Menyambangi Telaga Nirwana, Sang Perawan di Rote Barat

Menyambangi Telaga Nirwana, Sang Perawan di Rote Barat
info gambar utama

Kawan GNFI, sebagai salah satu pulau yang terletak paling selatan di Indonesia, Pulau Rote tentunya memiliki pesona alam yang tak kalah memukau dari pulau lainnya. Namun begitu, nyatanya masih ada beberapa tempat yang berpotensi memiliki nilai pariwisata yang masih perawan, salah satunya Telaga Nirwana.

Secara geografis, telaga ini berada kurang lebih 200 meter dari bibir Pantai Buedale, atau tepatnya di Dusun Kotalai, Desa Oeseli, Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Rote Ndao, NTT.

Suasana asri nan menyejukkan mata akan kawan GNFI dapati saat memandangi telaga dengan nuansa hijau yang memesona ini. Bagaikan gadis cantik yang belum terjamah, demikian penduduk desa menyebutnya.

Laman Radar NTT menggambarkan, di tengah telaga itu ada sebuah lempengan batu besar berbentuk hati dengan dikelilingi bentangan pasir putih di dasar telaga yang tembus pandang. Airnya pun tak dalam, hanya sebatas pinggang orang dewasa.

Jika hendak ke telaga ini dari Pantai Buedale, kawan GNFI bisa menyewa perahu sampan milik nelayan yang banyak bersandari di bibir pantai. Lalu bertolak dengan jarak sekira 200 meter atau 10 menit untuk tiba di bibir telaga.

Sementara jika ingin menempuh jalur darat, kawan GNFI bisa bertolak dari Kota Ba'a dengan jarak tempuh sejauh 35 kilometer ke Desa Oeseli. Perjalanan dengan kurun waktu 15-20 menit itu bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi, baik mobil maupun motor.

Karena letaknya yang terpencil, Kepala Desa Oeseli, Yeskial Nina Mooy, mengatakan Telaga Nirwana belum diketahui oleh banyak orang soal keberadaannya. Meski begitu, belakangan ada beberapa pelancong yang datang untuk melihat pesona airnya yang hijau jernih.

Surga nan sunyi

Bagi kawan GNFI yang hobi berenang, telaga ini aman untuk menyalurkan kesukaan itu. Selain perairan di sekitarnya begitu tenang, permukaannya juga terlihat sangat jernih. Saking jernihnya, kita bahkan bisa langsung melihat sampai ke dasarnya.

Kawan GNFI bisa berenang atau sekedar berendam sepuasnya, bagaikan berada di kolam renang pribadi, terlebih ditemani udara sejuk serta kicauan burung merdu.

Posisi Telaga Nirwana bisa dibilang cukup alami. Bagaimana tidak, telaga ini dikelilingi pepohonan rindang dan hijau yang tumbuh subur. Lantaran belum terlalu dikenal masyarakat luas, atmosfer di sekitarnya pun relatif sepi.

Ada sebuah mitos yang dipercaya warga sekitar, yakni konon pada masa lampau, Telaga Nirwana merupakan tempat permohonan doa oleh para nelayan sebelum beranjak melaut untuk mencari di lautan lepas. Di sana mereka berdoa agar selaku dilindungi dan terhindar dari bahaya, serta pulang dengan membawa hasil tangkapan ikan yang melimpah.

Karena masih sangat perawan, tentunya belum ada fasilitas yang tersedia di sana. Untuk menuju ke sana kawan GNFI harus menyiapkan perbekalan makanan dan minuman yang cukup.

Dikelilingi Pantai

Tak jauh dari Telaga Nirwana, ada juga sebuah pantai dengan pesona pasir putih yang kontras dengan bebatuan cadas. Pantai Oeseli namanya. Saking banyaknya batu cadas yang bertumpuk tersebut, akhirnya membentuk gerbang pintu masuk raksasa.

Karena belum banyak dikunjungi orang, pantai ini masih belum tercemar. Padahal, ombak di pantai ini tidak besar sehingga nyaman untuk berenang. Masuk ke dalam desa, kawan GNFI bisa melihat sebuah perkampungan yang dipenuhi dengan jemuran rumput laut, yang merupakan komoditas warga sekitar.

Karena letaknya yang tepat di pinggir laut, hampir seluruh penduduk Oeseli menggantungkan hidupnya sebagai petani rumput laut. Selain itu, warga juga sesekali membuat air gula.

Baca juga:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Mustafa Iman lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Mustafa Iman.

Terima kasih telah membaca sampai di sini