Menilik Perbedaan Nasi Liwet Khas Sunda dan Solo

Menilik Perbedaan Nasi Liwet Khas Sunda dan Solo
info gambar utama

Sebagai makanan pokok orang Indonesia, nasi sudah pasti ada dalam sajian sehari-hari. Rasanya tak akan pernah bosan makan nasi, karena selalu nikmat saat hangat dan dikonsumsi bersama aneka lauk-pauk. Bahkan, nasi sendiri pun bisa diolah jadi berbagai masakan.

Dari Sabang sampai Merauke, olahan nasi begitu mudah ditemukan dan disukai banyak orang. Salah satu yang menarik perhatian ialah nasi liwet, hidangan nasi putih yang dimasak dengan aneka bumbu dan menghasilkan rasa yang gurih dan harum menggoda.

Menurut ahli gastronomi dan peneliti di Pusat Studi Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada, Murdijati Gardjito, nasi liwet sebenarnya bukan nama sebuah makanan, melainkan proses memasaknya, yaitu meliwet.

Meliwet merupakan teknik memasak nasi dengan mencampur beras dan air dalam wadah khusus, bisa ketel, dandang, atau kastrol. Pada saat memasak liwet, beras juga biasa ditambahkan bumbu-bumbu agar rasanya lebih sedap. Umumnya terdiri dari daun salam, serai, bawang putih, bawang merah, garam, dan lada.

“Ngliwet bagi masyarakat Jawa adalah suatu cara kebiasaan mengolah atau memasak beras yang cukup 'tua' usianya. Bahkan dikatakan yang paling sederhana, dan pada saat mulai ditemukan alat yang namanya 'ketel' media dari bahan besi atau perunggu 'ngliwet' hasilnya menjadi lebih sempurna,” ujar Prapto, Dosen Sastra Universitas Indonesia, seperti dilansir Kompas.com.

Setelah nasi matang, bisa disantap bersama aneka lauk-pauk. Misalnya, ikan asin, opor ayam, telur dadar, teri, atau ayam goreng.

Ternyata, ada dua hidangan yang terkenal dengan nama nasi liwet, yaitu versi Solo dan Sunda. Berikut perbedaan antara keduanya:

Sego Gandul, Hidangan Berkuah Nikmat Khas Pati

Nasi liwet khas Solo

Nasi liwet Solo | @Ariyani Tedjo Shutterstock
info gambar

Di Solo, Jawa Tengah, nasi liwet dimasak dengan tambahan santan sehingga rasanya lebih gurih. Makanan ini asli daerah Baki, Kabupaten Sukoharjo. Untuk menikmatinya, ada lauk wajib yaitu opor ayam dengan kuah putih yang agak kental, sayur labu siam, telur rebus, dan areh atau bubur gurih dari kelapa.

Nasi liwet bisa dikonsumsi kapan saja, dari sarapan, makan siang, bahkan makan malam. Di Solo, banyak pedagang menjajakan nasi liwet berkeliling dengan bakul bambu atau berjualan di warung lesehan. Untuk pelengkap, biasanya penjual punya menu tambahan seperti sambal goreng hati, sate telur, serta tempe dan tahu bacem.

Termasuk mudah menemukan hidangan nasi liwet di Solo. Bila ingin mencobanya, bisa datang ke sentra pedagang nasi liwet di Desa Duwet dan Menuran di Kecamatan Baki. Ada banyak pilihan tempat makan nasi liwet, umumnya ada yang berjualan pagi hari untuk sarapan atau malah baru buka pada malam hari.

Salah satu penjual nasi liwet tersohor di Solo ialah warung Nasi Liwet Bu Sarmi di Jalan Kapten Mulyadi, Kedung Lumbu, Kecamatan Pasar Kliwon. Warung sederhana ini terkenal dengan rasa yang lezat dan harganya murah-meriah.

Pantang ke Cirebon Tanpa Mencoba Nasi Jamblang dan Nasi Lengko

Nasi liwet ala Sunda

Nasi liwet ala Sunda | @Rido Fadilah Shutterstock
info gambar

Bila dilihat dari cara memasaknya, sebenarnya tak ada perbedaan antara nasi liwet Sunda dan Solo. Namun, rasanya memang berbeda karena pada nasi liwet Solo dimasak dengan tambahan santan, sedangkan versi Sunda tidak.

Selain itu, pilihan lauk-pauk teman makan nasinya pun sama sekali tidak ada kesamaan. Pada akhirnya, inilah yang membuat kedua hidangan ini benar-benar tidak sama.

Saat menyantap nasi liwet ala Sunda, Anda akan menemukan lauk-pauk seperti ikan asin, ayam goreng, tahu-tempe goreng, ikan bakar, gepuk, aneka lalapan yang memang identik dengan makanan Sunda, dan pastinya sambal terasi. Bisa juga menambahkan sayur asem untuk menambah kesegaran.

Umumnya, nasi liwet Sunda pun tidak polos seperti versi Solo. Saat memasak, nasi biasanya sudah langsung ditambahkan teri, petai, dan potongan cabai sehingga tampak lebih ramai dan berwarna.

Dalam masyarakat Sunda di Jawa Barat, makan nasi liwet biasa disebut ngaliwet. Hidangan ini sering dijadikan menu andalan bila ada acara kumpul keluarga, syukuran, hingga munggahan atau acara menyambut bulan puasa.

Agar lebih meriah, nasi liwet dan lauk pauknya biasa dihidangkan di atas daun pisang yang dibentangkan memanjang sehingga semua orang berkumpul bersama-sama untuk makan.

Di Bandung, ada beberapa rumah makan dengan menu nasi liwet khas Sunda, di antaranya Nasi Bancakan Wassalam Abah Barna, Warung Nasi Ampera, Raja Sunda, Warung Taru, Boemi Joglo, Kampoeng Sawah, dan Sindang Reret.




Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dian Afrillia lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dian Afrillia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini