Seni Kanji Supomo: Menyulap Kaligrafi Kanji Jadi Poster Jenaka yang Digandrungi

Seni Kanji Supomo: Menyulap Kaligrafi Kanji Jadi Poster Jenaka yang Digandrungi
info gambar utama
Semarakkan semangat dan aksi kolaborasi Festival Negeri Kolaborasi live di seluruh kanal media sosial GNFI. Informasi lebih lanjut kunjungi FNK 2021.

Di tengah suasana Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), tepatnya pada Minggu (25/7) lalu, dunia seni menerima kabar duka atas berpulangnya Paulus Supomo atau Fu He Po. Seniman yang dikenal sebagai Seni Kanji tersebut tutup usia pada umur 66 tahunm, saat karyanya tengah meramaikan industri kreatif di Kota Kembang Bandung.

Ia menyebut dirinya sebagai seniman kanji, yang merujuk pada seni menulis aksara Mandarin. Namun, jangan bayangkan karyanya berupa kaligrafi Mandarin yang ditorehkan dengan kuas, ya.

Karyanya ada pada poster yang memadukan gambar dan hand lettering aksara Mandarin serta latin. Medianya pun cukup umum, dengan menggunakan pensil, spidol, dan kertas karton.

Karyanya bernuansa klasik dan jenaka

Karya Supomo dalam sebuah eksibisi di kafe | Foto: instagram.com/senikanji
info gambar

Karya Supomo memiliki nuansa klasik, layaknya poster jadul yang selalu digambar secara manual. Kekuatan karyanya juga terletak pada pesan nyeleneh dan tema yang diangkat dari kondisi sosial dalam masyarakat.

Contohnya, ''Jangan membenci dirimu sendiri, karena itu tugas orang lain.'' atau ''Manusia boleh berencana, namun algoritma yang menentukan''. Terlihat simpel, tetapi kesederhanaan tersebut yang membuat karyanya mudah dipahami dan menarik perhatian masyarakat luas.

Berguru dari seorang di Taiwan, membuat aksara Mandarin yang digunakan Supomo bergaya tradisional dan cukup berbeda dengan yang berlaku di Cina daratan. Bagi mereka yang paham Mandarin, tata bahasa yang digunakan Supomo sebenarnya agak melenceng dari pakem. Namun, bukanya menjadi masalah, hal tersebut malah menambah sisi jenaka dari karyanya. Ini diakui oleh konsumen yang juga berasal dari Shanghai dan Taiwan.

Mengenal Professor Lukis Tanah dan Air dari Makassar

Kakek dua cucu ini mengerjakan gambar sesuai pesanan, umumnya sebagai ucapan ulang tahun maupun pernikahan. Banyak juga pelaku usaha yang meminta produknya dijadikan desain, untuk kemudian dipajang sebagai dekorasi toko maupun rumah makan mereka.

Label Seni Kanji buatanya juga semakin eksis dengan berkolaborasi bersama jenama pakaian kekinian, seperti Berak, Kamengski, dan Toidiholic. Bahkan, karyanya menarik Spazzsociety, toko merchandise musik asal Taiwan, untuk membuat desain pakaian bersama.

Karyanya banyak diminati seniman lain

Humor yang menggelitik jadi salah satu daya tarik Seni Kanji | Foto: instagram.com/senikanji
info gambar

Klien Seni Kanji juga banyak berasal dari kalangan musisi. Bahkan, salah satu pelanggan pertamanya adalah vokalis Sir Dandy yang meminta dibuatkan poster berdasarkan lagu yang ia nyanyikan.

Iwan Fals juga memiliki poster Seni Kanji bergambar dirinya, yang diperoleh sebagai hadiah ulang tahun ke-58. Selain itu, kolaborasi dalam membuat merchandise resmi datang dari grup musik seperti Gabber Moes Operandi dan The Panturas. Tidak ketinggalan, publik figur seperti Alex Abbad, Anji, Bisma Karisma, dan Putri Tanjung juga menjadi pelanggan Seni Kanji.

Baik sebelum dan setelah pandemi merebak, Supomo beberapa kali mengadakan pameran yang seluruhnya digelar di Kota Bandung. Misalnya A Mini Showcase by Mr. Supomo di Kedai Juru, dan Jalinan Kasih di toko suvenir Grammars pada Februari 2020. Terakhir, ada Sekalipoen Radja Tetaplah Tamoe di Satu Pintu Coffee pada Maret 2021 yang juga diisi pelelangan karya.

Mengenal Sindoedarsono Soedjojono, Bapak Seni Lukis Indonesia

Perjalanan Supomo dan karyanya

Karier cemerlang dalam dunia seni baru dirasakan Supomo pada usia senja. Ia yang putus sekolah di bangku kelas 2 SMP sebelumnya bekerja pada pabrik garmen di kawasan Cibolerang Bandung, dan baru sepenuhnya menjadi seniman pada tahun 2019. Perjalananya dalam seni pun bisa dibilang serba kebetulan.

Tahun 2005, Supomo mengikuti kursus bahasa Mandarin untuk menggali kembali akar budayanya sebagai seorang keturunan Tionghoa. Dari situ, ia menekuni seni menulis aksara Mandarin yang kemudian dipadukan dengan kegemaran menggambar yang dimiliki sejak kecil.

Karya pertamanya berupa gambar adegan Alkitab, disertai ayat yang ditulis dalam bahasa Mandarin untuk disumbangkan ke gereja. Supomo tidak menjalani pendidikan seni secara formal. Awalnya, ia hanya memasang tarif seikhlasnya untuk pesanan yang dibuat.

Putra sulungnya, Yulius Iskandar, kemudian berinisiatif menyebarluaskan karya sang ayah melalui media sosial dengan instagram @senikanji. Yulius juga membuat cuitan di twitter seputar karya ayahnya yang menjadi viral.

Deretan Olahraga Asli Indonesia yang Tampil di PON XX Papua 2021

Supomo pun mulai kebanjiran pesanan termasuk dari kalangan musisi, seperti Sir Dandy lewat relasi Yulius yang bekerja sebagai manajemen musisi. Kini, pemasaran Seni Kanji tidak hanya melalui e-commerce tetapi juga toko fisik di Pasar Kosambi Bandung, agar pelanggan dapat melihat produk secara langsung.

Supomo menyamakan kisah hidupnya dengan Kolonel Sanders, penemu resep Kentucky Fried Chicken (KFC) yang baru sukses di usia lanjut. ''Kegagalan adalah sukses yang tertunda,'' tuturnya saat diskusi dua arah dalam Kanal Youtube Raharto 2768.

Lalu bagaimana kelanjutan Seni Kanji setelah kepergian Supomo? Diutarakan oleh Yulius melalui wawancara virtual bersama penulis, Seni Kanji akan berlanjut merilis karya-karya peninggalan Supomo yang belum sempat dipublikasikan, serta mereproduksinya.

Jumlahnya yang mencapai ratusan, juga dapat dikembangkan untuk berbagai kolaborasi dengan jenama lain. Regenerasi seniman pun akan dilakukan, tentunya dengan tetap berkaca pada warisan gaya yang ditorehkan Supomo.*

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

FW
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini