3 Asosiasi Petani Sawit Jambi Dapat Sertifikasi RSPO, Apa Untungnya?

3 Asosiasi Petani Sawit Jambi Dapat Sertifikasi RSPO, Apa Untungnya?
info gambar utama

Tiga asosiasi petani dari Jambi yaitu Forum Petani Swadaya Merlung Renah Mendaluh (FPS-MRM), Asosiasi Petani Berkah Mandah Lestari (APBML), dan Asosiasi Cahaya Putra Harapan (ACPH) baru-baru ini berhasil memperoleh sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).

Hal ini merupakan prestasi yang merupakan pencapaian dari program “Dari Rantai Pasok Inovatif ke Rantai Pasok Keberlanjutan” yang merupakan gagasan dari kolaborasi antara Yayasan Inisiatif Dagang Hijau (YIDH), Setara Jambi, dan PT. Asian Agri, serta dukungan pemerintah daerah setempat.

Pada program yang telah dijalankan sejak 2016 ini telah berhasil menjadikan 1.015 orang petani sawit swadaya dari tiga asosiasi petani tersebut mendapatkan sertifikat RSPO dengan luas areal 1.926,29 hektare.

Dampak kolaborasi dan sertifikasi pada petani sawit

“Kami mengedukasi para petani dalam menyesuaikan standar budidaya kelapa sawit yang baik, serta pemenuhan aspek legalitas dengan kepemilikan Surat Hak Milik (SHM) dan Surat Tanda Daftar Budidaya (STDB). Caranya adalah melakukan diskusi dengan beberapa pihak termasuk melibatkan para petani swadaya, membuka peluang untuk advokasi, dan penggalangan dukungan untuk petani kecil,” ujar Nurbaya Zulhakim, Direktur Setara Jambi.

Meski bukan pekerjaan mudah karena harus mengubah pola pikir petani agar mau memproduksi minyak sawit ramah lingkungan, tetapi ini bisa menghasilkan harga Tandan Buah Segar (TBS) menjadi lebih stabil. Apalagi sejak pandemi, penjualan sawit di Jambi mengalami hambatan. Namun, para petani bisa memanfaatkan pendapatan dari kredit RSPO yang telah telah dibeli oleh buyers besar seperti Unilever, Body Shop, dan ACT.

Hal ini dilakukan sebagai salah satu strategi untuk membeli sembako secara berkala kepada anggotanya, termasuk juga untuk pembangunan kantor, pembiayaan audit, modal usaha, dan pengadaan pupuk.

Setara Jambi mendorong para petani untuk memanfaatkan teknologi di masa pandemi. Mereka memiliki aplikasi JalanSetara yang bisa dipakai untuk pencatatan aktivitas dan perawatan kebun agar lebih mudah dalam proses audit. Mereka juga memberikan pelatihan secara daring melalui group chat.

Ardiansyah, petani sawit sekaligus Group Manager APBML, mengaku ada perubahan pada para petani yang awalnya biasa berkebun secara individu menjadi berkelompok. Dampaknya, kelompok petani ini berhasil memproduksi TBS dengan standar kualitas yang sama. Keuntungan lain dari pendampingan ini yang dirasakan Ardiansyah adalah peningkatan hasil panen.

“Sebelum bergabung dengan kelompok tani, lahan sawit saya seluas 5 ha hanya menghasilkan 3-4 ton per 15 hari, sekarang meningkat menjadi 5-6 ton per 15 hari,” terangnya.

Mengenal RSPO

RSPO adalah sebuah badan nirlaba yang para pemangku kepentingan dari seluruh sektor industri kelapa sawit, termasuk produsen, pedagang, pengecer, barang produksi, LSM sosial, LSM pelestarian lingkungan, bank, dan investor.

Badan tersebut bertujuan untuk mengembangkan, memproduksi, dan menggunakan minyak sawit, dengan meminimalisir terjadinya dampak negatif pada lingkungan dan masyarakat. Ketika telah memiliki sertifikasi RSPO, produsen kelapa sawit harus mematuhi delapan prinsip utama, sebagai berikut:

  • Berkomitmen tinggi terhadap transparansi.
  • Patuh terhadap hukum dan peraturan berlaku.
  • Memiliki komitmen untuk keberlangsungan ekonomi dan keuangan jangka panjang.
  • Menggunakan praktik terbaik yang sesuai pabrik dan petani.
  • Bertanggung jawab terhadap lingkungan, konservasi sumber daya alam, dan keanekaragaman hayati.
  • Menerapkan dasar pertimbangan bertanggung jawab atas karyawan, individu, dan masyarakat yang memiliki pengaruh terhadap petani maupun pabrik.
  • Berkomitmen dan bertanggung jawab atas pengembangan, penanaman baru, dan meningkatkan kegiatan di kawasan tersebut.

Sejak Juni 2012, sudah lebih dari 900 perusahaan dari 50 negara di dunia tergabung dalam RSPO. Tak hanya diakui secara internasional, perusahaan bersertifikasi juga akan mendapatkan berbagai keuntungan seperti akses pasar yang lebih luas baik dalam negeri maupun luar negeri, tak lupa bisa menggunakan merek dagang RSPO.

Dengan menggunakan merek dagang RSPO, konsumen bisa mengetahui produk kelapa sawit tersebut berasal dari produsen yang memang peduli terhadap pelestarian lingkungan hidup. Dari sisi produsen, merek dagang ini bisa memudahkan akses ekspor ke pasar Eropa.

Baca juga:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dian Afrillia lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dian Afrillia.

DA
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini