Memiliki wilayah yang masih banyak dilingkupi kawasan perbukitan dan alam terbuka, membuat Sulawesi banyak dijadikan lokasi untuk beberapa fasilitas pembangkit listrik berbasis EBT, dua di antaranya adalah PLTB Sidrap dan Jeneponto.
Tapi selain itu, pada tahun 2022 ini sebenarnya Sulawesi memiliki dua fasilitas PLT berbasis EBT lain yakni PLTA yang berlokasi di Poso, Sulawesi Tengah, dan Malea, Sulawesi Selatan.
Sesuai nama daerahnya, kedua PLTA tersebut diberi nama PLTA Poso dan PLTA Malea. Kedua failitas tersebut diresmikan secara langsung oleh Presiden Joko Widodo pada Jumat (25/2/2022), yang dipusatkan pada salah satu lokasi yakni di Poso.
Menilik Riwayat Pembangunan dan Potensi PLTB di Indonesia
Investasi Rp17,1 triliun
Dua PLTA yang dimaksud di atas digarap dan dioperasikan oleh perusahaan milik Jusuf Kalla, dalam bentuk produsen listrik swasta (Independent Power Producer/IPP) atau PT Poso Energy, yang merupakan anak usaha dari Kalla Group.
Menggelontorkan dana investasi mencapai Rp17,1 triliun dalam pembangunannya, terungkap jika total proses yang dibutuhkan terutama dalam hal perizinan memakan waktu hingga 5-12 tahun lamanya.
Padahal, PLTA Poso sendiri disebut menyumbang sekitar 10,69 persen dari total bauran energi baru terbarukan atau EBT sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan.
Presiden Jokowi yang hadir dalam peresmian tersebut pun berharap jika ke depannya proses perizinan yang merupakan hal penting, tidak mengalami kendala yang sama.
“Semoga nanti yang berikut bisa dilancarkan semuanya, sehingga target kita dalam rangka energi hijau dan EBT ini benar-benar bisa kita lakukan. Karena memang permintaan dari industri untuk mendapatkan energi hijau ini sekarang sangat-sangat tinggi sekali kepada negara kita,” tandasnya.
Selain PLTA, Bendungan Sutami Akan Punya Fasilitas PLTS Terapung
Detail kapasitas PLTA
Jika bicara mengenai kapasitas masing-masing, PLTA Poso memiliki kapasitas 515 MW, ditambah dengan PLTA Malea yang memiliki kapasitas 90 MW. Sehingga jika ditotal, kapasitas keseluruhannya berada di angka 605 MW.
Detailnya, khusus untuk PLTA Poso, diketahui bahwa karena masalah perizinan yang terhambat, pembangunannya pun dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama, dengan kapasitas 3x65 MW sudah selesai dibangun dan beroperasi sejak Desember 2012. Sementara tahap kedua yang merupakan perluasan menambah kapasitas 4x30 MW serta 4x50 MW, dan baru selesai dibangun pada bulan Desember 2021 lalu.
Menurut klaim yang dibeberkan Kalla Group, disebutkan jika pengerjaan PLTA tersebut menyerap hingga sebanyak 2.000 tenaga kerja, di mana 80 persennya berasal dari warga lokal.
Selain PLTA Poso, PLTA Malea yang berkapasitas 90 MW dan berlokasi di Tana Roraja, Sulawesi Selatan. Dikembangkan oleh anak usaha PT Malea Energy, anak usaha Kalla Group lainnya.
Memberi bukti nyata akan perannya dalam pembangunan hemat energi, dua pembangkit terkait disebut mampu menurunkan biaya produksi listrik dengan tingkat bauran EBT di Sulawesi Selatan mampu mencapai persentase 38,8 persen.
Perihal pengoperasiannya, dua PLTA ini telah terinterkoneksi dengan saluran transmisi 275 kV ke Provinsi Sulawesi Selatan. PLTA Poso juga telah tersambung dengan saluran transmisi 150 kV dari pembangkit ke Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Tidak ingin cepat puas demi mempercepat target transisi energi, Kalla Group melalui anak perusahaan lainnya diketahui juga sedang mengembangkan sebanyak lima PLTA dengan total kapasitas sebesar 1.230 MW. Menariknya, lokasi kelima PLTA tersebut tidak hanya berada di Sulawesi, melainkan juga Sumatra.
Adapun 5 proyek PLTA yang saat ini sedang dikembangkan terdiri dari;
- PLTA Poso 3 berkapasitas 400 MW,
- PLTA Poso 4 berkapasitas 30 MW,
- PLTA Tumbuan Mamuju berkapasitas 90 MW,
- PLTA Tumbuan Mamuju Bawah berkapasitas 360 MW, dan
- PLTA Kerinci berkapasitas 350 MW di kabupaten Merangin, Jambi.
5 Bendungan dengan Kapasitas Terbesar yang Jadi Penyokong PLTA di Indonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
