Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat sangat menarik untuk dikunjungi ketika berlibur ke Yogyakarta. Selain menjadi tempat wisata yang cukup eksklusif, istana ini memiliki ragam kuliner khas yang dihidangkan khusus untuk para raja dan keluarga.
Seiring waktu, berbagai resep makanan dan minuman khas Keraton Jogja pun diketahui oleh masyarakat setempat, sehingga beberapa restoran di sekitar keraton menjajakan menu kuliner khas keraton, mulai dari hidangan pembuka hingga penutup. Beberapa di antaranya ada salad jawa, nasi blawong, daging lombok kethok, brongkos ayam asat, gudeg empal, nasi gurih, bistik Jawa, pandekoek, manuk enom, kolak kencana, wedang secang, dan beer Jawa.
Cita rasa makanan khas Keraton Jogja sangat kaya dan autentik karena memakai banyak bumbu rempah seperti cabe, jahe, kemiri, pala, lengkuas, daun sala, dan kayu manis.
Nah, mari mengenal ragam kuliner khas Keraton Yogyakarta yang menggiurkan.
Selain Keraton Yogya, Kerajaan Ini Juga Masih Ada di Indonesia
Menu Utama
Pastel Krukup dan Dendeng Age
Pastel krukup terbuat dari kentang yang direbus dalam susu, lalu dihaluskan. Pastel krukup artinya pastel yang ditutupi. Hidangan yang mengenyangkan ini disajikan sebagai menu pembuka pada siang hari untuk Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
Dendeng age terdiri dari campuran daging sapi yang dipipihkan dengan buah kluwih untuk memperoleh cita rasa yang lebih gurih dan nikmat. Hidangan ini menjadi salah satu makanan favorit Sri Sultan Hamengkubuwono VIII.
Bistik edan dan bistik daging
Bistik edan termasuk salah satu makanan favorit Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Uniknya, nama hidangan berbahan dasar daging ayam ini tercipta ketika beliau mencicipinya, lalu berceletuk “Edan” saking lezat rasanya. Sementara itu, bistik daging disukai oleh Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dan IX. Cita rasa khas Jawa sangat kental dalam hidangan dagin sapi ini. Manis dan gurih.
Kudapan
Manuk enon dan pisang keju
Kudapan khas Keraton Jogja yang pertama adalah manuk enon. Kudapan ini disukai sebagai menu penutup oleh Sri Sultan Hamengkubuwono VII, sedangkan Sri Sultan Hamengkubuwono VIII menyukainya sebagai santapan pembuka. Manuk enon mirip seperti puding, hanya saja ia terbuat dari tapai ketan hijau dan disajikan dengan emping goreng.
Berikutnya ada pisang keju. Jajanan segala umat ini ternyata juga menjadi kuliner khas Keraton Yogyakarta. Pisang digoreng sampai kecoklatan tanpa tepung, lalu ditaburi keju parut di atasnya. Dulu, pisang keju kerap disajikan untuk Sri Sultan Hamengkubuwono VIII.
Prawan Kenes dan Pendekuk
Selanjutnya, prawan kenes. Kudapan favorit Sri Sultan Hamengkubuwono VIII ini terbuat dari pisang kepok diberi santan kenal rebus, lalu dibakar sampai licin, sehingga sulit dipegang. Itulah yang menginisiasi makanan ini dinamai prawan kenes. Artinya gadis perawan nan centil dan lincah.
Selain itu, ada juga pendekuk, hidangan yang cukup difavoritkan juga oleh Sri Sultan Hamengkubuwono VIII. Pandekuk sejarinya adalah kue dadar atau pancake. Orang Jawa menyebut makanan ini sebagai pandekuk. Ia terdiri dari kue dadar dengan saus kinca (air gula) dan disajikan sebagai menu pembuka saat makan siang.
Minuman
Wedang secang dan bir Jawa
Keraton Yogyakarta juga punya minuman khas yang sering disajikan kepada para raja. Yang pertama, namanya wedang secang. Minuman ini terbuat dari serutan kayu secang/sepang yang rasanya manis dan menghasilkan warna me3rah ketika direbus. Minuman hangat ini menjadi favorit Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
Minuman ala Keraton Yogyakarta yang kedua adalah beer Jawa. Minuman ini terbuat dari campuran wedang secang dengan air jeruk nipis. Bir Jawa menjadi minuman penghangat bagi Sri Sultan Hamengkubuwono XIII setiap kali berkunjung ke rumah peristirahatannya di vila Ngeksigondo Kaliurang.
Sumber: Bsi.ac.id
Ternyata Sultan Ini Miliki Pandangan Terhadap Eksistensi Keraton Yogya
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News