Mencicipi Air Nira, Minuman Tradisional dari Getah Palma yang Kian Langka

Mencicipi Air Nira, Minuman Tradisional dari Getah Palma yang Kian Langka
info gambar utama

Selain makanan, ada banyak jenis minuman tradisional yang juga dimiliki Indonesia. Salah satunya air nira. Tak banyak diketahui saat ini, karena memang keberadaan penjualnya di kota-kota besar kian langka.

Padahal sebelumnya, masih kerap dijumpai sejumlah penjual air nira bahkan di beberapa kawasan tengah kota besar. Mereka mudah dikenali karena memiliki ciri khas yakni membawa beberapa buah tabung bambu panjang, yang menjadi wadah untuk menyimpan air nira itu sendiri.

Tak semua orang pernah mencicipi, lantas terbuat dari apa sebenarnya air nira berasal dan bagaimana rasanya?

3 Minuman Menyegarkan Khas Kalimantan Tengah

Air getah tandan keluarga palma

Air nira | Wilma Prima Yuniza/Shutterstock
info gambar

Selain air nira, sebenarnya minuman tradisional satu ini juga memiliki beberapa nama berbeda di sejumlah daerah. Misalnya di wilayah Sunda minuman ini dikenal dengan nama lahang, namun bagi masyarakat Jawa lebih dikenal dengan nama legen.

Air nira secara tradisional diambil dari sadapan air getah tandan (tangkai panjang) pada bunga keluarga tanaman palma seperti aren, kelapa, sagu, lontar, dan sejenisnya.

Lebih detail, dijelaskan bahwa pengambilan air nira diawali dengan pemukulan pada tangkai tandan yang diketok-ketok dari pangkal pohon ke arah bunganya. Hal tersebut dilakukan sampai bunganya berguguran dan bisa memakan waktu sebulanan.

Adapun tujuan dari cara di atas dilakukan agar bagian pada tanaman tersebut melemaskan pori pori atau jalur keluar air, supaya air nira yang keluar lebih banyak dan deras.

Pada setiap pohon palma waktu panen atau pengambilan air nira bisa berbeda, tergantung jenisnya. Misal pada pohon aren, jenis pohon yang air niranya siap disadap akan mengeluarkan aroma harum yang berasal dari tandan bunga jantan yang berdampingan dengan betina.

Biasanya, pohon aren bisa disadap dua kali sehar yakni pada pagi dan sore hari. Jumlah hasil panen airnya pun tergantung pada tingkat kesuburan tanah dan perawatannya. Jika subur dan baik, disebutkan bahwa satu pohon bisa menghasilkan lebih dari 10 liter air per sadapan.

Bicara soal rasa, air nira memiliki cita rasa manis dan menyegarkan. Biasanya saat panas, banyak yang menikmati minuman satu ini dengan es batu untuk menambah kesan segar.

Sirop Bogem, Minuman dari Mangrove yang Jadi Produk Unggulan Sejumlah Desa

Alkohol dalam air nira?

Perlu diketahui, bahwa air nira pada dasarnya merupakan cairan yang sudah mudah terfermentasi sehingga memiliki kandungan alkohol. Karena itu, tak jarang jika air nira biasaya menjadi bahan dasar dalam pembuatan alkohol tradisional seperti tuak khas Batak dan sejenisnya.

Sebelum terfermentasi, air nira juga memiliki aroma wangi yang khas. Biasanya mereka yang ingin menjual air nira murni melakukan beberapa cara untuk mencegahnya terfermentasi menjadi alkohol, salah satunya adalah dengan mengawetkannya secara alami.

Metode pengawetan alami yang dimaksud yakni menggunakan satu kilogram kayu nangka yang telah dicincang seperti kripik. Cincangan kayu nangka tersebut direndam dalam satu liter air nira yang dimasak hingga kecokelatan bening.

Adapun ciri khas nira yang sudah terfermentasi dan beralkohol adalah timbulnya perubahan rasa menjadi masam hingga pahit. Namun jika rasanya masih manis dan segar, tandanya masih aman dikonsumsi bagi mereka yang tidak meminum alkohol.

Ada juga cara lain untuk mengawetkan air nira dari fermentasi adalah dengan cara dibuat wedang dan dipanaskan. Namun, cara satu ini disebut akan mengubah aroma khas dari air nira itu sendiri.

Tak hanya menyegarkan dan berperan sebagai Pelepas dahaga, nyatanya saat masih murni dan terfermentasi air nira juga dipercaya memiliki beberapa manfaat untuk mengatasi masalah kesehatan. Beberapa manfaat air nira yang dimaksud di antaranya dapat mengatasi sembelit, sakit perut, demam, dan untuk melancarkan ASI.

Mengenal Empon-Empon, Minuman Herbal Para Leluhur untuk Daya Tahan Tubuh

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa.

Terima kasih telah membaca sampai di sini