Mengagumi Lukisan Memukau Karya Penyandang Autisme Vincent Prijadi

Mengagumi Lukisan Memukau Karya Penyandang Autisme Vincent Prijadi
info gambar utama

Di dunia ini ada segelintir orang yang lahir dengan kondisi berbeda, misal menyandang kondisi disabilitas atau autisme. Namun, perbedaan itu yang justru membuat mereka menjadi lebih spesial dan istimewa dibanding kebanyakan orang pada umumnya. Bukti akan hal tersebut yang nyatanya tercermin dalam sosok Vincent Prijadi Purwono.

Sedikit informasi, Vincent adalah seorang anak berusia 18 tahun asal Surabaya yang mengalami kondisi autisme. Mengutip salah satu sumber, disebutkan bahwa Vincent mulai terdeteksi lahir dengan kondisi berbeda saat usianya masih 13 bulan.

Hal tersebut mulai disadari oleh sang Ibu yakni Margie Sofia Prijadi, yang menyebut bahwa anaknya tidak memberikan respons saat dipanggil sampai usia 15 bulan. Hingga akhirnya, Mergie memutuskan untuk membawa Vincent ke dokter, dan mengetahui penyebabnya.

"Sebagai orang tua saya tidak munafik, struggle dan penolakan itu jujur kami alami," ungkap Margie, mengutip Media Indonesia.

Namun seiring berjalannya waktu, Margie dan juga ayah Vincent, Rudi Purwono mulai bisa menerima keadaan, dan memikirkan jalan yang tepat serta pantas, untuk membuat kehidupan Vincent lebih baik. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan mengeluarkannya dari sekolah formal, karena kondisi yang memang tidak lagi memungkinkan.

"Vincent memberi saya pelajaran bahwa sekolah tidak harus di jalur formal, tapi juga bisa dengan cara melihat di mana bakat dan minat anak kita," tutur Rudi.

Robot Terapi Autisme karya Arek Suroboyo

Bakat yang lahir dari keistimewaan

Vincent Prijadi Purwono | Dok. vinautismgallery
info gambar

Setelah tak lagi menempuh pendidikan formal, waktu Vincent yang banyak dihabiskan di rumah nyatanya menjadi kesempatan untuk ia mengeskplor bakat terpendam yang dimiliki, yakni kemampuan di bidang seni.

Vincent mulai banyak menuangkan imajinasi dan ekspresinya lewat lukisan, hingga akhirnya karya yang ia buat mencapai 200 lukisan.

Lebih jauh, terungkap jika dari 200 lukisan tersebut yang dimaksud, 50 di antaranya sudah terjual dengan harga yang bervariasi. Pembelinya juga berasal dari berbagai wilayah seperti Surabaya, Solo, bahkan negara yang jauh yakni Amerika Serikat.

"Januari 2020 lalu, kami ke Amerika untuk mengantar Vincent mengikuti lomba melukis dan hasilnya Vincent meraih peringkat ke-3. Di situlah, ada pihak yang tertarik dengan lukisan Vincent dan membelinya," jelas Rudi.

Hingga kini, karya-karya Vincent juga banyak dipajang dalam berbagai kesempatan pameran di Surabaya. Ke depannya, orang tua Vincent juga mengaku ingin lebih membebaskan Vic=ncent untuk terus mengembangkan bakatnya di berbagai media yang ada.

"Menurut saya, sebaiknya orang tua mengantarkan anaknya di jalur akademi sesuai dengan batasannya, kemudian berikan kebebasan pada anak untuk menentukan pilihan," tambah Margie.

“Yang terpenting jangan ada penolakan, supaya anak tetap merasa nyaman dengan orang tua dan bisa terus berkarya,” pungkasnya lagi.

Srihadi Soedarsono Wafat, Sosok Maestro Seni Lukis dan Pencipta Logo ITB

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa.

Terima kasih telah membaca sampai di sini