Raih Omzet Ratusan Juta, Ini 3 Sosok Petani Muda Sukses di Indonesia

Raih Omzet Ratusan Juta, Ini 3 Sosok Petani Muda Sukses di Indonesia
info gambar utama

Pertanian menjadi salah satu bidang yang memegang peran penting di Indonesia. Tak heran jika hingga saat ini masih ada beberapa hal yang berhubungan dengan Pertanian di Indonesia dan masih diingati, salah satunya hari Tani Nasional, yang baru saja diperingati pada tanggal 24 September kemarin,

Bukan peringatan baru, momentum satu ini sudah ditetapkan sejak tahun 1960, sebagai dasar untuk memperjuangkan hak-hak seluruh petani di Indonesia.

Di lain sisi, saat ini ada sejumlah permasalahan serius yang dihadapi dalam bidang pertanian. Baik dari segi keterbatasan lahan, mahalnya harga bibit dan biaya perawatan, hingga yang paling penting adalah persoalan regenerasi.

Saking seriusnya, pemerintah terus melakukan program dorongan untuk memancing kalangan anak muda agar memiliki minat di bidang pertanian. Beruntungnya meski belum banyak, ada segelintir sosok yang sudah memiliki kesadaran sekaligus keinginan untuk melanjutkan rantai regenerasi petani.

Setidaknya ada beberapa nama yang dikenal sebagai petani muda, dan sukses dalam menjalani kehidupan sebagai seorang petani. Siapa saja sosok yang dimaksud? Berikut 3 di antaranya:

Refleksi Hari Tani Nasional, Degradasi Lahan dan Regenerasi Petani Indonesia

Wisnu Saepudin

Wisnu Saepudin | Istimewa via jabarekspres.com
info gambar

Petani muda pertama yang dimaksud adalah Wisnu Saepudin. Wisnu berasal dari Desa Pasirlangu, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Komoditas tani yang digeluti oleh pria berusia 29 tahun tersebut adalah sayur paprika.

Menukil Detik.com, disebutkan jika Wisnu menekuni bidang pertanian sejak tahun 2012, saat masih 22 tahun. Kala itu, di saat kebanyakan anak muda masih senang bermain dengan uang bekal dari orang tua, Wisnu sudah merintis ladang pertaniannya.

Diakui bahwa ia memiliki modal berupa lahan seluas 1.200 meter persegi, yang diberikan oleh orang tuanya. Namun fasilitas tersebut ia manfaatkan dengan baik dengan mengubahnya menjadi sumber pendapatan bagi sekelompok petani lain yang ia bina.

Semua pekerjaan awalnya ia kerjakan seorang diri. Wisnu tak malu untuk menanam, memupuk, merawat tanaman supaya tak diserang hama, memanen, hingga memasarkan hasil panen.

Hasilnya pun kini tak mengkhianati usaha yang dilakukan. Kini Wisnu telah memiliki sebanyak 22 petani binaan. Mengenai hasilnya, dikatakan bahwa ia bisa memasok sekitar 1-1,5 ton paprika sehari dan mengisi pengiriman ke beberapa pasar di Jawa Barat, Jakarta, dan Bali.

Disebutkan juga jika kini setidaknya Wisnu sanggup meraup untung bersih hingga Rp20 juta per bulan.

Ahmad Fahrizal, Petani Muda Pelestari Varietas Alpukat Asli Jakarta

Sandi Octa Susila

Petani muda selanjutnya juga bisa dibilang sebagai salah satu sosok yang memanfaatkan kelebihannya dengan baik. Sandi Octa Susila memiliki kesempatan untuk menempuh pendidikan hingga jenjang Master Manajemen Agribisnis.

Kesempatan tersebut bahkan ia jalani di kampus pertanian terbaik Indonesia, yakni Institut Pertanian Bogor (IPB). Semuanya diketahui berawal saat Sandi kembali ke kampung halaman di Desa Tegallega, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur.

Saat datang ke kebun milik sang ayah, Sandi menemukan banyak hasil panen pertanian yang diletakkan begitu saja di tanah, untuk menunggu diambil oleh tengkulak atau pembeli lainnya. Sandi saat itu melihat bahwa metode penjualan pertanian harus berkembang dan tak bisa lagi hanya bergantung pada para tengkulak.

“Saya coba kembangkan pertanian ini dalam skala modern market, bukan lagi traditional market,” ujarnya, mengutip Bisnis.com.

Akhirnya, kini Sandi berhasil mengarahkan hingga sebanyak 373 petani dalam hal pemasaran. Memiliki lahan pertaniannya sendiri seluas 120 hektare. Ia memasarkan hasil panen dari sejumlah kelompok tani di wilayah sekitar tempat tinggalnya. Disebutkan bahwa Sandi juga bisa memperoleh omzet mulai dari Rp500 juta hingga Rp800 juta per bulannya.

Valmaisa Jazila Tjokro, Petani Milenial dengan Semangat Besar Penyandang Autisme

Rizal Fahreza

Rizal juga jadi salah satu sosok yang memanfaatkan ilmunya setelah lulus sebagai mahasiswa pertanian di IPB. Disebutkan jika pada saat mengawali bisnisnya, Rizal memulai dengan menggarap lahan seluas 2,2 hektare yang diperoleh dengan sistem bagi hasil.

Lewat sistem sewa lahan dan juga lahannya sendiri, Rizal mampu menggandeng sebanyak 17 petani hortikultura di enam kecamatan di Garut. Hingga kini, Rizal masih menyuplai buah jeruk sebanyak 1,2 ton atau sekitar 400 dus per hari untuk wilayah Jakarta dan Bogor.

Rizal juga dikenal sebagai pendiri usaha kebun edukasi dan agrowisata bernama Eptilu, yang komoditas perkebunannya berfokus pada Jeruk.

Dari hasil pertanian/perkebunan jeruk, Rizal pada tahun 2020 disebut memiliki pendapatan sekitar Rp8-15 juta dari sektor produksi buah dan sayuran saja. Selain itu, ia juga memperoleh pemasukan sekitar Rp25-35 juta dalam kurun waktu yang sama dari sektor distribusi dan penjualan sayur dan buah.

Anak Muda Mau Keren? Jadilah Petani

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa.

Terima kasih telah membaca sampai di sini