10 Provinsi Paling Tidak Bahagia di Indonesia Tahun 2022. Apa Daerahmu Termasuk?

10 Provinsi Paling Tidak Bahagia di Indonesia Tahun 2022. Apa Daerahmu Termasuk?
info gambar utama

Kebahagiaan adalah faktor penting yang kini dimasukkan kedalam pengukuran aspek kemajuan sebuah wilayah, baik di level nasional maupun global.

Seseorang tidak cukup dinilai dari seberapa banyak ia mampu minum kopi di Starbucks, misalnya. Ia juga tidak cukup jika hanya dilihat dari kepemilikan barang mewah seperti mobil listrik atau I-phone terbaru.

Pencapaian ekonomi hanya 1 variabel dari level kebahagiaan. Untuk apa memiliki semua itu jika seseorang tidak bahagia ?.

Maka perlu ditilik juga dari berbagai dimensi lain seperti tujuan hidup, ketenangan hidup, pengembangan diri hingga hubungannya dengan orang lain.

Melansir laman resmi BPS, bahwa tingkat kebahagiaan dari setiap daerah ini diukur berdasarkan beberapa faktor kunci. Misalnya, kepuasan hidup warga (life satisfaction), perasaan (affect), dan makna hidup (eudaimonia).

Jika disusun berdasarkan wilayahnya, maka berikut 10 daerah yang paling rendah nilai indeks kebahagiaanya.

Provinsi Paling Tidak Bahagia adalah Banten

Perlu diketahui bahwa sejak 2013, BPS memang telah merilis indeks kebahagiaan di sejumlah daerah di Indonesia. Data terakhir yang dikeluarkan adalah indeks kebahagiaan tahun 2021.

Data tahun 2021 menyebutkan bahwa Banten menjadi provinsi dengan indeks kebahagiaan terendah dengan nilai 68,08, kemudian di atasnya ada Bengkulu dengan nilai 69,74 dan Papua 69,87.

Berikut daftar nama provinsi dan skornya yang diurutkan dari paling terendah nilai indeks kebahagiaannya:

Maluku Utara Menjadi Provinsi Paling Bahagia di Indonesia

Maluku Utara adalah provinsi paling tinggi nilai indeks kebahagiaanya tahun 2021 dengan perolehan nilai sebesar 76,34.

Menariknya adalah Maluku Utara berhasil mempertahankan pencapaian tersebut 2 kali berturut-turut sejak pengukuran periode sebelumnya di tahun 2017.

Berikut daftar nama provinsi dan skornya yang diurutkan dari paling tertinggi nilai indeks kebahagiaannya:

Jika kita perhatikan, ternyata dari 10 provinsi tertinggi indeks kebahagiaannya, tak ada satupun dari provinsi di Pulau Jawa yang masuk dalam daftar.

Hal ini menegaskan bahwa kemajuan pembangunan ekonomi di sebuah wilayah tidak menjamin kebahagiaan warganya.

Apa Saja Indikator Kebahagiaan?

Melansir laman BPS bahwa Indeks Kebahagiaan Indonesia merupakan indeks komposit (gabungan) yang dihitung secara tertimbang menggunakan dimensi dan indikator dengan skala 0-100.

Semakin tinggi nilai indeks, menunjukkan tingkat kehidupan penduduk yang semakin bahagia. Sebaliknya, semakin rendah nilai indeks menunjukkan tingkat kehidupan penduduk yang semakin tidak bahagia.”

Berikut 3 indikator utama kebahagiaan penduduk yang digunakan oleh BPS;

1. Indikator Makna Hidup (Eudaimonia)

  • Kemandirian
  • Penguasaan Lingkungan
  • Pengembangan Diri
  • Hubungan Positif Dengan Orang Lain
  • Tujuan Hidup
  • Penerimaan Diri

2. Indikator Kepuasan Hidup (Tingkat Personal dan Sosial)

  • Pendidikan
  • Pekerjaan
  • Pendapatan Rumah Tangga
  • Kesehatan
  • Kondisi Rumah dan Aset
  • Hubungan Sosial
  • Keadaan Lingkungan
  • Kondisi Keamanan
  • Keharmonisan Keluarga
  • Ketersediaan Waktu Luang

3. Variabel Afeksi/Perasaan

  • Perasaan Senang/Riang/Gembira
  • Perasaan Tidak Khawatir/Cemas
  • Perasaan Tidak Tertekan

Ngomong - ngomong tentang kebahagiaan, agak kurang rasanya jika kita hanya membahas soal angka-angka statistik semata.

Ada baiknya jika kalian juga menyelami samudera kebijaksaan dari para bijak bestari yang telah memikirkan apa sumber kebahagiaan dan bagaimana mereka memandang kebahagiaan.

Misalnya pandangan filsafat stoikisme dengan filsafat taoisme berbeda sudut pandang soal apa itu kebahagiaan. Bahkan riset ilmiah (sains) juga punya cara pandang sendiri dalam merumuskan cara hidup bahagia.

Selamat berkontemplasi sobat GNFI!

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Achmad Faizal lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Achmad Faizal.

AF
RP
MS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini