Pulau Tikus dan Enggano, Surganya Wisata Bahari di Bengkulu

Pulau Tikus dan Enggano, Surganya Wisata Bahari di Bengkulu
info gambar utama

Terkenal dengan sebutan Bumi Rafflesia, Bengkulu menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Pulau Sumatra. Tak hanya menjadi tujuan untuk melihat bunga bangkai atau Rafflesia Arnoldi, Bengkulu juga memiliki beragam tempat wisata alam yang menarik untuk jadi destinasi liburan di dalam negeri.

Bengkulu terdiri dari pulau-pulau, baik yang berpenghuni dan tidak, serta lokasinya tak jauh dari pusat kota. Misalnya seperti Pulau Tikus dan Pulau Enggano yang menawarkan keindahan alam bak surga dunia.

Para pelancong yang mengunjungi kedua pulau tersebut bisa puas menikmati panorama alam nan eksotis. Dua pulau tersebut juga menawarkan banyak pilihan aktivitas, dari menyelam, berenang, berselancar, hingga mengamati satwa.

Ragam Kegiatan Ekowisata di Taman Nasional Batang Gadis

Pulau Tikus

Lokasi Pulau Tikus terletak di sebelah barat pusat kota Bengkulu dengan jarak 10 kilometer. Pada awalnya, pulau ini memiliki luas 2,5 hektare dan kini menyusut karena abrasi sampai tinggal 0,5 hektare. Meski ukurannya kecil, ada banyak aktivitas yang bisa dilakukan wisatawan.

Susunan batu karang, air laut yang jernih, dan hamparan pasir putih adalah tiga hal utama yang akan menyambut kedatangan wisatawan di pulau ini. Untuk menjelajahi lebih jauh, Anda bisa menyelam dan menyaksikan keindahan bawah lautnya yang eksotis.

Di perairan Pulau Tikus, terdapat beberapa jenis karang seperti poriter, pocillopora, sarcophito, acroporase, fungia, dan montipora. Terumbu karang tersebut menjadi rumah bagi ikan-ikan kecil beraneka warna seperti clownfish hingga lobster, udang, dan kepiting.

Untuk nama pulau ini konon diambil dari bentuknya yang mungil dan menyerupai tikus. Dikelilingi oleh batu karang yang melindungi pulau dari abrasi dan gelombang laut yang besar. Dahulu, pulai ini menjadi tempat berlabh kapal-kapal sekaligus menjadi rumah bagi kawanan penyu.

Di pasir putih pada malam hari, penyu sisik dan penyu hijau biasa bertelur. Bagi wisatawan yang ingin melihatnya, bisa mengujungi area pantai pada malam hari. Namun, ingatlah untuk tidak membuat gangguan seperti berisik dan tidak diperkenankan memotret dengan flash karena penyu mengandalkan penerangan alami dari sinar bulan.

Selain menyaksikan penyu bertelur, Anda juga bisa menjelajahi area daratan di Pulau Tikus. Pulau ini memiliki beragam tumbuhan seperti pohon waru, ketapan, nyamplung, dan kelapa. Ada juga beberapa jenis burung yaitu bangau hitam, burung dara laut, burung pecuk padi, dan burung kwak maling.

Pesona Pulau Dodola, Perpaduan Keindahan Alam dan Sisa-Sisa Peninggalan Perang Dunia

Pulau Enggano

 Pulau Enggano | @Rizki Prasetio Shutterstock
info gambar

Pulau Enggano berada di Kecamatan Enggano dan terdiri dari enam desa yaitu Malakoni, Apoho, Meok, Banjar Sari, Kaana, dan Kahyapu. Berbeda dengan Pulau Tikus yang berukuran kecil, luas Pulau Enggano mencapai 40.260 hektare dengan garis pantai sepanjang 123,23 kilometer.

Pulau ini memiliki karakteristik pantai yang berbeda, di antaranya pasir berlumpur, pasir, pasir berkarang, pasir karang berlumpur, dan pantai karang berbatu. Dengan keberagaman tersebut, pantai di Pulau Enggano erat kaitannya dengan ekosistem terumbu karang dan bakau.

Di Pulau Enggano juga terdapat beragam terumbu karang yang bisa dinikmati dengan menyelam. Bagi pemula tak perlu khawatis sebab di garis pantai bagian timur ombaknya tak terlalu besar. Selain melihat ikan-ikan dan terumbu karang, penyelam juga dapat melihat kapal-kapal perang Portugis dan Belanda yang tenggelam.

Selain itu, pengunjung dapat melihat proses budidaya ikan di wilayah perairan laut. Beberapa ikan yang menjadi sumberdaya di perairan Pulau Enggano antara lain ikan cakalang, tuna, tenggiri, tongkol, selar, kembung, kuwe, udang, kakap merah, pari, kerapu, dan bawal. Bahkan, pengunjung juga bisa memancing dengan menyewa kapal nelayan.

Wisawatan juga bisa mengeksplor kawasan ini lebih lanjut, misalnya dengan mengunjungi kawasan konservasi seperti Hutan Suaka Alam Kioyo I dan Kioyo II, Hutan Suaka Alam Teluk Klowel, Hutan Wisata Alam Tanjung Laksaha, Hutan Suaka Alam Bahuewo, serta menjelajah hutan bakau di Pulau Merbau dan mengamati burung di Banjar Sari, Kaana.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dian Afrillia lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dian Afrillia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini