4 Rekomendasi Tempat Lumpia Khas Semarang Terbaik

4 Rekomendasi Tempat Lumpia Khas Semarang Terbaik
info gambar utama

Semarang memang punya banyak ragam kuliner yang menarik. Bagi banyak orang, salah satu kuliner yang ikonik di kota ini adalah lumpia. Bahkan, ibu kota Jawa Tengah ini juga dijuluki sebagai Kota Lumpia.

Bicara soal lumpia, layaknya berbagai kuliner khas kota lainnya, tentunya makanan tersebut akan lebih otentik bila membelinya di tempat aslinya. Begitu pula dengan makanan ini. Yang mana, pastinya lumpia yang kita beli langsung di Semarang akan terasa lebih nikmat.

Karena itulah, banyak yang tak kelewatan untuk mencicipi makanan ini bila sedang mampir atau lewat di Kota Semarang. Selain itu, para wisatawan juga kerap menjadikan lumpia sebagai oleh-oleh khas untuk diberikan kepada teman-teman atau sanak saudara.

Lalu, di manakah tempat yang sekiranya menjadi rekomendasi untuk membeli lumpia khas Semarang ini? Berikut adalah tempat-tempat yang bisa Anda datangi :

Sejarah Lumpia Semarang, Dari Kisah Cinta Menjadi Kuliner Khas Kota

Lumpia Gang Lombok

antony lou (Google Maps)
info gambar

Jika memang ingin mencicipi resep lumpia yang benar-benar otentik, maka datang ke sinilah jawabannya. Sebab Lumpia Gang Lombok inilah yang menjadi pelopor dari terciptanya kuliner ini hingga populer dan menjadi makanan khas Semarang seperti sekarang.

Mulanya toko ini adalah tempat yang dikelola oleh anak dari pencipta lumpia yang bernama Tjoa Thay Joe dan Mbok Wasi, yaitu Siem Gwan Sing. Pastinya dengan resep turun temurun yang tidak berubah. Soal rasa, tentu tak usah diragukan lagi.

Ada dua jenis lumpia yang dijual di sini, yaitu lumpia kering dan lumpia basah. Sesuai dengan namanya, lokasi dari warung lumpia ini berada di jalan Gang Lombok Purwodinatan, Kota Semarang., Tepatnya di sebelah Klenteng Tay Kak Sie.

Lumpia Mataram

Fadjari Wibowo (Google Maps)
info gambar

Rekomendasi kedua adalah Lumpia Mataram. Pendirinya adalah Siem Hwa Nio yang termasuk generasi ketiga Lumpia Semarang. Kios lumpia ini sekarang sudah memiliki berbagai cabang.

Di Kota Semarang, Anda bisa menemukan Lumpia Mataram di Jl. MT Haryono (Kp. Baris) dan di Jl. Pandanaran. Selain itu, ada pula keturunan dari Diem Hwa Nio yang membuka cabang di Jakarta.

Salah satu penerus yang terkenal dari lumpia ini adalah Tan Yok Tjay yang dikenal sebagai Master Chef Lumpia Semarang karena dedikasinya untuk melestarikan makanan ini.

Lumpia Mbak Lien

Salus Yustian (Google Maps)
info gambar

Jenama "Mbak Lien" ini berasal dari nama Siem Siok Lien atau yang akrab disapa dengan Mbak Lien sebagai generasi keempat dari 'dinasti' pembuat lumpia Semarang. Sebelum memakai nama Mbak Lien, lumpia ini dikelola orang tuanya, Siem Swie Hie.

Kios lumpia ini juga terkenal memiliki cita rasa yang disukai banyak orang. Untuk isiannya pun menggunakan ayam kampung yang dicampur dengan udang. Sehingga membuat rasanya semakin mantap.

Kalau hendak datang ke Lumpia Mbak Lien maka bisa mengunjungi tokonya yang ada di dua jalan besar di Kota Semarang, yaitu di Jl. Pemuda (Gang Grajen) dan di Jl. Pandanaran.

Lumpia Cik Meme

Sulistyo Adi (Google Maps)
info gambar

Terakhir adalah lumpia Cik Meme. Lokasinya ada di Jl. Gajahmada No.107, Miroto, Kec. Semarang Tengah. Bisa dibilang, lumpia ini tergolong sebagai brand toko lumpia baru di Kota Semarang. Namun, rasanya juga tak kalah enak.

Sebab, pendirinya yang bernama Meliani Sugiarto, anak dari master chef Lumpia Semarang, Tan Yok Tjay.. Sehingga, cita rasa asli lumpia juga terpengaruh dalam setiap olahan lumpianya.

Sebagai lumpia yang hadir di era modern ini, lumpia Cik Meme ini juga tergolong unik, sebab hanya di sinilah toko yang menjual lumpia dengan 5 varian. Di antaranya adalah yang varian asli, isi daging kepiting, isi daging kambing jantan muda, isi ikan kakap, serta isi jamur yang dicampur dengan kacang mede.

Bisa untuk Oleh-Oleh! 15 Jajanan Semarang yang Pantas untuk Buah Tangan

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini