Mengintip Inovasi Motor Listrik Berbekal IoT Garapan Mahasiswa UII Yogyakarta

Mengintip Inovasi Motor Listrik Berbekal IoT Garapan Mahasiswa UII Yogyakarta
info gambar utama

Bersamaan dengan terus digaungkannya sejumlah upaya menanggulangi permasalahan iklim akibat emisi karbon pada kendaraan berbahan bakar fosil, deretan inovasi terus dilakukan oleh berbagai pihak yang berlomba-lomba untuk menghadirkan solusi terbaik dalam mewujudkan sarana transportasi ramah lingkungan, salah satunya motor listrik.

Tidak hanya dilakukan oleh para pemain besar di industri otomotif, nyatanya inovasi tak kalah memukau juga dihadirkan berbagai kalangan yang berasal dari kelompok kecil layaknya komunitas, pelaku usaha otomotif berbasis custom, hingga kelompok mahasiswa.

Bicara soal inovasi kendaraan listrik yang dihadirkan oleh mahasiswa, baru-baru ini kelompok mahasiswa asal Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, diketahui berhasil menggarap sebuah prototipe motor listrik berbasis skuter yang diperuntukkan bagi mobilitas jarak dekat, dengan nama Kans Electric Motorcycle.

Walau bukan kali pertama, sebelumnya diketahui juga ada sejumlah garapan motor listrik karya mahasiswa yang berasal dari berbagai instansi, salah satunya BL-SEV01 garapan Universitas Budi Luhur. Namun inovasi kali ini juga memiliki sejumlah keunggulan yang ditawarkan dibanding kendaraan motor konvensional.

Keunggulan apa saja yang dibawa oleh prototipe motor listrik garapan mahasiswa UII Yogyakarta?

Inilah BL-SEV01, Motor Listrik Ciptaan Universitas Budi Luhur

Mengandalkan IoT dan efisiensi memuaskan

Motor listrik KANS
info gambar

Melansir penjelasan dari kanal YouTube Electrical Engineering UII Official, kendaraan listrik dalam bentuk motor skuter tersebut merupakan hasil karya yang digarap oleh lima orang mahasiswa jurusan Teknik Elektro UII.

Dipimpin oleh Rizal Bayu Waskhito, sekumpulan mahasiswa tersebut menghasilkan kendaraan listrik yang pada dasarnya berbasis short distance transport atau sarana transportasi jarak pendek yang cocok digunakan dalam melakukan mobilitas di wilayah perkotaan, area wisata, hingga daerah pemukiman.

Bicara soal kemampuan operasionalnya, kendaraan yang memiliki tampilan desain retro minimalis tersebut mampu meluncur dengan kecepatan maksimal mencapai 40 kilometer per jam, dengan bekal baterai listrik berkapasitas 48 volt 24 Amp hour, yang membutuhkan waktu pengisian daya selama kurang lebih empat jam.

Sementara itu mengenai konsumsi tenaga, Rizal menjelaskan secara detail bahwa kendaraan yang mereka garap dapat memberikan efisiensi mencapai 68 persen dibanding kendaraan konvensional yang menggunakan bahan bakar fosil pada jarak tempuh yang sama.

Sebagai perhitungan kasar, Rizal dan timnya membandingkan penggunaan satu liter pertalite sebagai BBM paling murah yang saat ini banyak digunakan motor konvensional dan dibanderol dengan harga Rp7.650 per liter, dengan listrik di SPLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik) dengan harga sekitar Rp1.650 kWh.

“Untuk motor listrik konvensional, kami menghitung satu kilometernya itu bisa memakan BBM sekitar 0,0169 liter dengan harga sekitar Rp129, sedangkan menggunakan motor listrik kami ini satu kilometer sekitar 0,025 kWh dengan harga sekitar Rp41,” jelas Rizal lewat Narasi Newsroom.

Di samping itu, walau tampilannya terbilang kecil ternyata kendaraan tersebut memiliki bagasi yang cukup luas dengan kapasitas mencapai 16 liter dan diklaim mampu mengangkut beban hingga 100 kilogram.

Keunggulan yang ditawarkan tentu tidak cukup sampai di situ, kendaraan satu ini telah menanamkan teknologi IoT (Internet of Things) yang diperuntukkan dalam menunjang berbagai kebutuhan guna memantau kondisi kendaraan, mulai dari pantauan baterai termasuk status battery health, kemampuan memonitor lokasi dan status kendaraan secara real-time, hingga kemampuan untuk mematikan mesin motor listrik dari jarak jauh yang sangat berguna apabila terjadi pencurian.

“Kami juga membuat aplikasi yang bisa terkoneksi langsung oleh kendaraan motor yang kami buat ini,” ujar Rizal.

“Ada fitur keamanan di mana melalui aplikasi ini sang pemilik bisa mematikan kendaraan apabila terjadi pencurian, karena sudah terkoneksi dengan internet selagi ada sinyal itu bisa kita gunakan fitur ini.” tambahnya.

Katalis EV.500, Motor Listrik Unik Racikan Modifikator Lokal

Proses pembuatan

Proses pembuatan motor listrik KANS
info gambar

Untuk pembuatan, dibutuhkan waktu tiga bulan dalam proses produksi. Lebih jauh, dijelaskan bahwa dalam pembuatannya difokuskan ke dalam tiga poin yang terdiri dari electrical, sasis, dan IoT.

Terkait sasis, untuk mencari spare part yang digunakan dalam perakitan motor tersebut kabarnya tidak terlalu sulit, karena pada dasarnya menggunakan spare part yang digunakan pada berbagai motor konvensional.

Selain itu, diketahui bahwa saat ini nyatanya sudah banyak sejumlah toko penyedia kebutuhan motor listrik yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia.

Dalam proses pembuatannya, sudah pasti terdapat sejumlah kesulitan dan tantangan yang dihadapi, mulai dari segi dimensi kendaraan hingga penyematan teknologi IoT yang diharapkan dapat berfungsi secara maksimal.

Fakta lainnya, motor listrik ini merupakan salah satu inovasi yang berhasil masuk dalam peringkat tiga besar kompetisi perancangan prototipe motor listrik PLN ICE (Innovation & Competition in Electricity) 2021, dan membuat kelompok mahasiswa tersebut akan mendapat pendanaan untuk melakukan pengembangan lebih jauh dari kendaraan listrik yang sudah digarap.

“Saya yakin inovasi ini akan menginspirasi mahasiswa dan rekan-rekan lain yang ada di Indonesia untuk mengembangkan idenya di dalam bidang pembuatan kendaraan motor listrik,” ujar Sisdarmanto Adinandra selaku Wakil Dekan FTI UII Yogyakarta.

GESITS, Motor Listrik Karya Anak Bangsa yang Menginvasi Jalan Raya Senegal

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa.

Terima kasih telah membaca sampai di sini