Tur Virtual dan Upaya Diaspora Indonesia di Australia Pulihkan Pariwisata Tanah Air

Tur Virtual dan Upaya Diaspora Indonesia di Australia Pulihkan Pariwisata Tanah Air
info gambar utama

Situasi pandemi memang belum menunjukkan tanda-tanda usai dalam beberapa waktu belakangan ini, kondisi yang terjadi justru dapat dikatakan semakin darurat sehingga melatarbelakangi program Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), yang merupakan upaya dalam menanggulangi angka penyebaran Covid-19 yang kembali meningkat.

Sudah barang tentu, dampak besar dirasakan seluruh lapisan masyarakat di tanah air sebagai pelaku ekonomi di berbagai sektor, salah satunya pariwisata. Masyarakat yang menggantungkan hidupnya melalui mata pencaharian dengan mengandalkan sektor pariwisata hanya bisa berharap situasi pandemi bisa segera berakhir, diikuti dengan kondisi yang kembali pulih seperti sedia kala.

Bukan hanya pelaku usaha di industri pariwisata, tak dimungkiri jika pembatasan yang terjadi juga memaksa para wisatawan baik lokal maupun mancanegara harus mengurungkan niat untuk mengeksplor wisata keindahan alam yang ada di tanah air.

Selama satu tahun lebih pembatasan diberlakukan, ungkapan “rindu liburan” pun sering kali terdengar oleh mereka yang seakan rindu akan pesona Indonesia. Tak cukup sampai di situ, kekhawatiran selanjutnya muncul akan kemungkinan terlupakannya potensi wisata baru di tanah air yang sejatinya belum tereksplor lebih jauh.

Beruntung, berbagai upaya secara bersamaan tetap dilakukan untuk mempertahankan pesona Indonesia dan diharapkan membangkitkan gairah akan eksplorasi wisata Indonesia ketika situasi sudah kembali membaik, salah satunya melalui upaya wisata virtual.

Mengintip Surga Tersembunyi di Indonesia Melalui Tur Virtual

Konsep wisata virtual yang dihadirkan

Treasure Bay Lagoon di BIntan, dapat dinikmati dalam virtual tour pada situs
info gambar

Wisata virtual dianggap sebagai inovasi menarik yang memanfaatkan platform digital untuk memajukan sektor pariwisata Indonesia. Upaya ini bahkan mendapat dukungan dan program langsung dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), yang sudah dihadirkan sejak awal situasi pandemi terjadi.

Dalam upaya memulihkan pariwisata Indonesia, wisata virtual hadir dengan konsep untuk berlibur di tengah pandemi, masyakarat dapat menjelajahi berbagai destinasi wisata menarik di Indonesia hanya berbekal gawai pintar, dan jaringan internet dari rumah.

Melansir penjelasan yang dimuat oleh Kemenparekraf, selain bisa mengeksplor keindahan dan keunikan dari setiap destinasi secara virtual, masyakarat juga bisa belajar tentang destinasi yang dikunjungi berkat bantuan virtual tour guide yang menjelaskan dengan cukup detail objek yang dikunjungi.

Bukan kali pertama, sebelumnya berbagai program wisata virtual sejatinya sudah kerap kali diadakan oleh Kemenparekraf bekerja sama dengan Traval.co di sepanjang tahun 2020 lalu. Lewat program wisata virtual yang disuguhkan, masyarakat dapat melihat langsung Indonesia lebih nyata dengan adanya fitur video dan foto 360 derajat.

Bukan hanya Kemenparekraf, berbagai perusahaan wisata di tanah air juga menyuguhkan keberadaan situs wisata virtual yang dapat dinikmati oleh masyarakat, di antaranya Indonesia Virtual Tour dan Traveloka.

Harapannya ketika situasi sudah kembali normal nanti, masyarakat Indonesia dapat secara langsung mendatangi destinasi wisata yang sebelumnya baru dikunjungi secara virtual selama situasi pandemi, sehingga mendapatkan kesan yang lebih nyata serta menyenangkan dan menghidupkan kembali industri pariwisata tanah air.

Menjelajahi 4 Desa Wisata di Nusa Tenggara Barat

Platform wisata yang dihadirkan oleh diaspora Indonesia di Australia

Peluncuran aplikasi Tour by Me di Sydney
info gambar

Bersamaan dengan harapan di atas, di lain sisi kecintaan akan destinasi Indonesia rupanya juga didapat dari masyarakat negara tetangga yaitu Australia. Diketahui bahwa sebelum pandemi melanda, terdapat sekitar 1 juta wisatawan asal negeri kanguru tersebut yang berkunjung ke Indonesia setiap tahunnya.

Berangkat dari hal tersebut diaspora Indonesia di Sydney, Jemy Sutrisno, membuat sebuah aplikasi mobile untuk mendukung pariwisata Indonesia dan diharapkan dapat memulihkan pariwisata di Pulau Dewata, Bali.

Jemy mengungkap bahwa ketika kondisi pandemi membaik, wisatawan Australia diharapkan dapat kembali berkunjung ke Indonesia dengan menggunakan aplikasi ini. Hasil karya Jemy rupanya disambut baik dan mendapat apresiasi dari Konsul Jenderal RI-Sydney, Heru Subolo.

“Sambil menunggu kondisi membaik, inisiatif ini diharapkan dapat digunakan untuk menemani wisatawan secara virtual dalam mengeksplor Bali" pungkas Heru.

Lebih jelas, program ini memungkinkan wisatawan, pemandu wisata, dan pelaku sektor UKM, seperti pengrajin dan penjual cinderamata. Salah seorang warga negara Australia, Samantha Vitale, mengungkapkan bahwa dirinya turut antusias dan berharap situasi pandemi bisa segera berakhir bersamaan dengan pariwisata Indonesia yang kembali bangkit.

Rencana Kemenparekraf Kembangkan Wisata Medis di Indonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

SA
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini