Pulau Maratua, Surga Wisata Kalimantan Timur yang Masuk Program Ekonomi Biru

Pulau Maratua, Surga Wisata Kalimantan Timur yang Masuk Program Ekonomi Biru
info gambar utama

Destinasi wisata bahari tidak selalu berhubungan dengan Bali dan wilayah sekitarnya. Sebagai negara kepulauan, Indonesia masih memiliki banyak deretan pulau kecil dengan pesisir pantai memukau yang selalu siap menyuguhkan pesona keindahan yang dapat memanjakan mata.

Salah satunya adalah Pulau Maratua, pulau berpenghuni di Kalimantan Timur (Kaltim) yang saat ini diketahui melengkapi destinasi wisata bahari populer yang telah ada sebelumnya yaitu Pulau Derawan dan Pulau Panjang.

Tak kalah memesona, Pulau Maratua juga unggul dalam menyuguhkan hamparan laut biru yang begitu cerah, bahkan sejumlah wisatawan sering kali menjuluki pulau satu ini sebagai Maldives versi Indonesia.

Maratua belakangan semakin populer berkat segudang potensi alam tersembunyi berupa sejumlah gua, terumbu karang, danau ubur-ubur, tempat penyu bertelur, hingga 21 titik bawah laut yang menjadi surga tersendiri bagi para penyelam.

Belakangan, keindahan dan pesona dari Pulau Maratua bahkan diakui oleh Duta Besar Slovakia untuk Indonesia, Jaroslav Chlebo, yang pada hari Minggu (14/11/2021) lalu diketahui berkunjung ke wilayah tersebut, dan mengaku selalu terpesona karena sebelumnya pernah berkesempatan datang ke tempat yang sama sebelum pandemi melanda.

“Saya sangat senang ke Kalimantan Timur, Maratua pulaunya sangat indah. Semoga pandemi Covid-19 berakhir, kita bisa beraktivitas normal kembali,” ujar Jaroslav, mengutip Antara.

Seperti apa pesona sebenarnya yang dimiliki oleh Pulau Maratua?

7 Tempat yang Menjadi Destinasi Wisata di Pulau Kalimantan

Pulau terluar Indonesia

Pulau Maratua
info gambar

Berdasarkan keterangan Pemprov Kaltim, Pulau Maratua yang masuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Berau ini merupakan salah satu pulau terluar Indonesia yang berbatasan langsung dengan kawasan Filipina Selatan dan Sabah, Malaysia Timur.

Memiliki luas daratan sekitar 384,36 kilometer persegi dengan luas teritori laut sekitar 3.735,18 kilometer persegi, diketahui bahwa per tahun 2020 lalu Pulau Maratua dihuni oleh sekitar 3.600 jiwa dari total sekitar 900 kepala keluarga yang terdaftar.

Awalnya, mayoritas penduduk di pulau tersebut bermata pencarian sebagai nelayan, namun seiring berjalannya waktu bersamaan dengan semakin terkenalnya Pulau Maratua dan ramai dikunjungi wisatawan, lama kelamaan banyak masyarakat yang mulai merintis usaha di bidang pariwisata.

Masih berdasarkan sumber yang sama, seiring dengan pembangunan yang menyasar kepada pembangunan kawasan Ibu Kota Negara baru, Pulau Maratua bahkan digadang-gadang sebagai destinasi wisata unggulan baru di Kaltim.

Pulau ini menyuguhkan berbagai aneka biota laut dengan bermacam jenis ikan, penyu, terumbu karang, dan kawasan hutan bakau, serta mangrove, yang semakin sempurna dengan rangkaian pohon kelapa di pesisir pantainya.

Ah..Birunya Gua di Maratua

Tawarkan 7 titik menyelam dengan pesona bawah laut memukau

Jika bicara mengenai wisata bahari, satu jenis kegiatan yang sudah pasti tidak boleh terlewat yaitu aktivitas diving atau menyelam. Beruntungnya, Pulau Maratua memiliki keunggulan dengan dengan keberadaan sebanyak tujuh titik menyelam populer yang memiliki pesona uniknya masing-masing.

Melansir Kelloggsnyc.com, disebutkan bahwa wisatawan yang berkunjung dapat menyusuri titik menyelam utama di Pulau Maratua mulai dari Jetty Dive Spot, yaitu tempat di mana sering ditemui sejumlah satwa laut layaknya ikan buaya, harlequin shrimp, ikan mandarin, gurita biru, dan berbagai terumbu karang raksasa.

Berpindah ke titik selanjutnya, ada Turtle Traffic Spot yang menjadi rumah bagi penyu hijau, penyu sisik, lobster, belut moray, dan udang sentadu. Kemudian penyelaman masih dapat dilanjutkan ke titik Mid Reef yang menaungi berbagai satwa laut seperti hiu monyet, hiu perawat, ikan kakatua, dan hawkfish.

Selin tiga titik di atas, masih ada empat titik penyelaman yang dikenal dengan nama Eel Garden, Hanging Garden, Cabbage Garden, dan The Channel. Keempat titik menyelam tersebut menawarkan pemandangan ekosistem bawah laut yang diisi oleh ikan tuna spanyol, belut laut, kuda laut, dan berbagai macam jenis penyu serta hiu yang berenang bebas.

Maratua, Surganya Para Penyelam Dunia

Maratua dan program ekonomi biru

Berangkat dari berbagai potensi menjanjikan yang dimiliki, tak heran jika Pulau Maratua menjadi salah satu wilayah yang masuk dalam program ekonomi biru atau blue economy oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Memiliki istilah yang hampir serupa seperti green economy atau ekonomi hijau, nyatanya ekonomi biru memiliki pemahaman dan konsep yang berbeda. Bila ekonomi hijau fokus pada pembangunan ekonomi yang berkelanjutan diiringi dengan penurunan risiko kerusakan lingkungan, lain halnya dengan ekonomi biru yang lebih difokuskan pada pembangunan ekonomi yang berkelanjutan di sektor kelautan.

Hal tersebut dilakukan agar masyarakat Pulau Maratua dapat memiliki taraf kehidupan yang meningkat dengan memanfaatkan potensi alam yang ada di sekitarnya.

Diketahui bahwa sejumlah upaya telah dilakukan untuk mempercepat target agar Pulau Maratua menjadi salah satu desitinasi wisata ekonomi biru yang semakin dikenal bahkan sampai ke taraf internasional mulai tahun 2022 mendatang.

Adapun berbagai upaya yang dimaksud yaitu dengan melalukan sejumlah pembenahan pada akses masuk di Bandara Kalimarau di Tanjung Redeb dan Bandara Maratua, pemberdayaan masyarakat setempat lewat pembangunan UMKM, dan berbagai budidaya potensi sumber daya alam agar tetap seimbang.

“Kita sudah bekerja sama dengan Pemerintah Seysheles, Afrika, dalam hal pengembangan pariwisata. Untuk ekonomi biru, Maratua akan dimulai tahun depan (2022),” ujar Masrani, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau, mengutip KoranKaltim.com.

Jelajahi Obyek Wisata di Ibu Kota Baru, Kutai Kartanegara Kalimantan Timur

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa.

SA
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini