Lagu Padang Bulan Karya Sunan Giri dan Nasihat Kehidupan, Tidak Sekadar Lagu Dolanan Saja

Lagu Padang Bulan Karya Sunan Giri dan Nasihat Kehidupan, Tidak Sekadar Lagu Dolanan Saja
info gambar utama

Ngelingake aja padha turu sore…

Di masyarakat Jawa, lagu Padang Bulan ini adalah salah satu lagu yang cukup dikenal. Sebab, nyanyian ini menjadi salah satu lagu dolanan atau lagu permainan yang turut mewarnai masa kanak-kanak.

Sejak kecil atau tepatnya ketika masih di bangku sekolah, lagu ini sudah dikenalkan sebagai salah satu materi dalam muatan lokal sebagai salah satu lagu daerah yang sudah dinyanyikan turun temurun. Sehingga, tentunya lagu ini sudah tak asing lagi di telinga.

Berziarah ke Makam Sunan Kalijaga di Demak

Ciptaan Sunan Giri

Padang Bulan sendiri berasal dari bahasa Jawa. Yang mana kata 'padang' ini berarti terang, sehingga arti lagi ini adalah 'terang bulan'.

Lagu ini diciptakan oleh Sunan Giri (1442-1506. Sebagai salah satu tokoh yang termasuk sebagai Wali Songo, tentunya media dakwah yang diterapkan juga berbeda dan dibuat sekreatif dan seadaptif mungkin dengan menyesuaikan kondisi tempat serta kebudayaan masyarakat di daerah Jawa.

Sehingga, dengan cara penyebaran agama Islam serta dakwah yang demikian, perlahan agama ini bisa diterima oleh masyarakat hingga menjadi agama dengan pemeluk terbesar di Indonesia hingga sekarang.

Dari berbagai produk metode dakwah tersebut, Padang Bulan menjadi salah satu tembang yang masih terus dinyanyikan hingga sekarang. Tidak hanya sebagai lagu untuk permainan anak-anak sana, lagu Padang Bulan juga sarat akan makna kehidupan dalam konteks sehari-hari maupun kehidupan beragama.

Makna di Balik Tembang Lir-Ilir, Filosofi dan Ajaran Keimanan dari Sunan Kalijaga

Makna dan lirik lagu Padang Bulan

Yo pra kanca dolanan ing njaba.

Padhang bulan padhange kaya rina.

Rembulane e sing awe-awe.

Ngelingake aja padha turu sore.

Baris pertama pada lagu tersebut memiliki arti "ayo teman-teman, kita bermain di luar". Ini merupakan ajakan agar bisa bersosialisasi dan bersama-sama dengan teman sebaya sebagai kebersamaan.

Kemudian penggalan lirik baris kedua dan ketiga memiliki arti 'cahaya bulan yang terang benderang’ dan '‘rembulan yang seakan-akan melambaikan tangan’. Hal ini menggambarkan salah satu keindahan ciptaan Tuhan akan sinar bulan yang menyinari gelapnya malam. Sehingga, kita baiknya mensyukuri keindahan tersebut.

Sementara untuk baris terakhir artinya "mengingatkan untuk tidak tidur sore". Waktu sore adalah saat yang kurang dianjurkan untuk tidur.

Bahkan, ada hadis yang tidak membolehkan untuk tidak tidur saat sore karena bisa memengaruhi akal. Meskipun hadis tersebut dhaif atau lemah, sebagaimana dikutip dari situs NU Online, perbuatan ini masih relevan dalam konteks fadla’il al-a’mal (perbuatan keutamaan).

Waktu sore hari juga sebaiknya digunakan untuk melakukan kegiatan produktif agar hari menjadi semakin baik.

Dikutip dari jurnal berjudul Pendidikan Karakter Melalui Tembang Dolanan Anak-anak Versi Bahasa Jawa karya Elis Noviati dari ISI Surakarta Lagu ini memiliki pesan agar anak-anak bisa mengisi dan menghargai waktu dengan baik. Dengan tidak tidur sebelum malam, maka anak-anak bisa mengaji atau belajar.

Memang penggalan lirik bisa ditafsirkan secara subjektif tergantung dari masing-masing individu. Kalau kita lihat liriknya pun tidak terlalu panjang. Tetapi lagu ini punya makna baik yang membuatnya punya tempat tersendiri di masyarakat sehingga tetap dinyanyikan hingga sekarang.

Bahkan, Habib Syech bin Abdul Qadir dari Pekalongan menjadikannya sebagai lirik sholawat.

Sunan Giri, Sosok 'Paus Islam' yang Mengesahkan Sultan di Tanah Jawa

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini