Bagaimana Asal-usul dari Nasi Uduk?

Bagaimana Asal-usul dari Nasi Uduk?
info gambar utama

Nasi uduk adalah salah satu hidangan yang populer di daerah Jakarta, sebab menjadi salah satu makanan khas Betawi yang otentik. Di berbagai kota di pulau Jawa juga tak jarang kita bisa menjumpai nasi uduk ini, entah di pedagang kaki lima maupun di restoran-restoran.

Makanan ini merupakan nasi yang dimasak bersama santan dan bumbu-bumbu lainnya. Racikan dari bahan-bahan tersebut menciptakan rasa gurih yang lezat ketika dicicipi.

Sebagai pelengkap, nasi uduk kerap ditambahkan telur, bihun, orek tempe, tahu semur, sambal, dan tentunya juga kerupuk. Ada pula yang menambahkannya dengan lauk lain seperti semur jengkol hingga ayam, tergantung dari si penjual.

Di balik popularitasnya ini, pernahkah terpikir bagaimana nasi uduk ini bisa tercipta hingga menjadi populer hingga sekarang?

Mengapa Kering Kentang Namanya "Mustofa"?

Pertemuan budaya

Ada berbagai catatan sejarah mengenai nasi gurih ini. Salah satu versi menyebutkan bila nasi uduk ini tercipta berdasarkan hasil akulturasi budaya Melayu dan Jawa.

Menurut buku Kuliner Betawi Selaksa Rasa & Cerita karangan Shinta Teviningrum yang dimuat dariKompas, mereka ini bertemu di tanah Batavia yang merupakan rumah bagi masyarakat Betawi.

Ketika itu, Batavia adalah pusat perdagangan yang membuat berbagai suku bangsa bertemu, termasuk adalah bangsa Melayu dan Jawa.

Terlebih lagi ketika Portugis Malaka jatuh ke tangan Belanda tahun 1641, hubungan dagang orang Malaka yang bersuku Melayu dengan Batavia pun semakin gencar.

Mereka ada yang menetap di Batavia dan tentunya membawa kebudayaan dari daerah asalnya. Termasuk dari segi makanan. Kalau orang Melayu memiliki salah satu kuliner khas yang bernama nasi lemak, sedangkan orang Jawa pendatang juga mengenalkan sego gurih.

Sementara dalam versi lain, nasi uduk ini tercipta atas ide dari Sultan Agung dari Mataram. Dulu, ia senang sekali makan nasi kebuli dan briyani, hidangan dari timur tengah dan India.

Namun karena untuk membuat makanan tersebut memerlukan bahan-bahan impor, maka ia membuat versi lokalnya.

Sehingga, terciptalah nasi uduk ini. Kemudian orang-orang Jawa yang datang ke Batavia pun mengenalkannya hingga menjadi makanan kesukaan orang-orang Betawi.

Mi Juhi khas Betawi, Kuliner Akulturasi Batavia yang Semakin Langka

Menjadi populer

Melihat dari sejarahnya, nasi uduk ini sebenarnya adalah makanan yang tercipta dari jenis makanan lain yang serupa. Dari pengenalan kuliner ini, lama kelamaan terciptalah sebuah menu makanan baru yang kemudian menjadi nasi uduk.

Ada berbagai hal yang menjadi ciri khas tersendiri dari nasi uduk Betawi. Misalnya dari segi penggunaan bumbu yang hendak dimasak bersama santan, atau penggunaan lauk pauk yang khas, yaitu adanya semur jengkol.

Penamaan nasi uduk konon berasal dari kata uduk yang artinya susah. Sebab, dulu nasi uduk adalah makanan rakyat kecil. Pendapat lain menurut versi mengenai sejarahnya dari Sultan Agung Mataram menyebutkan bila asal katanya adalah tawadhu’. Ada pula yang mengatakan bila asalnya dari kata “nasi yang diaduk”.

Bersumber dari Muhadi dalam buku Ensiklopedi Makanan Khas Banten & Betawi, dulunya, nasi uduk ini lebih populer sebagai menu sarapan. Namun, karena peminatnya sangat banyak dan penduduk Jakarta juga terus bertambah, maka orang-orang pun banyak yang mencoba untuk membuka usaha makanan ini.

Nasi uduk ini juga memiliki variasi penyajian. Ada yang hanya dibungkus dengan daun pisang dan ditaburi bawang goreng, ada pula yang lengkap dengan isiannya.

Hingga akhirnya, sekarang kita bisa menemukan penjual nasi uduk di berbagai sudut ibu kota, entah itu pagi, siang, atau malam hari.

Bukan Betawi, Inilah Bahasa Lokal di Kepulauan Seribu



Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini