Indonesia Ingin Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, Bagaimana Keamanannya?

Indonesia Ingin Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, Bagaimana Keamanannya?
info gambar utama

Indonesia ingin membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di masa depan. Berbagai hal pun dipersiapkan, termasuk keamanannya.

Indonesia menyiapkan strategi untuk memastikan kebutuhan energi nasional senantiasa tercukupi hingga masa depan. Salah satunya dengan memanfaatkan nuklir.

Saat ini, Indonesia sudah punya target untuk membangun PLTN. Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) mengonfirmasi bahwa pemerintah memasang target agar pembangunan PLTN bisa terealisasi pada tahun 2039.

"Dalam skema energi transisi yang sudah dibuat, sejauh yang disampaikan pada saat presentasi nuklir itu (PLTN) targetnya di 2039," kata Direktur Pengaturan Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) Haendra Subekti seperti dilansir Antara.

Haendra Subekti menambahkan, skema energi transisi itu disiapkan oleh Kementerian ESDM pada 2022 terkait net zero emission (NZE). Kementerian ESDM pun tidak bekerja sendiri, melainkan turut melibatkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Secara legal, saat ini, membangun PLTN juga memang memungkinkan untuk dilakukan. Ini karena perizinan PLTN sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko.

"Artinya kalau masuk sebuah regulasi, ya. Kami dari Bapeten normatifnya harus sudah siap juga memberikan izin kapan pun diajukan. Katakanlah besok ada pengajuan maka besok ada evaluasi izin, termasuk inspeksi," kata Haendra Subekti.

Indonesia sebetulnya kini sudah punya PLTN. Mantan Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Rudi Rubiandini pernah mengungkapnya saat masih menjabat pada 2012 lalu. Namun, PLTN tersebut hanya diperuntukan bagi kepentingan penelitian dan bukan untuk memasok energi bagi masyarakat luas melalui PLN.

Menurut penjelasan Rudi Rubiandini yang diwartakan Detik.com saat itu, PLTN tersebut berlokasi di Serpong dan Bandung. Kedua PLTN punya daya 2 dan 60 MW.

Menilik Keseriusan Indonesia Gencarkan Transisi Energi Lewat Inisiasi ETM Country

Keamanan PLTN

Rencana Indonesia membangun PLTN bisa jadi memunculkan pertanyaan tentang keamanannya.

Pertanyaan seperti demikian bisa muncul karena yang diketahui masyarakat awam adalah nuklir punya radiasi yang berbahaya bagi manusia. Apalagi, kejadian kecelakaan PLTN yang membuat manusia terpapar radiasi yang parah pernah terjadi di Chernobyl, Uni Soviet puluhan tahun silam.

Bapeten mengklaim jika mereka sudah punya regulasi infrastruktur penyelamatan nuklir yang lengkap. Aturan dan standar terkait keamanan akan diterapkan sejak penentuan lokasi pembangunan PLTN.

Untuk diketahui, penentuan lokasi PLTN memang tidak bisa sembarangan. Ada ketentuan ketat yang harus dipenuhi, seperti misalnya tidak boleh di daerah yang tingkat kegempaannya tinggi.

"Kalau dari kami di Bapeten, penyiapan infrastruktur penyelamatan nuklir itu regulasi kenukliran sudah cukup lengkap," kata Haendra Subekti.

"Kemudian setelah konstruksi selesai nanti ada uji coba untuk mencoba performa PLTN sampai sesuai yang diharapkan," tuturnya.

Menuju Transisi Energi: Woodpellet atau Batu Bara?





Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan A Reza lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel A Reza.

Terima kasih telah membaca sampai di sini