Mobil Listrik Akrilik, Kereta Cinta Siswa SMK untuk Pedagang Keliling

Mobil Listrik Akrilik, Kereta Cinta Siswa SMK untuk Pedagang Keliling
info gambar utama

Kawan GNFI, terkait keprihatinan atas banyaknya orang yang terdampak secara ekonomi karena pandemi Covid-19, sejumlah pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Model PGRI I Mejayan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, tergerak untuk berinovasi.

Mereka menciptakan kendaraan listrk untuk mendongkrak ekonomi kerakyatan. Lain itu, juga untuk mendukung konsep lingkungan yang bebas polusi.

Didamping para gurunya, mereka mendesain kendaraan listrik ini khusus sebagai kendaraan untuk berjualan bagi para pelaku UMKM atau pedagang keliling. Mereka melabelinya dengan nama ''Mobil Listrik UMKM''.

''Mobil listrik ini tercipta atas keprihatinan banyaknya pekerja yang di PHK selama masa pandemi Covid-19. Untuk itu muncul ide bagaimana membuat kendaraan sederhana dan efisien agar bisa digunakan untuk berjualan," kata Kepala SMK Model PGRI I Mejayan, Sampun Hadam, pada Kompas.com, Senin (6/7/2020).

Berawal dari ''Kereta Cinta''

Seperti diceritakan Muhlis Al Alawi--kontributor Kompas.com di Solo, sebelum menjadi mobil listrik, awalnya siswa merancang kendaraan ini dengan metode kayuh, dan mereka menamakannya dengan ''kereta cinta".

Akan tetapi ide itu batal diwujudkan, karena untuk mengayuh kendaraan tersebut membutuhkan tenaga ekstra yang mereka anggap tidak efektif. Pilihan akhirnya beralih pada kendaraan bertenaga listrik.

Tak butuh waktu lama--sekira sebulan, akhirnya terwujud kendaraan listrik yang memiliki daya jelajah sejauh 90 kilometer.

Secara fisik, kendaraan ini memiliki panjang 2,5 meter dengan lebar sekitar 1,5 meter. Mobil yang dibuat pada bulan Mei 2020 ini menghabiskan dana sekitar Rp15 juta.

Spesifikasi dan kemampuan

Mobil pun dikerjakan oleh siswa-siswa sesuai spesifikasi keilmuan mereka. Seperti perancang desain dan perancang mesin. Pokoknya bobotnya jangan sampai melebihi 100 kg dan mudah untuk digunakan.

Lazimnya untuk kebutuhan berjualan keliling, mobil didesain tembus pandang alias transparan, agar produk jualan dapat terlihat langsung dari luar. Karenanya, mobil ini memiliki bodi berbahan akrilik dan aluminium, persis seperti etalase berjalan.

Karena memang difungsikan untuk berjualan, maka mobil dirancang berjalan pada kecepatan sedang, atau maksimal 40 km/jam.

Seperti mobil pada umumnya, mobil ini bisa berjalan maju dan mundur dengan mesin matik. Lain itu, untuk menjaga keamanan di jalan, mobil juga dilengkapi dengan instrumen lain, semisal lampu depan, lampu rem dan sein, dan kaca spion.

Soal kualitas, mobil listrik ini telah melalui uji beban. Dalam pengujiannya itu kendaraan ini mampu menahan beban untuk enam orang dewasa.

Agar tak kehabisan daya saat berjualan, mobil dirancang mampu menempatkan tiga uah accu (aki) sebagai sumber daya. Jika daya satu aki sudah habis, tinggal dipindah ke aki kedua, dan seterusnya.

''Untuk pengisian aki hingga penuh membutuhkan waktu sekitar tiga jam. Dengan daya penuh itu, mobil mampu menempuh jarak sekitar 90 km,'' jelas Sampun.

Soal kerjasama hingga banjir pesanan

Selain untuk kegiatan pembelajaran, pada Medcom.id Sampun juga menjelaskan bahwa perakitan mobil listrik itu dilakukan untuk mendukung program kemitraan sekolah dengan 72 desa di Kabupaten Madiun.

Secara fungsional, Mobil listrik UMKM ini tak hanya bisa digunakan untuk berjualan makanan maupun sembako, tetapi juga bisa digunakan untuk pelaku usaha servis elektronik, jasa las, dan lainnya.

Febry Aria Tama, salah satu siswa perancang mobil listrik bahkan sudah mencoba berjualan nasi pecel khas Madiun di Alun-Alun Kota Caruban dan di seputar sekolahnya dengan mobil tersebut.

Karena cukup ringkas dan fungsional, maka tak heran sejak waktu perkenalan hingga saat ini, mobil ini banjir pesanan dari para pelaku UMKM. Sekira sudah ada lima orang yang memesan dari Surabaya.

Sampun juga mengaku siap jika hasil karya siwa SMK yang dipimpinnya itu masuk ke segmen industri otomotif. Ia juga telah mendapat dukungan pelbagai pihak.

'Bila pemesannya banyak kami sudah memiliki mitra yang mendukung, seperti PT Inka bila diperlukan dalam pengembangan teknologinya," tandasnya.

Lalu, berapa harganya?

Bila diproduksi massal, mobil listrik UMKM ini bakal dibanderol sekitar Rp20 juta/unit dengan waktu pengerjaan sepekan untuk satu kendaraan.

Sampun juga menjamin jika kendaraan ini selain ramah lingkungan, juga memiliki bahan baku yang lazim terdapat di pasaran lokal. Pendek kata, tak ada bahan impor, sehingga servisnya cenderung lebih mudah.

Saat ini, pihak sekolah tengah mengurus pematenan dan hak cipta mobil listrik tersebut agar kuat secara hukum soal kekayaan intelektual.

Baca juga:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Mustafa Iman lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Mustafa Iman.

Terima kasih telah membaca sampai di sini