin berkapasitas 500 cc, 4 tak, 2-silinder ini diklaim mampu bertenaga untuk digunakan pada medan seperti pedesaan yang penuh dengan bukit dan pegunungan.

Dengan dimensi panjang 3,3 meter dan lebar 1,5 meter serta tinggi 1,8 meter, Wakaba siap memenuhi kebutuhan transportasi pedesaan yang selama ini masih jarang tersentuh secara khusus pada sektor transportasinya.

Secara umum, Wakaba dibuat oleh IKM komponen otomotif yang tergabung dalam Klaster Komponen Otomotif Jawa Barat, yang aplikasinya dikembangkan oleh Pemerintah Daerah bersama industri setempat dengan dukungan teknologi dari Desain Center Unpas.

Beberapa varian yang dibuat ditujukan untuk memiliki fungsi khusus, seperti mobil pemadam kebakaran mini, ambulans, puskesmas keliling, penyapu jalan, sampai angkutan sampah.

Untuk segmentasi lainnya, dapat juga berfungsi sebagai moda angkut hasil panen, alat pengolah lahan, angkutan pedesaan, kendaraan retail dan kios, sampai kendaraan untuk promosi produk.

18. Nuri (2010)

Kategori: Micro Car Hatcback

Status: Masih diproduksi namun terbatas

Mobnas Nuri
info gambar

PT Super Gasindo Jaya juga memproduksi mobil nasional bernama Nuri yang ditunjukkan kepada publik pada bulan Juli 2010.

Mobnas Nuri adalah micro carhatchback 5-pintu yang didukung dengan mesin 800 cc dan menerapkan teknologi dual fuel (bensin dan LPG). Harga Mobnas Nuri sekira Rp50 juta rupiah.

19. Bus Listrik LIPI (2012)

Kategori: Minibus

Status: Sedang dikembangkan untuk produksi massal

Bus listrik Nasional
info gambar

Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) akhirnya meluncurkan bus listrik nasional buatan Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronika LIPI pada Juni 2012. Kehadiran bus listrik nasional ini semakin melengkapi beragam riset terkait mobil nasional.

Bus listrik LIPI tersebut mampu membawa 15 penumpang dengan kecepatan maksimal 100 km/jam, dan agar bisa melaju hingga kecepatan maksimal, membutuhkan energi 53 kWh.

Secara umum, sumber tenaga bus listrik LIPI adalah baterai lithium buatan AS sebanyak 100 buah yang bisa dirangkai untuk energi sebesar 7.000 watt.

Bus tersebut diklaim mampu menurunkan biaya operasional lebih dari 50 persen dan menurunkan biaya perawatan hingga 70 persen.

Berdasarkan riset, bus listrik tersebut cocok untuk sarana transportasi di Surabaya, Medan, dan Jakarta. Bus warna merah terang ini ternyata telah mencuri perhatian para pengusaha otomotif nasional.

20. Evina (2013)

Kategori: City Car

Status: Gagal diproduksi (tersandung kasus)

Mobnas Ahmadi
info gambar

Electric Vehicle Indonesia (Evina) merupakan Mobnas berbasis listrik yang memiliki daya jelajah mencapai 130 km dengan waktu pengisian ulang baterai selama 4-5 jam.

Tenaganya sendiri berasal dari baterai lithium-ion yang diimpor langsung dari Amerika Serikat. Evina mampu memuat lima orang dan dibekali motor listrik berkekuatan 20 kWh.

Prototipe mobil ini dibuat oleh Dasep Ahmadi, dan akan disempurnakan untuk rencananya diproduksi massal pada tahun 2013.

Sayang, ketika akan digunakan untuk mendukung kegiatan operasional Konferensi Asia-Pasific Economic Cooperation (APEC) di Bali pada Oktober 2013. Mobil ini dianggap tak layak, dan ia pun mendapatkan tuntutan hukum.

21. Tucuxi (2013)

Kategori: Sedan Sport

Status: Gagal diproduksi (akibat insiden kecelakaan)

Mobnas Tucuxi
info gambar

Awalnya mobil listrik ini merupakan pesanan Menteri Negara BUMN, Dahlan Iskan, kepada Danet Suryatama, pendiri dan pemilik pabrik mobil listrik ElektrikCar, LLC yang berada di Michigan, AS.

Di Indonesia pengerjaan pembuatan bodi mobil ini dipercayakan pada rumah modifikasi "Kupu-kupu Malam Auto Fashion" asal Sleman, Yogyakarta.

Didukung motor listrik berkekuatan 200 kWh (268 hp), jika disetarakan dengan mobil berbahan bakar bensin maka powernya akan sama dengan mobil berkapasitas 3.000 cc.

Secara umum, baterai yang dipakai adalah Lithium Iron Phosphate (LiFEPO4) atau Nano Lithium. Pengisian baterai dengan metode fast charging membutuhkan waktu 3 hingga 5 jam dari baterai kosong hingga penuh, sementara untuk pengisian standar dibutuhkan waktu 10 jam.

Mobil diklaim mampu menjelajah hingga 321 km dengan kecepatan maksimal 200 km/jam. Sayangnya, pasca insiden kecelakaan yang melibatkan Dahlan Iskan, proyek ini tak diteruskan.

22. Esemka (2013)

Kategori: SUV dan Pikap

Status: Masih diproduksi secara massal

Mobnas Esemka
info gambar

Esemka, adalah perusahaan otomotif Indonesia yang berbasis di Solo. Merek "Esemka" diambil dari nama sekolah menengah kejuruan (SMK) yang berupaya mengembangkan merek mobil buatan asli Inodnesia.

Meskipun pada awalnya media lokal menyebutnya sebagai merek mobil nasional Indonesia, tetapi perusahaan menggambarkan Esemka sebagai kendaraan yang sepenuhnya dibuat di Indonesia.

Sejak 2013, rerata 10 unit SUV dan truk mini telah diproduksi saban bulan oleh pabrik yang berlokasi di Boyolali di Jawa Tengah.

Esemka diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 6 September 2019. Pada saat peresmian, pabrik yang memiliki kapasitas produksi 12.000 unit/tahun dengan TKDN yang mencapai 90 persen itu juga mengumumkan bahwa sebagian komponen merupakan kongsi dari PT INKA dan Pertamina.

23. AMMDes (2018)

Kategori: Off-Road dan kargo

Status: Masih diproduksi untuk moda pedesaan

Mobnas AMMDes
info gambar

Mobnas AMMDes adalah produk dari PT Kiat Mahesa WIntor Indonesia (PT KMWI). Perusahaan ini telah membangun kerjasama dengan lenbih dari 70 industri komponen dalam negeri untuk menjadi pemasok komponen mobil AMMDes. Para pemasok komponen tersebut sebagian besar adalah indurstri kecil dan menengah (IKM).

AMMDes dibekali mesin 500 cc 1-silinder berbahan bakar diesel yang diklaim memiliki kemampuan menanjak hingga sudut 30 derajat dan memiliki daya tampung barang hingga 700 kg.

Serangkaian uji coba sudah dilakukan dalam pengembangan kendaraan desa berbanderol Rp70 jutaan ini dan dijamin bakal tersedia secara masal di pasaran.

24. MAB (2018)

Kategori: Bus

Status: Sedang dikembangkan untuk produksi massal

Bus MAB
info gambar

Mobnas terakhir bernama MAB yang bermakna ''Mobil Anak Bangsa'' garapan PT Mobil Anak Bangsa milik Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn.) Moeldoko. Bus ini pertama kali muncul di acara Gaikindo Indonesia International Commercial Vehicle Expo (GIICOMVEC) pada Maret 2018.

Ini merupakan bus listrik kapasitas besar yang pertama diproduksi di Indonesia yang telah lulus uji coba dengan menjalani serangkaian test.

Meski masih berbentuk purwarupa, kendaraan pengangkut penumpang dengan maksimal kapasitas 60 orang yang memiliki panjang 12 meter dan lebar 2,5 meter ini dikabarkan akan diproduksi massal.

Yang menarik, bobot baterai yang digunakan bus MAB menggunakan baterai LifePo 576 V 450 Ah. Baterai berkapasitas 259,2 kWh ini memiliki berat 2.290 kg, lebih berat dari satu unit Toyota Fortuner yang berat kosongnya 1.800 kg.

Tenaga penggerak bus berupa motor listrik HYYQ 800-1.200 bertipe Permanent Magnetic Synchronous Motor (PMSM). Dengan penggerak tersebut, tenaga bus yang dihasilkan mampu mencapai 200 kW dengan torsi maksimal 2.400 Nm yang setara dengan 268,2 tenaga kuda.

Nah, itulah kawan beberapa mobil karya anak bangsa yang pernah dirakit dan di antaranya sudah diproduksi atau masih dikembangkan hingga saat ini.

Baca juga:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Mustafa Iman lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Mustafa Iman.

Terima kasih telah membaca sampai di sini