Peninggalan Kerajaan Singasari yang Masih Tersisa sampai Sekarang

Peninggalan Kerajaan Singasari yang Masih Tersisa sampai Sekarang
info gambar utama

Salah satu kerajaan Hindu yang sangat berpengaruh dalam perkembangan sejarah Indonesia adalah kerajaan Singasari. Kerajaan Singasari didirikan oleh Ken Arok yang sekaligus menjadi raja pertama kerajaan tersebut. Kerajaan Singasari diyakini beribukota di wilayah Malang saat ini.

Meskipun sudah runtuh ratusan tahun yang lalu, peninggalan Kerajaan Singasari sampai saat ini masih banyak ditemukan. Peninggalan-peninggalan tersebut pun beragam mulai dari candi sampai dengan prasasti. Artikel ini akan membahas tentang 3 peninggalan Kerajaan Singasari yang masih tersisa sampai sekarang.

1. Candi Singasari

Peninggalan Kerajaan Singasari pertama adalah Candi Singasari. Candi ini merupakan candi Hindu yang terletak di Kelurahan Candirenggo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Candi ini merupakan tempat pendharmaan raja terakhir Singasari yaitu Kertanegara yang meninggal pada tahun 1292 M.

Candi Singasari berada di lembah antara Pegunungan Tengger dan Gunung Arjuno dan terletak di ketinggian 512 meter di atas permukaan laut. Candi ini didominasi oleh batuan andesit menghadap ke barat dan berdiri di alas bujur sangkar berukuran 14 x 14 meter dan tinggi mencapai 14,1 meter.

Candi Singasari ditemukan pertama kali oleh Nicolaus Engelhard pada tahun 1803, ia adalah seorang Gubernur Pantai Timur Laut Jawa. Ketika ia berkunjung ke Malang, Gubernur Hindia Belanda itu menemukan reruntuhan bangunan yang kemudian dipugar dan kini dikenal dengan Candi Singasari.

Baca juga: Mengenal Candi Singosari, Sejarah dan Fakta Menariknya

2. Prasasti Mula Malurung

Prasasti Mula Malurung termasuk peninggalan Kerajaan Singasari yang menjadi bukti penting tentang kerajaan bercorak Hindu-Budha ini. Prasasti Mula Malurung sejatinya adalah sebuah piagam pengesahan penganugerahan desa Mula dan desa Malurung. Prasasti ini berupa lempengan-lempengan tembaga yang dibuat pada masa Kertanegara tahun 1255 M.

Terdapat 10 lempengan Prasasti Mula Malurung yang ditemukan pada waktu yang berbeda. Sebanyak 10 lempeng prasasti tersebut ditemukan pada tahun 1975 di dekat Kota Kediri, Jawa Timur.

Sedangkan selanjutnya prasasti ini kembali ditemukan sebanyak tiga lempeng pada Mei 2001 di lapak penjual barang bekas. Penjual barang loak itu menjual ketiga lempeng Prasasti Mula Malurung di tempat tidak jauh dari lokasi ditemukan prasasti tersebut. Sampai saat ini, prasasti Mula Malurung masih disimpan di Museum Nasional Indonesia, Jakarta.

Baca juga: Prasasti Ini Mencatat Sejarah Banjir Jakarta

3. Candi Kidal

peninggalan kerajaan singasari yang masih tersisa
info gambar

Candi Kidal adalah peninggalan Kerajaan Singasari yang sampai sekarang masih terawat dengan baik. Candi ini menurut sejarah dibangun sebagai bentuk penghormatan atas jasa besar Anusapati, yaitu raja kedua dari Kerajaan Singasari. Anusapati meninggal karena dibunuh oleh Tohjaya karena masalah perebutan kekuasaan di antara keduanya.

Candi ini terletak di lembah pada lereng barat Pegunungan Tengger dan termasuk dalam wilayah Desa Kidal, Kecamatan Tumpang Jawa Timur. Candi Kidal dibangun pada tahun 1248 M dan baru selesai dipugar kembali pada tahun 1990-an. Di sekitar candi, terdapat pohon-pohon besar yang rindang, dan juga memiliki taman dan lingkungan yang sangat asri.

Candi Kidal memiliki corak agama Hindu. Candi ini terbuat dari batuan andesit dan memiliki 3 bagian yaitu kaki, tubuh, dan atap. Kaki Candi Kidal tampak tinggi dengan terdapat tangga kecil-kecil yang membawa masuk ke atas. Selain itu, pada pintu masuk candi, terdapat kepala kala yang dipahat tepat di atas pintu. Wajahnya dipahat dengan bentuk yang sangat menyeramkan dengan mata yang melotot dan mulut yang terbuka lebar.

Baca juga: Prasasti Mulawarman; Prasasti Tertua di Indonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Farih Fanani lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Farih Fanani.

MF
RP
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini