Pasar Saham Tidak Alami January Effect Tahun Ini

Pasar Saham Tidak Alami January Effect Tahun Ini
info gambar utama

Fenomena January effect belum menunjukkan tanda kemunculannya di tahun 2023. Hal ini tentunya mengejutkan banyak investor dan trader saham di Indonesia yang selama ini mengandalkan fenomena tersebut dalam melakukan transaksi di pasar saham. Banyak yang merasa kecewa dan merugi karena tidak dapat memanfaatkan kenaikan harga saham seperti yang diharapkan.

January effect merujuk pada kondisi di mana harga saham di pasar modal cenderung mengalami kenaikan pada bulan Januari. Oleh karena itu, anomali ini sering digunakan oleh para investor dan trader untuk uji peruntungan di pasar saham. Fenomena ini merupakan lanjutan dari Santa Claus rally, yaitu periode di mana harga saham cenderung meningkat pada minggu terakhir bulan Desember dan dua hari perdagangan pertama setelah tahun baru.

Ada banyak penjelasan mengapa fenomena ini terjadi. Menurut Portofolio Indonesia, January effect terjadi tak lain karena pada awal tahun, masyarakat cenderung memiliki lebih banyak penghasilan karena pemberian bonus akhir tahun, sehingga pada akhirnya mereka cenderung membeli saham. Hal ini menyebabkan tekanan beli yang cukup tinggi sehingga harga saham cenderung meningkat. Selain itu, manajer investasi cenderung membeli saham yang dianggap memiliki kinerja baik pada tahun sebelumnya, dengan tujuan untuk memperlihatkan portofolio investasi yang baik pada laporan tahunan pemegang saham, yang dikenal dengan istilah window dressing.

Pemerintah Yakin Kunjungan Wisman Ke Bali Tahun 2023 Tembus 4,5 Juta Orang

January effect pertama kali diidentifikasi oleh seorang akademisi bernama Sidney B. Wachtel pada tahun 1942. Melalui analisisnya terhadap pergerakan harga saham, Wachtel menemukan bahwa saham-saham dengan kapitalisasi kecil dan sedang cenderung menunjukkan hasil yang positif sebelum pertengahan bulan Januari, dan bahkan dapat mengalahkan saham-saham dengan kapitalisasi besar. Setelah mengecek rekam jejaknya, ia menemukan bahwa pola ini sudah terjadi sejak tahun 1925. Hal ini kemudian menjadi dasar dari istilah "January effect".

Namun demikian, perlu diingat bahwa Efek Januari hanyalah sebuah teori, ada kalanya fenomena ini tidak terjadi. Contohnya yaitu pada Januari 2023 ini.

Alasan Tidak Ada January Effect di Tahun 2023

Sampai saat ini, tidak tampak adanya tanda-tanda kenaikan harga saham yang diharapkan oleh para trader dan investor sebagai efek Januari. Pada awal bulan Januari 2023, Indeks Harga Gabungan (IHSG) malah tercatat mengalami penurunan. Bahkan pada tanggal 4 Januari, IHSG mengalami penurunan sebesar -1,1%.

Kondisi ini mungkin disebabkan oleh sentimen negatif pelaku pasar terhadap kebijakan moneter The Fed yang saat ini cenderung menaikkan suku bunga acuan. Beberapa pelaku pasar khawatir bahwa kebijakan ini akan mendorong dunia ke dalam resesi. Selain itu, kondisi ekonomi dunia yang tidak stabil juga membuat pelaku pasar cenderung mengamati situasi sebelum melakukan tindakan.

Perlu diingat bahwa ini bukan kali pertama efek Januari tidak terjadi, pada tahun 2020 dan 2021, IHSG juga tercatat mengalami penurunan sebesar -5,71% di Januari 2020 dan -1,95% di Januari 2021, karena dampak dari pandemi Covid-19. Hal ini menunjukkan bahwa efek Januari hanyalah teori yang tidak selalu terjadi dan perlu diingat bahwa kondisi pasar selalu berubah-ubah.

Antisipasi Dampak El Nino, Kemendag Lakukan Pemantauan Harga

Oleh karena itu, sebaiknya trader dan investor juga memantau kondisi pasar secara umum dan tidak hanya mengikuti tren saja.Sebaiknya investor dan trader juga memperhatikan faktor-faktor lain seperti kondisi ekonomi global dan kebijakan moneter yang berpengaruh pada pergerakan harga saham. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa fenomena ini akan terjadi di tahun-tahun berikutnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MI
GI
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini