Mau Liburan ke Bulukumba ? Inilah 7 Objek Wisata yang Wajib Kamu Kunjungi !

Mau Liburan ke Bulukumba ? Inilah 7 Objek Wisata yang Wajib Kamu Kunjungi !
info gambar utama

Bulukumba adalah kabupaten di Sulawesi Selatan yang terkenal dengan indahnya panorama bibir pantai yang berbalut pasir putih dan juga sebagai sentra pembuatan kapal pinisi.

Berjarak sekitar 150 km atau memakan sekitar 5 jam perjalanan dari kota Makassar itu setara dengan suguhan objek wisata yang siap memanjakan mata kalian. Pasalnya wilayah yang dijuluki Bumi Panrita Lopa ini menyimpan banyak kepingan surga yang belum banyak terekspos oleh khalayak luas.

Oleh karena itu, jika kalian punya rencana liburan di Bulukumba, berikut beberapa rekomendasi destinasi wisata yang wajib masuk dalam daftar perjalanan kalian.

1. Wisata Pantai Pasir Putih Bulukumba. Sedikitnya Ada 13 Pantai!

Alamat: tersebar di Kecamatan Bonto Bahari dan Bonto Tiro, Bulukumba

Bulukumba merupakan kabupaten yang dianugerahi garis pantai yang mempesona. Ada banyak titik pantai pasir putih yang dapat kalian kunjungi selama berada di daerah ini.

Pantai yang paling legendaris tentu saja disematkan pada Tanjung Bira. Pantai yang awalnya bernama Pantai Kapongkolang ini telah menampung puluhan juta wisatawan sejak dibuka pertama kali tahun 1987.

Selain Tanjung Bira, Bulukumba juga menyimpan banyak pantai pusir putih lainnya yang tentu tak kalah cantiknya, diantaranya;

  • Pantai Bara
  • Pantai Pusahelu
  • Pantai Kasuso
  • Pantai Mandala Ria
  • Pantai Samboang
  • Pantai Panrang Luhu
  • Pantai Lemo-Lemo
  • Pantai Marumasa
  • Pantai Ujung Tiro
  • Pantai Pulau Liukang Loe
  • Tebing Appalarang
  • Titik Nol Bulukumba.

2. Wisata Adat Suku Kajang Ammatoa yang Khas Pakaian Serba Hitam dan Kekuatan Ilmu Sihir (Doti)

Alamat: Desa Tanah Toa, Kecamatan Kajang, Bulukumba
Tarif Masuk: Gratis

Bulukumba adalah daerah yang juga terkenal dengan eksistensi suku Kajang, yakni suku yang masih mempertahankan kemurnian ajaran leluhur mereka selama ratusan tahun.

Secara geografis, tempat tinggal suku kajang terbagi kedalam dua wilayah yakni Kajang Dalam (ilalang embayya) dan Kajang Luar (Pantarang embayya).

Untuk wilayah yang masih murni menjaga warisan leluhurnya adalah Kajang Dalam. Tidak ada listrik, alat komunikasi modern, jalan beraspal, dan juga penggunaan sendal.

Hukum yang berlaku juga masih menggunakan hukum adat, yang mana tatkala ada persoalan akan diselesaikan oleh pemimpin adat (Ammatoa) dan menerapkan Pasang ri Kajang sebagai sumber hukum dan pedoman hidup.

3. Wisata Bahari Kapal Pinisi, Kapal Legendaris Pelaut Bugis-Makassar

Alamat: Kelurahan Sapolohe, Kecamatan Bonto Bahari, Bulukumba
Tarif Masuk: Gratis

Siapa yang tak kenal Kapal Pinisi?. Kapal layar asal Bulukumba ini dikenal karena kemampuannya telah teruji mengarungi samudera. Selain itu, proses pembuatannya yang masih melibatkan berbagai proses ritual adat dan nyaris seluruhnya dikerjakan secara manual menambah nilai keunikan kapal ini.

Melansir laman darilaut, bahwa salah satu ekspedisi yang paling terkenal yakni tatkala kapal Pinisi yang dipimpin oleh Capt Gita Ardjakusuma berhasil melabuhkan kapal ini ke dermaga Vancouver, Kanada pada kegiatan Vancouver Expo tahun 1986.

Kapal pinisi ini berlayar dari Makassar ke Jakarta. Kemudian, dari Jakarta melewati Bitung, Sangihe Talaud (Sulut) dan Filipina.Dari posisi Honolulu (Hawaii), terus ke Vancouver dan San Diego Amerika Serikat. Pelayaran ditempuh selama 69 hari.

Pada 2017, UNESCO telah menetapkan seni pembuatan kapal Pinisi sebagai Karya Agung Warisan Manusia yang Lisan dan Tak benda pada Sesi ke-12 Komite Warisan Budaya Unik.

4. Wisata Kopi Bukit Kahayya yang Mendunia

Alamat: Desa Kahayya, Kecamatan Kindang, Bulukumba

Selain pantai, Bulukumba juga adalah kawasan yang diberkahi oleh kesuburan tanah sehingga daerah dataran tingginya mampu menelurkan aneka hasil bumi yang melimpah, salah satunya adalah kopi khas kahayya.

“Kahayya” berasal dari kata “Kaha” yang diserap dari bahasa Arab yakni “qahwa” yang berarti kopi. Sedangkan akhiran “yya” dalam bahasa Konjo (sub-bahasa Makassar) memiliki arti “penunjukan tempat”. Jadi kata Kahayya memiliki arti tempatnya kopi.

Ditanam pada ketinggian sekitar 1600-2000 Mdpl di bawah kaki gunung Bawakareng ini mampu menciptakan aroma kopi yang khas. Adapun jenis kopi yang ditanam di desa Kahayya adalah varietas Arabika dan Robusta.

5. Wisata Telaga Biru Ere Manereng Bulukumba

Alamat: Desa Benjala, Kec Bonto Bahari
Tarif:
- Sewa Perahu: 5 ribu/kepala
- Motor: 10 ribu
- Mobil: 20 ribu

Sesuai namanya, telaga ini benar-benar jernih berwarna biru. Di atas telaga ini, kalian dapat menikmati rimbunnya pohon-pohon kelapa yang berjejer di sekitar dan segarnya udara yang menyelimuti.

Kalian dapat menyewa perahu warga untuk menyusuri sudut-sudut telaga tersebut atau sekadar mengabadikan momen di atas perahu.

Telaga yang kedalamannya sekitar 3-5 meter ini membatasi para pengunjung yang ingin berenang. Warga setempat telah menyediakan pelampung bagi kalian dan dianjurkan hanya berenang di titik telaga yang telah ditentukan.

6. Wisata Bulu Padido di atas Hutan Pohon Karet Tertua Sulawesi Selatan

Alamat: Jl. Poros tanete, Bulukumba
Tarif: Gratis

Kebun karet milik PT London Sumatera (Lonsum) ini sudah ada sejak tahun 1918 dan telah dijadikan lokasi agrowisata di Bulukumba. Beberapa titik di tempat ini kerap kali dijadikan latar swafoto.

Jejeran pohon karet yang menjulang tinggi ini terbentang dari Kelurahan Tanete, Desa Bontomanai, Bontomangiring, hingga memasuki desa Tammatto.

Kalian juga dapat menyaksikan aktivitas para petani karet yang tengah memanen getah karet dan jika penasaran dengan proses produksinya, kalian dapat bercengkerama dengan mereka.

7. Wisata Makam Dato’ Tiro, Salah Satu Penyebar Islam di Sulawesi

Alamat: Kampung Hila-Hila, Kel Ekatiro, Kec Bontotiro, Bulukumba
Tarif: Gratis

Dato ri Tiro atau Syeikh Khatib Bungsu adalah satu dari 3 serangkai penyebar islam di daratan Sulawesi. Ia adalah ulama asal Minangkabau yang diutus oleh Kerajaan Aceh pada tahun 1603 M.

Dato ri Tiro yang terkenal dengan ilmu tasawufnya mampu menyelaraskan ajaran islam dengan keyakinan masyarakat pra-Islam di Kerajaan Tiro yang kental dengan kebatinan dan sihir. Orang yang pertama diislamkan adalah Raja kelima Kerajaan Tiro, La Unru Daeng Biasa (Hamid. 1982).

Dato Tiro berangkat ke Sulawesi Selatan bersama 2 sahabatnya yakni Dato’ Patimang atau Syeikh Sulaeman yang ditugaskan ke Kerajaan Luwuk dan Dato Ri Bandang atau Syeikh Abdul Makmur yang bertugas ke Kerajaan Gowa-Tallo.

Konon Dato Tiro menggoreskan tongkatnya di tanah dan memancarkan mata air yang jernih dan tidak pernah kering hingga saat ini. Lokasi itu kini dijadikan objek wisata permandian Hila-Hila dan bagi sebagian orang mendapatkan kesembuhan dan keberkahan setelah mandi di kolam tersebut.

Demikianlah 7 objek wisata yang wajib masuk dalam daftar rencana liburan kalian tatkala berkunjung di Bulukumba.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Achmad Faizal lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Achmad Faizal.

Terima kasih telah membaca sampai di sini